varian yang sama. Masalah heteroskedastisitas umumnya terjadi pada data cross Sectional. Konsekuensi dari
adanya heteroskedastisitas adalah kemungkinan untuk mengambil kesimpulan yang salah dalam uji F dan uji t
karena pengujian tingkat signifikansi yang kurang kuat Gujarati dalam Rismayanti, 2009. Output uji
heteroskedastisitas ditunjukkan oleh Gambar 21.
Fit t ed Value R
e s
id u
a l
22,0 21,5
21,0 20,5
20,0 19,5
0,50 0,25
0,00 -0,25
-0,50 -0,75
Residuals Versus the Fitted Values
response is Laba
Gambar 21. Output uji heteroskedastisitas Bank X KCP, data diolah
Plot residual dalam gambar di atas menunjukkan bahwa titik yang ada tidak membentuk
pola tertentu, melainkan menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y. Dengan demikian, dapat
disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas.
c. Uji Autokorelasi
Autokorelasi merupakan gejala adanya korelasi antar anggota serangkaian observasi yang diurutkan
melalui deret waktu time series. Model regresi yang baik tidak memperkenalkan terjadinya autokorelasi.
Akibat dari adanya autokorelasi adalah varian residual yang diperolah akan lebih daripada yang semestinya
sehingga mengakibatkan koefisien determinasi menjadi lebih tinggi. Selain itu, autokorelasi menyebabkan
pengujian hipotesis dalam uji F dan uji t menjadi tidak valid dan jika diterapkan akan memberikan kesimpulan
yang menyesatkan pada tingkat signifikansi dan koefisien regresi yang ditaksir.
Autokorelasi diidentifikasi dengan melakukan uji runtutan run test. Hipotesis yang digunakan adalah:
Ho : Tidak terdapat autokorelasi ordo 1 pada sisaan H1 : Terdapat autokorelasi ordo 1 pada sisaan
Hasil runt test terhadap residual model ditunjukkan pada Gambar 22 sebagai berikut:
Gambar 22. Hasil uji run test Bank X KCP, data diolah
4.7.5 Dampak Perubahan Secara Keseluruhan
Uji F dilakukan untuk melihat pengaruh keseluruhan variabel independen terhadap variabel dependen. Dengan taraf
nyata α=5persen, derajat bebas pembilang = k = 1, derajat bebas
penyebut = n- k+1 = 9-2 = 7. Dengan demikian F tabel sebesar F 0,05 1,7 = 5,59.
Hasil perhitungan
menggunakan minitab menunjukkan nilai F hitung adalah sebesar 27,19 Gambar 18. Hasil uji menunjukkan
bahwa F hitung F tabel, yaitu 27,19 5,59. Dengan demikian, maka H
o
ditolak dan H
1
diterima. Sehingga DPK X
1
, Pembiayaan X
2
, dan FDR X
3
secara keseluruhan berpengaruh secara signifikan terhadap laba pada taraf nyata 5persen.
Runs Test: RESI2 Runs test for RESI2
Runs above and below K = -9,86884E-15 The observed number of runs = 6
The expected number of runs = 5,44444 5 observations above K; 4 below
N is small, so the following approximation may be invalid.
P-value = 0,688