Analisis Pengaruh Dana Pihak Ketiga, Pembiayaan, dan Financing To Deposit Ratio Terhadap Laba pada Bank X KCP

(1)

TERHADAP LABA PADA BANK X KCP

Oleh

DWI RAHAYU

H24060769

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR


(2)

RINGKASAN

DWI RAHAYU. H24060769. Pengaruh Dana Pihak Ketiga, Pembiayaan, dan Financing To Deposit Ratio Terhadap Laba Perusahaan Pada Bank X KCP. Di bawah bimbingan WITA JUWITA ERMAWATI.

Bank merupakan penggerak utama sektor perekonomian di Indonesia, oleh karena itu fungsi intermediasi bank selalu menjadi sorotan dalam menentukan kinerja sebuah bank. UU No 10 tahun 1998 merupakan cikal bakal melesatnya perkembangan perbankan syariah di Indonesia.

Bank X adalah anak perusahaan dari Bank Konvensional. Pada tahun 2009 Bank X menguasai pangsa pasar terbesar di industri perbankan syariah. Dengan semakin meningkatnya perkembangan bank syariah, tentu Bank X dituntut untuk mampu mempertahankan keunggulan yang dimilikinya. Bank X KCP merupakan salah satu Kantor Cabang Pembantu Bank X yang berlokasi di Bogor. Sebagai KCP, Bank X KCP juga memiliki peran dalam mempertahankan keunggulan yang dimiliki Bank X, diantaranya yaitu menjalankan fungsi intermediasinya dengan baik, yaitu menghimpun dana dan menyalurkan dana tersebut melalui pembiayaan. Pembiayaan dapat disalurkan dengan baik apabila proses penghimpunan dana bisa berjalan lancar. Karena hal tersebut secara langsung akan mempengaruhi laba bank, dan salah satu indikator untuk mengetahui baik tidaknya fungsi intermediasi bank dapat dilihat dari nilai FDR suatu bank. Tujuan dari penelitian ini adalah (1) Menganalisis perkembangan DPK, pembiayaan, FDR, dan laba Bank X KCP, (2) Menganalisis komposisi pembiayaan pada Bank X KCP, dan (3) Menganalisis pengaruh DPK, pembiayaan dan FDR terhadap laba Bank X KCP.

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder. Data tersebut diperoleh dari wawancara dengan manajemen bank dan laporan keuangan Bank X KCP selama tahun 2007 sampai dengan tahun 2009, data yang dipublish oleh BI, skripsi, dan buku-buku yang terkait dengan penelitian. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linier berganda, analisis komponen utama (PCA), uji F dan uji t.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) DPK, pembiayaan, dan laba mengalami peningkatan setiap tahunnya, sedangkan FDR mengalami penurunan. Nilai FDR pada tahun 2007 yaitu 223,67 persen dan di tahun 2009 menjadi 111,37 persen. FDR yang di atas 100 persen mengindikasikan bahwa berdasarkan peraturan Bank Indonesia, kondisi likuiditas Bank X KCP masuk ke dalam kategori tidak sehat. (2) Selama tahun 2007 sampai dengan 2009, mayoritas pembiayaan yang disalurkan merupakan pembiayaan bagi hasil dengan kontribusi sebesar 89,0,7 persen, sedangkan jual beli hanya 9,32 persen, dan sisanya adalah pembiayaan sewa yaitu 1,61 persen. (3) Hasil uji F dan uji t menunjukkan bahwa secara keseluruhan maupun parsial DPK, pembiayaan, dan FDR berpengaruh secara signifikan terhadap laba dengan p-value sebesar 0,001 dengan tingkat signifikansi 5 persen. Dan pada hasil regresi, variabel pembiayaan memberikan pengaruh secara nyata paling besar yaitu sebesar 1,25287 dengan pengaruh positif terhadap laba. Pengaruh secara nyata dan positif juga ditunjukkan oleh variabel DPK dengan koefisien 0,535. Sedangkan variabel FDR memberikan pengaruh negatif terhadap laba dengan nilai koefisien sebesar 0,780.


(3)

Financing To Deposit Ratio Of Income In The Bank X KCP. Under the guidance WITA JUWITA ERMAWATI.

The Bank is a major driver of economic sectors in Indonesia, therefore the bank intemediasi function is always a highlight in determining the performance of a bank. Law No. 10 year 1998 is the forerunner to the development boom of Islamic banking in Indonesia.

Bank X is a subsidiary of Conventional Banks. In 2009 the Bank X in the largest market share of Islamic banking industry. With the increasing development of Islamic bank, Bank of X demanded to be able to maintain its superiority. Bank X KCP is one of the Bank X branch offices located in Bogor. As KCP, Bank X KCP also has a role in maintaining the excellence of the Bank of X, such that intermediary functioning well, that is to collect funds and channel these funds through financing. Financing can be channeled properly if the funding process can run smoothly. Because it directly affects the income of the bank, and one of the indicators to determine whether or not the intermediary function of banks can be seen from the FDR value of a bank. The purpose of this study were (1) analyze the development of DPK, financing, FDR, and profits of Bank X KCP, (2) analyze the composition of financing in the Bank X KCP, and (3) analyze the effect of DPK, financing and FDR on profits of Bank X KCP.

Data used in this study are primary and secondary. Data obtained from interviews with bank management and financial statements of Bank X KCP during the year 2007 until the year 2009, data published by the BI, theses, and books related to the research. The analytical method used in this study is multiple regression analysis, principal components analysis, F test and t test.

The results showed that: (1) DPK, financing, and profits have increased every year, while FDR decreased. FDR values in the year 2007 is 223.67 persen and in the years 2009 to 111.37 persen. FDR above 100 persen indicates that based on the regulations of Bank Indonesia, Bank X KCP liquidity conditions into the unhealthy category. (2) During the years 2007 to 2009, the majority of funding is channeled to the profit sharing contribution equal 89,0,7 persen, while the sale and purchase of only 9.32 persen, and the rest is financing leases is 1.61 persen. (3) The F test and t test showed that the overall and partial DPK, financing, and FDR significantly affect earnings with p-value of 0.001 with a significance level of 5 persen. And on the regression results, providing financing variables most significantly influence the amount of 1.25287 with a positive effect on profits. Real and positive influence was also demonstrated by the variable coefficient 0.535 DPK. While FDR variables negatively impact earnings with the coefficient of 0.780.


(4)

ANALISIS PENGARUH DANA PIHAK KETIGA,

PEMBIAYAAN, DAN FINANCING TO DEPOSIT RATIO

TERHADAP LABA PADA BANK X KCP

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

SARJANA EKONOMI

pada Departemen Manajemen

Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

Oleh

DWI RAHAYU

H24060769

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR


(5)

Nama : Dwi Rahayu

NIM : H24060769

Menyetujui:

Dosen Pembimbing,

(Wita Juwita Ermawati, STP, MM) NIP: 19750907 2005012 001

Mengetahui: Ketua Departemen,

(Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc) NIP: 19610123 1986011 002

Tanggal Lulus:


(6)

iii   

Orang-orang yang memakan riba tidak dapat berdiri

melainkan seperti berdirinya orang yang kerasukan setan karena gila, yang demikian itu karena mereka berkata bahwa jual beli sama dengan riba. Padahal ALLAH telah mengharamkan jual beli dan mengharamkan riba. Barang siapa mendapat peringatan dari ILLAHnya, lalu dia berhenti, maka apa yang telah diperolehnya dahulu menjadi miliknya, dan urusannya (terserah)

kepada ALLAH.

Barang siapa mengulangi maka mereka itu penghuni neraka, mereka kekal didalamnya. (Q.S. Al-Baqarah; 275).

Dalam Hidup Tak Ada Kenikmatan Yang Lebih Tinggi Dari

Keberhasilan Mengalahkan Kesulitan,

Melangkah Dari Satu Keberhasilan Ke Keberhasilan Lain,

Menetapkan Harapan Baru

Dan Melihatnya Terwujud.

 


(7)

iv   

Penulis adalah seorang anak perempuan yang dilahirkan di Solo pada tanggal 20 November 1988 oleh seorang Ibu yang sangat penulis sayangi. Penulis juga adalah seorang anak perempuan dari seorang Ayah yang sangat Penulis banggakan. Penulis juga seorang adik perempuan dari seorang Kakak yang sangat penulis hormati.

Penulis pernah menimba ilmu di SLTPN 1 Ciampea, lalu penulis meneruskan pendidikan ke SMAN 5 Bogor selama tiga tahun, setelah itu penulis melanjutkan pendidikan ke Institut Pertanian Bogor melalui jalur USMI. Selama mengikuti perkuliahan di IPB, penulis juga mengikuti beberapa kegiatan kemahasiswaan. Di tingkat pertama penulis menjadi anggota Dewan Perwakilan Mahasiswa’43 TPB. Di tingkat dua, penulis mengikuti kelembagaan Eksekutif Mahasiswa di tingkat Fakultas, pada waktu itu penulis menjadi bagian dari Departemen Politik Kajian Strategis dan Advokasi Mahasiswa, disamping itu penulis juga menjadi panitia dibeberapa acara, seperti menjadi Bendahara di The 6thEconomic Contest, Panitia Acara di PROFIT (Professional In Management Insight), Sekretaris di One Day Technopreneurship Workshop, Sekretaris Politik Ceria, dll. Dan ditingkat tiga penulis juga mengikuti kelembagaan Eksekutif Mahasiswa di tingkat Universitas, yaitu BEM KM IPB kabinet ‘GEMILANG’, Penulis dipercaya untuk menjadi bagian dari Kementrian PSDM dan menjadi manajer Administrasi di program Leadership and Entrepreneurship School IPB.

Alhamdulillah penulis diberi kelancaran untuk menjalankan semua aktivitas yang sudah dilalui, hingga sampai saat ini penulis masih diberi kesempatan untuk menamatkan pendidikan di Departemen Manajemen IPB, dan semoga aktivitas dimasa yang akan datang pun dapat berjalan lancar. Dan Semoga semua aktivitas tersebut bisa memberikan manfaat untuk semua dan bernilai ibadah di hadapan ALLAH Subhanahu wa Ta’ala. Amin.


(8)

v   

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi rabbil’alamin, segala puji penulis panjatkan kekehadirat ALLAH Subhanahu wa Ta’ala yang telah melimpahkan rahmat, hidayah dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Sholawat dan salam semoga tetap tercurah kepada Nabi Muhammad Salallah hu’alaihi wa sallam. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi dan memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.

Skripsi ini mengambil judul “Analisis Pengaruh Dana Pihak Ketiga, Pembiayaan, dan Financing To Deposit Ratio Terhadap Laba pada Bank X KCP” yang bertujuan untuk mengetahui perkembangan Dana Pihak Ketiga, pembiayaan, dan financing to deposit ratio serta menganalisis pengaruh DPK, pembiayaan, dan FDR secara bersama-sama maupun parsial terhadap laba pada Bank X KCP.

Tidak ada kesempurnaan pada manusia. Penulis menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dalam penyusunan skripsi ini. Oleh karena itu, kritik dan saran konstruktif sangat diperlukan untuk kemajuan yang lebih baik. Akhirnya, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi para pembaca dan pihak-pihak yang berkepentingan serta bernilai ibadah dalam pandangan ALLAH

Subhanahu wa Ta’ala. Amin.

Bogor, Agustus 2010


(9)

vi   

Penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, baik membantu secara moril maupun materil dan secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

1. Orang tuaku tercinta (Bapak, Ibu) dan kakakku yang baik (Mas Nano), atas ketulusan doanya, kesabaran, semangat, perhatian, nasehat dan kasih sayang yang terus dialirkan kepada penulis hingga saat ini.

2. Ibu Wita Juwita Ermawati, STP, MM selaku dosen pembimbing skripsi yang telah meluangkan banyak waktu, pikiran, dan kesabarannya dalam membimbing, dan memberikan arahan kepada penulis hingga skripsi ini selesai.

3. Ibu Farida Ratna Dewi, SE, MM dan Ibu Hardiana Widyastuti S.hut, MM selaku dosen penguji yang telah meluangkan waktu untuk menguji dan memberikan saran konstruktif kepada penulis.

4. Dr. Ir. Jono M Munandar, MSc selaku Ketua Departemen Manajemen. 5. Pak Pramono selaku dosen manajemen yang pernah memberikan

pelajaran dan wejangan berharga kepada penulis.

6. Bapak Pimpinan Cabang Pembantu Bank X KCP, beserta seluruh karyawan Bank X KCP yang telah bersedia meluangkan waktu dan telah memperlakukan penulis sangat baik di perusahaan, serta membagi banyak ilmunya kepada penulis.

7. Mbak Puput, Teh Aga, dan Ka Fahmi, yang telah memberikan semangat dan bantuan kepada penulis selama penelitian.

8. Seluruh staf pengajar dan karyawan/wati di Departemen Manajemen FEM IPB atas segala bantuan yang diberikan selama penulis jadi mahasiswa.

9. Teman-teman ku, Yunita, Dian, Heni, Irma, dan Windri yang telah memberikan semangat dan kebersamaan selama kuliah.


(10)

vii   

10. Rekan-rekan penulis satu bimbingan (Alin, Dian, Astrid, Tunjung, Faisal) atas perjuangan kita bersama.

11. Teman-teman Manajemen Angkatan 43, yang telah memberikan arti kebersamaan dan kekeluargaan selama masa perkuliahan

12. Pihak-pihak lain yang tidak dapat penulis sebutkan namanya satu per satu, yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.


(11)

Halaman ABSTRAK

RIWAYAT HIDUP ... iv

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

I. PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar belakang ... 1

1.2. Perumusan masalah ... 3

1.3. Tujuan penelitian ... 4

1.4. Manfaat penelitian ... 4

1.5. Ruang lingkup penelitian ... 5

II. TINJAUAN PUSTAKA ... 6

2.1. Pengertian Bank ... 6

2.1.1 Bank syariah ... 6

2.1.2 Kelembagaan perbankan syariah di Indonesia ... 7

2.1.3 Perbedaan bank syariah dan bank konvensional ... 8

2.2. Sumber Dana Bank ... 11

2.2.1 Modal ... 11

2.2.2 Rekening giro ... 12

2.2.3 Rekening tabungan ... 12

2.2.4 Rekening investasi umum ... 12

2.2.5 Rekening investasi khusus ... 12

2.2.6 Obligasi syariah ... 12

2.3. Pembiayaan Bank Syariah ... 13

2.3.1 Pengertian pembiayaan ... 13

2.3.2 Jenis-jenis pembiayaan ... 13

a Pembiayaan bagi hasil ... 16

b. Pembiayaan jual beli... 18

c. Pembiayaan sewa ... 19

2.4. Laporan Keuangan ... 20

2.4.1 Laporan laba rugi ... 21

2.4.2 Neraca ... 21

2.5. Loan To Deposit Ratio ... 22

2.6. Laba Bank ... 23


(12)

ix

III. METODE PENELITIAN ... 25

3.1. Kerangka pemikiran penelitian ... 25

3.2. Metode penelitian ... 27

3.2.1 Lokasi dan waktu penelitian ... 27

3.2.2 Metode pengumpulan data ... 27

3.2.3 Metode pengolahan dan analisis data ... 27

a Analisis regresi linier berganda ... 28

b Analisis korelasi ... 31

c Analisis komponen utama ... 32

d Analisis uji simultan ... 33

e Analisis uji parsial ... 34

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 36

4.1. Gambaran umum perusahaan ... 36

4.1.1 Profil Bank X ... 36

a Sejarah pendirian ... 36

b Visi dan Misi ... 36

4.1.2. Profil Bank X KCP ... 38

a Sejarah pendirian ... 38

b Struktur organisasi ... 39

4.2. Produk dan Jasa Bank X KCP... 39

4.3. Penghimpunan Dana Bank X KCP ... 41

4.4. Penyaluran dana Bank X KCP ... 43

4.5. Perkembangan Financing to deposit ratio ... 47

4.6. Laba Bank X KCP ... 49

4.7. Pengaruh DPK, pembiayaan, FDR terhadap laba ... 50

4.7.1 Analisis Regresi Berganda ... 50

4.7.2 Analisis korelasi ... 52

4.7.3 Analisis komponen utama ... 53

4.7.4 Uji asumsi klasik regresi ... 58

a Uji normalitas ... 58

b Uji heteroskedastisitas ... 59

c Uji autokorelasi ... 60

4.7.5 Dampak perubahan secara Keseluruhan ... 61

4.7.6 Dampak perubahan secara parsial ... 62

4.7.7 Hasil dampak perubahan secara parsial ... 63

4.8. Implikasi manajerial ... 66

V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 68

1. Kesimpulan ... 68

2. Saran ... 69

DAFTAR PUSTAKA ... 70


(13)

x   

                             

No. Halaman

1 Perkembangan jaringan kantor bank syariah nasional ... 1

2 Perbedaan bank syariah dan bank konvensional ...…. 9

3 Perbedaan bank syariah dan bank konvensional ...…. 10

4 Perbedaan antara bunga dan bagi hasil ... 11

5 Perbedaan karakteristik berbagai bentuk pembiayaan ... 15

6 Pedoman untuk memberikan interpretasi koefisien korelasi ... 32

7 Persentase tingkat pertumbuhan penyaluran pembiayaan ...… 46

8 Nilai VIF dalam model regresi ………... 52

9 Nilai korelasi antar variabel DPK, pembiayaan, FDR ... 52

10 Pembakuan peubah-peubah X ... 54

11 Skor komponen utama ... 56

12 Analisis signifikansi koefisien korelasi parsial ... 63


(14)

xi   

DAFTAR GAMBAR  

No.

Halaman

1 Skema pembiayaan al-musyarakah ... 16

2 Skema pembiayaan mudharabah ... 17

3 Skema pembiayaan al-murabahah ... 18

4 Skema pembiayaan as-salam ... 19

5 Skema pembiayaan IMB ... 20

6 Kerangka pemikiran ... 26

7 Struktur organisasi Bank X KCP… ... 39

8 Grafik perkembangan DPK………. ... 41

9 komposisi DPK………. ... 43

10 Komposisi pembiayaan Bank X KCP periode 2007-2009 ...…... 45

11 Grafik perkembangan pembiayaan ... 47

12 Grafik perkembangan FDR………. ...….. 47

13 Diagram perkembangan margin dan bagi hasil... 48

14 Diagram perbandingan DPK dan pembiayaan ………...…. 49

15 Diagram perkembangan laba Bank X KCP… ... 50

16 Hasil analisis regresi ... 51

17 Akar ciri dan vektor ciri ... 55

18 Plot scree komponen utama ...…. 56

19 Hasil analisis regresi laba tehadap W1 ...… 57

20 Uji normallitas ... 59

21 Output uji heteroskedastisitas ...… 60

22 Hasil run test ...… 61  

                   


(15)

xii   

1 Model regresi variabel DPK, pembiayaan, dan FDR terhadap laba ... 73

2 Uji korelasi……….. ... 75

3 Hasil analisis komponen utama… ... 76

4 Uji-uji validasi……….. ... 81

5 Laporan neraca Bank X KCP...……….….. 83

6 Laporan laba/rugi Bank X KCP ...……. 84  


(16)

I. PENDAHULUAN

1.I. Latar Belakang

Sektor perbankan memiliki peran penting dalam menggerakkan pertumbuhan perekonomian di Indonesia, hal tersebut dikarenakan industri ini menguasai 80 persen aset seluruh sektor keuangan, seperti asuransi, lembaga pembiayaan, dana pensiun, sekuritas dan pegadaian. Oleh karena itu fungsi intermediasi yang dimiliki bank selalu menjadi sorotan dalam menentukan kinerja suatu bank (Infobank, 2008).

Pertumbuhan perbankan syariah di Indonesia dimulai sejak diberlakukannya Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan sebagai pengganti Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 dengan salah satu pokok materinya yaitu “Kemudahan pelaksanaan prinsip syariah dalam kegiatan usaha bank, dengan dimungkinkannya bank umum untuk menjalankan kegiatan usahanya secara konvensional dan sekaligus menjalankan pola pembiayaan dan kegiatan lain berdasarkan prinsip syariah”. Dengan adanya undang-undang ini, perbankan syariah di Indonesia mendapat kesempatan yang lebih luas untuk berkembang dan melakukan kegiatan usahanya. Berdasarkan statistik Perbankan Indonesia, perkembangan Perbankan Syariah dapat dilihat dalam Tabel 1 berikut:

Tabel 1. Perkembangan jaringan kantor bank syariah nasional

Kelompok Bank 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 Jumlah Bank

Bank Umum Syariah (BUS)

2 2 2 2 3 3 3 3 5

Unit Usaha Syariah (UUS)

3 3 6 8 15 19 20 26 27 Jumlah Kantor Bank

BUS + UUS 62 96 127 253 355 504 531 597 820

Office Channeling _ _ _ _ _ _ _ 456 1195

BPRS 78 81 83 84 88 92 105 114 131

Total 140 177 210 337 443 596 1092 1906 2421


(17)

Bank berdasarkan prinsip syariah atau bank Islam, seperti halnya konvensional, juga berfungsi sebagai suatu lembaga intermediasi (intermediary institution), yaitu menyerap dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana-dana tersebut kepada masyarakat yang membutuhkannya dalam bentuk fasilitas pembiayaan. Perbedaannya adalah bahwa bank syariah melakukan kegiatan usahanya tidak berdasarkan bunga tetapi berdasarkan prinsip syariah, yaitu prinsip pembagian keuntungan (profit lost sharing principle). Sumber dana terbesar yang dimiliki oleh bank berasal dari dana simpanan masyarakat atau dana pihak ketiga (DPK) yang berupa simpanan tabungan, giro dan deposito (Kasmir dalam Rohaeni 2009). Sumber dana tersebut akan disalurkan kembali kepada masyarakat dalam bentuk pembiayaan.

Berdasarkan statistik perbankan Indonesia di akhir tahun 2007, 76.48 persen dari aset perbankan syariah digunakan untuk pembiayaan. Hal tersebut menunjukkan bahwa pemberian pembiayaan merupakan kegiatan usaha yang mendominasi pengalokasian dana bank. Pembiayaan dalam Bank Syariah terbagi menjadi tiga jenis yaitu pembiayaan berdasarkan bagi hasil, pembiayaan jual beli dan pembiayaan berdasarkan sewa operasional.

PT. Bank X merupakan bank syariah yang menguasai pangsa pasar paling besar di industri perbankan syariah pada tahun 2009, baik untuk aset (33,84 persen), DPK (38,84 persen), maupun pembiayaan (33,73 persen). Pertumbuhan ketiga komponen tersebut berada di atas pertumbuhan industri perbankan syariah yang sebesar 30 persen. Pada akhir tahun 2009 pertumbuhan laba PT. Bank X mengalami pertumbuhan yang mencapai 48,47persen dari tahun sebelumnya dan fungsi Intermediasi yang dijalankan oleh PT. Bank X pun cukup baik hal tersebut tercermin dari nilai financing to deposit ratio (FDR) yang mencapai 83,07 persen (www.bankx.co.id). Perkembangan perekonomian di Indonesia yang semakin meningkat

mengakibatkan persaingan di industri perbankan terutama perbankan syariah semakin kompetitif, dan ini merupakan tantangan sekaligus peluang bagi PT. Bank X . PT. Bank X , harus mampu mempertahankan keunggulan yang dimilikinya dalam industri perbankan syariah, serta memanfaatkan peluang


(18)

3

yang ada untuk meningkatkan pangsa pasar. Untuk mempertahankan kondisi tersebut PT. Bank X dituntut untuk meningkatkan pengelolaan bank secara maksimal. Pengelolaan kegiatan bank yang baik dapat dilihat dari proses penghimpunan dana dan penyaluran dana yang dilakukan oleh bank bersangkutan. Proses penyaluran dana yang berarti pemberian pembiayaan akan berjalan dengan lancar apabila bank dapat menghimpun DPK dengan baik. Dan secara langsung hal tersebut akan berdampak pada perkembangan laba yang akan diperoleh pihak bank.

Besarnya pembiayaan yang diberikan tergantung dari DPK yang berhasil dihimpun oleh pihak bank. Dari analisis ini dapat diketahui kinerja bank sehingga dapat dijadikan sumber informasi dalam merumuskan strategi perusahaan serta menjadi dasar pengambilan keputusan oleh pihak lain yang berkepentingan terhadap bank tersebut.

Bank X KCP merupakan salah satu Kantor Cabang Pembantu (KCP) PT. Bank X yang terletak di kota Bogor. Tujuan didirikannya Bank X KCP adalah dalam rangka meningkatkan pangsa pasar PT. Bank X . Bank X KCP memiliki peran penting dalam mempertahankan keunggulan yang dimiliki bank, diantaranya yaitu membantu kantor cabang dalam memasarkan produk dan jasa bank kepada masyarakat dan membantu kantor cabang dalam memberikan kontribusi laba secara keseluruhan.

1.2. Perumusan Masalah

Perubahan perekonomian yang sangat fluktuatif di Indonesia seperti tidak stabilnya nilai tukar rupiah dan indeks harga saham gabungan (IHSG) serta inflasi merupakan tantangan bagi lembaga keuangan dan pelaku ekonomi. Oleh karena itu, Bank Umum Syariah yang merupakan suatu lembaga keuangan berbasis syariah harus mengelola kegiatan bank dengan baik, sehingga fungsi intermediasinya dapat berjalan dengan baik pula. Kegiatan bank yang harus dikelola adalah DPK dan penyaluran dana yaitu pemberian pembiayaan. Baik tidaknya pengelolaan aktivitas bank secara tidak langsung akan berpengaruh terhadap laba yang akan diperoleh bank. Kemampuan bank dalam memberikan pembiayaan tergantung dari jumlah


(19)

DPK yang dimiliki bank. Bank harus dapat mengelola DPK dan pemberian pembiayaan dengan baik agar fungsi bank sebagai lembaga intermediasi dapat berjalan dengan baik dan dapat mencapai laba yang telah ditetapkan. Dari uraian tersebut ada beberapa permasalahan yang akan dibahas antara lain :

1. Bagaimana perkembangan dana pihak ketiga, pembiayaan, financing to deposit ratio serta laba Bank X KCP pada tahun 2007-2009 ?

2. Bagaimana komposisi pembiayaan pada Bank X KCP?

3. Bagaimana pengaruh perubahan dana pihak ketiga, pembiayaan serta

financing to deposit ratio terhadap laba Bank X KCP?

1.3. Tujuan Penelitian

Berkaitan dengan permasalahan di atas, tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Menganalisis perkembangan dana pihak ketiga, Pembiayaan, dan

financing to deposit ratio, serta laba Bank X KCP pada tahun 2007-2009.

2. Menganalisis komposisi Pembiayaan pada Bank X KCP.

3. Menganalisis pengaruh perubahan dana pihak ketiga, pembiayaan dan financing to deposit ratio terhadap laba Bank X KCP.

1.4. Manfaat Penelitian

1. Bagi perusahaan, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbang saran positif untuk perusahaan dalam pencapaian laba yang telah ditetapkan.

2. Bagi pembaca untuk menambah wawasan keilmuan serta sebagai salah satu bahan referensi untuk melakukan penelitian lanjutan.


(20)

5

1.5. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini mengenai analisis pengaruh DPK, pembiayaan, dan nilai FDR bank terhadap laba. Penelitian ini hanya difokuskan pada perkembangan DPK yang terdiri dari tabungan, deposito, dan giro. Perkembangan pembiayaan, dan perkembangan nilai FDR yang diperoleh dari total pembiayaan per total DPK serta pengaruh DPK, pembiayaan dan nilai FDR tersebut terhadap laba bersih PT. Bank X KCP. Sedangkan sumber pendanaan lain yang mempengaruhi laba tidak dimasukkan dalam penelitian. Data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah data per empat bulan dari tahun 2007 sampai tahun 2009 pada Bank X KCP.


(21)

2.1. Pengertian Bank

Bank umum didefinisikan oleh undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 sebagai bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan/atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Menurut Kasmir dalam Rohaeni (2009), bank diartikan sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana tersebut ke masyarakat serta memberikan jasa bank lainnya.

2.1.1 Bank Syariah

Menurut Triandaru dan Budisantoso (2006), Bank syariah adalah bank yang dalam aktivitasnya, baik penghimpunan dana maupun dalam rangka penyaluran dananya memberikan dan mengenakan imbalan atas dasar prinsip syariah yaitu jual beli dan bagi hasil. Bank Syariah merupakan lembaga intermediasi dan penyedia jasa keuangan yang bekerja berdasarkan etika dan sistem nilai islam, khususnya yang bebas dari bunga (riba), bebas dari kegiatan spekulatif yang non produktif seperti perjudian (masyir), bebas dari hal-hal yang tidak jelas dan meragukan (gharar), berprinsip keadilan, dan hanya membiayai kegiatan usaha yang halal. Bank syariah secara aktif turut berpartisipasi dalam mencapai sasaran dan tujuan dari ekonomi islam yang berorientasi pada kesejahteraan sosial (Ascarca dan Yumanita, 2005).

Landasan hukum Bank Syariah adalah Undang-Undang No.10 Tahun 1998 tentang Perubahan UU No. 7 tentang Perbankan. Bank Syariah adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah dalam kegiatannya dapat memberikan atau tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.

Berdasarkan UU No. 10 Tahun 1998 Pasal 1 ayat 13, Prinsip syariah adalah aturan perjanjian berdasarkan hukum islam antara bank dan pihak lain untuk penyimpanan dana dan/ atau pembiayaan kegiatan


(22)

7

usaha, atau kegiatan lainnya yang dinyatakan sesuai dengan syariah, antara lain:

- pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil (mudharabah) - pembiayaan berdasarkan prinsip penyertaan (musyarakah)

- prinsip jual beli barang dengan memperoleh keuntungan (murabahah),

- atau pembiayaan barang modal berdasarkan prinsip sewa murni tanpa pilihan (ijarah)

- atau dengan adanya pilihan pemindahan kepemilikan atas barang yang disewa dari pihak bank oleh pihak lain (ijarah wa iqtina). 2.1.2 Kelembagaan Perbankan Syariah di Indonesia

Perbankan syariah memiliki kelembagaan yang agak berbeda dengan perbankan konvensional. Menurut Ascarca dan Yumanita (2005), bank terbagi menjadi bank umum syariah, unit usaha syariah, dan BPR Syariah.

A Bank Umum Syariah (BUS)

BUS adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. BUS adalah badan usaha yang setara dengan bank umum konvensional dengan bentuk hukum Perseroan Terbatas, Perusahaan Daerah atau Koperasi.

B. Unit Usaha Syariah (UUS)

UUS adalah unit kerja di kantor pusat bank umum konvensional yang berfungsi sebagai kantor induk dari kantor cabang syariah dan atau unit syariah. Dalam struktur organisasi, UUS berada satu tingkat di bawah direksi bank umum konvensional yang bersangkutan. Sebagai suatu unit kerja khusus, UUS mempunyai tugas untuk

1.Mengatur dan mengawasi seluruh kegiatan kantor cabang syariah.


(23)

2.Melaksanakan fungsi treasury dalam rangka pengelolaan dan penempatan dana yang bersumber dari kantor cabang syariah.

3.Menyusun laporan keuangan konsolidasi dari seluruh kantor cabang syariah.

4.Melakukan tugas penatausahaan laporan keuangan kantor cabang syariah.

C. Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS)

BPRS adalah bank yang melaksanakan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. BPRS merupakan badan usaha yang setara dengan bank perkreditan rakyat konvensional dengan bentuk hukukm perseroan terbatas, Perusahaan Daerah atau Koperasi.

2.1.3 Perbedaan Bank Syariah dan Bank Konvensional

Menurut Antonio (2001), dalam beberapa hal bank syariah dan konvensional memiliki persamaan, terutama dalam sisi teknis seperti penerimaan uang, mekanisme transfer, teknologi komputer yang digunakan, syarat-syarat umum memperoleh pembiayaan. Persamaan lain yang terdapat pada bank syariah dan konvensional yaitu keduanya merupakan lembaga intermediasi, keduanya merupakan lembaga bisnis (Profit oriented) dan keduanya tunduk pada pada UU Perbankan RI dan Peraturan Bank Indonesia. Akan tetapi terdapat banyak perbedaan mendasar diantara keduanya. Perbedaan itu menyangkut aspek legal, struktur organisasi, usaha yang dibiayai dan lingkungan kerja. Secara umum perbedaan antara bank syariah dan bank konvensional yaitu pada “akad” dalam penghimpunan dan penyaluran dana, serta perhitungan yang menyertai akad tersebut. Perbedaan bank syariah dan bank konvensional dapat dilihat pada Tabel 2 berikut.


(24)

9

Tabel 2. Perbedaan bank syariah dan bank konvensional Perbedaan Bank Syariah Bank Konvensional

Penghimpunan Dana

1.Bertujuan bisnis, menggunakan akad bisnis (Mudharabah ÆPenyertaan Modal) 2.Pendapatan Bank

belum pasti, sehingga hasil kepada Nasabah

tidak dipastikan di awal dalam akad. Yang dipastikan hanyalah nisbah (Proporsi)

pendapatan Nasabah dari pendapatan bank

Î persen atas Pendapatan (bagi hasil)

1. Bertujuan bisnis, tapi akadnya tidak jelas (Menabung,Investasi/ Titip dana)

2. Pendapatan Bank belum pasti, tapi hasil kepada Nasabah sudah dipastikan di awal dalam akad (persen atas pokok), yang disebut

“bunga”ÎPraktek Riba nasi’ah

Penyaluran Dana

1. Karena bertujuan bisnis, maka

menggunakan akad-akad bisnis, seperti Jual Beli, Sewa Menyewa, dan Penyertaan 2. Akad disesuaikan

dengan kebutuhan nasabah dan pola kerjasama bank-nasabah

1. Bertujuan bisnis, tapi akadnya sosial.

“Pinjaman”ÎPraktek Riba Jahiliyah

2. Tujuan penggunaan dana oleh nasabah bervariasi (produktif, konsumtif), namun akadnya hanya satu macam,yaitu pinjaman

Struktur Organisasi Pengawas

Ada lembaga yang mengawasi halal-haramnya produk yang diluncurkan, yaitu:

- Dewan Pengawas Syariah (intern bank)

- Dewan Syariah Nasional (negara-MUI)

Halal-haram (boleh-tidaknya secara syar’i) suatu produk menjadi pertimbangan utama

Tidak ada lembaga yang mengawasi halal-haram

suatu produk yang diluncurkan


(25)

Berdasarkan Ascarca dan Yumanita (2005) Perbedaan bank syariah dan bank konvensional dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3. Perbedaan bank syariah dan bank konvensional Bank Konvensional Bank Syariah Fungsi dan Kegiatan Bank Mekanisme dan Objek Usaha Intermediasi, Jasa Keuangan Intermediasi, Manager Investasi, Investor, Sosial, Jasa Keuangan Prinsip Dasar

Operasi

Tidak antiriba dan

antimaysir Antiriba dan antimaysir

Prioritas Pelayanan

- Uang sebagai komoditi - Bunga

-Uang sebagai alat tukar dan bukan komoditi -Bagi hasil, jual beli,

sewa

Orientasi Keuntungan Tujuan sosial-ekonomi Islam, keuntungan Bentuk

Kepastian

pengembalian pokok dan bunga

Lebih hati-hati karena partisipasi dalam risiko Hubungan

Nasabah

Terbatas debitor-kreditor

Erat sebagai mitra usaha

Sumber Likuiditas Jangka Pendek

Pasar Uang, bank

sentral Terbatas

Pinjaman yang diberikan

-Risiko bank tidak terkait langsung dengan debitur, risiko debitur tidak terkait langsung dengan bank -Kemungkinan terjadi

negative spread

-Dihadapi bersama antara bank dan

nasabah dengan prinsip keadilan dan kejujuran -Tidak mungkin terjadi

negative spread Struktur Organisasi Pengawas Dewan komisaris Dewan komisaris, dewan pengawas syariah, Dewan Syariah Nasional

Investasi Halal atau haram Halal Sumber: Diolah dari berbagai sumber.

Islam mengharamkan bunga dan menghalalkan bagi hasil. Keduanya memberikan keuntungan, tetapi memiliki perbedaan


(26)

11

mendasar sebagai akibat adanya perbedaan antara investasi dan pembungaan uang (lihat Tabel 4). Menurut Antonio (2001) perbedaan antara bunga dengan bagi hasil adalah sebagai berikut:

Tabel 4. Perbedaan antara bunga dan bagi hasil

Bagi Hasil Bunga

Penentuan rasio/nisbah bagi hasil ditentukan pada waktu akad dengan asumsi untung-rugi

Penentuan bunga dibuat pada waktu akad dengan asumsi selalu untung Besarnya rasio bagi hasil berdasarkan

pada jumlah keuntungan yang diperoleh

Besaran bunga berdasarkan prosentase dari jumlah uang yang dipinjamkan Besaran bagi hasil berdasarkan jumlah

Keuntungan proyek yang dijalankan. Jika Usaha merugi maka akan ditanggung bersama

Besaran bunga bersifat tetap seperti yang dijanjikan tanpa pertimbangan apakah proyek yang dijalankan oleh nasabah untung atau rugi

Jumlah pembagian bagi hasil meningkat sesuai dengan tingkat keuntungan yang diperoleh

Jumlah pembayaran bunga tidak

Meningkat/tetap sekalipun jumlah keuntungan berlipat atau keadaan ekonomi sedang booming

Tidak ada yang meragukan keabsahan bagi hasil

Eksistensi bunga diragukan (jika tidak dikecam) oleh seluruh agama termasuk Islam

2.2. Sumber Dana Bank

Kegiatan usaha yang utama dari suatu bank adalah penghimpunan dan penyaluran dana. Menurut Ascarca dan Yumanita (2005), sumber dana bank syariah selain dari kegiatan penghimpunan dana, tentunya juga dari modal disetor sehingga secara keseluruhan sumber dana bank syariah dapat dibagi menjadi modal, Rekening Giro, Rekening tabungan, Rekening Investasi Umum, Rekening Investasi Khusus, dan Obligasi Syariah. Berikut penjelasan dari masing-masing sumber dana.

2.2.1 Modal

Modal merupakan dana yang diserahkan oleh para pemilik (Owner) sebagai bagian keikutsertaannya dalam usaha bank syariah. Sebagai buktinya, pemilik akan menerima sejumlah saham sesuai


(27)

dengan porsi keikutsertaannya. Setiap tahun pemegang saham akan mendapatkan bagian bagi hasil usaha dalam bentuk dividen.

2.2.2 Rekening Giro

Bank syariah menerima simpanan dari nasabah dalam bentuk rekening giro untuk keamanan dan kemudahan pemakaiannya dengan prinsip al-wadi’ah yad-dhamanah (singkatnya wadi’ah) atau titipan. Wadiah merupakan perjanjian perwalian untuk tujuan melindungi harta seseorang. Bank dapat menggunakan dana nasabah selama tidak ditarik sementara bank memberikan garansi bahwa nasabah dapat menarik dananya sewaktu-waktu dengan fasilitas yang disediakan bank, seperti cek dan/atau ATM.

2.2.3 Rekening Tabungan

Bank syariah menerima simpanan nasabah dalam bentuk rekening tabungan untuk kemudahan dan keamanan pemakaian, tetapi nasabah tidak dapat menarik dananya melalui cek.

2.2.4 Rekening Investasi Umum/Investasi Tidak Terikat

Bank syariah menerima simpanan deposito berjangka ke dalam rekening investasi umum dengan prinsip Mudharabah al-muthlaqah.

Dalam Mudharabah al-muthlaqah bank sebagai mudharib

mempunyai kebebasan mutlak dalam pengelolaan investasinya. 2.2.5 Rekening Investasi Khusus/Investasi Terikat

Nasabah langsung menginvestasikan dananya langsung dalam proyek yang disukainya yang dilaksanakan oleh bank dengan prinsip

mudharabah al- muqoyyadah. 2.2.6 Obligasi Syariah

Penerbitan obligasi syariah dimaksudkan untuk mendapatkan alternatif sumber dana jangka panjang (lima tahun atau lebih) sehingga dapat digunakan untuk pembiayaan-pembiayaan berjangka panjang.


(28)

13

2.3. Pembiayaan Bank Syariah 2.3.1 Pengertian Pembiayaan

Menurut Antonio (2001), pembiayaan merupakan salah satu tugas pokok bank, yaitu pemberian fasilitas penyediaan dana untuk memenuhi kebutuhan pihak-pihak yang merupakan defisit unit. Pembiayaan menurut Ascarca dan Yumanita (2005) adalah usaha bank syariah yang digolongkan ke dalam transaksi untuk mencari keuntungan (tijarah).

2.3.2 Jenis – Jenis Pembiayaan

Menurut Antonio (2001), berdasarkan sifat penggunaanya pembiyaan dibagi menjadi dua hal berikut:

1. Pembiayaan produktif, yaitu pembiayaan yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan produksi dalam arti luas, yaitu untuk peningkatan usaha baik usaha produksi, perdagangan maupun investasi.

2. Pembiayan konsumtif, yaitu pembiayaan yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi, yang akan habis digunakan untuk memenuhi kebutuhan.

Menurut keperluannya, pembiayaan produktif dapat dibagi menjadi dua hal berikut:

1). Pembiayaan modal kerja 2). Pembiyaan investasi

Berdasarkan Khan dalam Ascarca dan Yumanita (2005) pembiayaan yang diberikan oleh bank syariah mempunyai lima bentuk utama yaitu Mudharabah dan musyarakah (dengan pola bagi hasil),

murabahah dan salam (dengan pola jual beli), dan ijarah (dengan pola sewa operasional maupun finansial). Selain kelima bentuk pembiayaan ini, terdapat berbagai bentuk pembiayaan yang merupakan turunan langsung atau tidak langsung dari ke lima bentuk pembiayaan di atas. - Al-Mudharabah adalah akad kerjasama usaha antara dua pihak

dimana pihak pertama (shahibul maal) menyediakan seluruh (100persen) modal, sedangkan pihak lainnya menjadi pengelola.


(29)

- Al-Musyarakah adalah akad kerja sama antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu dimana masing-masing pihak memberikan kontribusi dana dengan kesepakatan bahwa keuntungan dan risiko akan ditanggung bersama sesuai dengan kesepakatan.

- Ba’i al-murabahah adalah jual beli barang pada harga asal dengan tambahan keuntungan yang disepakati.

- Salam merupakan bentuk jual beli dengan pembayaran di muka dan penyerahan barang dikemudian hari dengan harga, spesifikasi, jumlah, kualitas, dan tanggal dan tempat penyerahan yang jelas, serta disepakti sebelumnya dalam perjanjian.

- Al- Ijarah adalah akad pemindahan hak guna atas barang atau jasa melalui pembayaran upah sewa, tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikan (ownership/milkiyah) atas barang itu sendiri. Perbedaan karakteristik pembiayaan dapat dilihat pada Tabel 5.


(30)

Tabel 5. Perbedaan Karakteristik Berbagai Bentuk Pembiayaan

15

Bentuk Karakteristik

Mudharabah Musyarakah Murabahah Salam/Istishna Ijarah Qardh

Sifat Pembiayaan Investasi Investasi Kombinasi perdagangan

dan utang

Kombinasi utang dan perdagangan

Sewa Utang

Peran Pemilik Dana Tidak ada Kontrol penuh Kontrol penuh dalam

penggunaan dana

Kontrol penuh dalam penggunaan dana

Kontrol penuh dalam penggunaan dana

Tidak ada

Risiko Pemilik Dana -Sebesar modal

dan opportunity cost-nya -Selama periode

kontrak

- Sebesar modal dan opportunity cost-nya - Selama periode

kontrak

-Sebesar modal -Hanya untuk periode

pendek, sampai barang dibeli pengguna dana -Tidak pasti untuk

periode

- Sebesar modal dan

opportunity cost -nya

- Sampai produk terjual, meskipun kontrak berakhir

- Sebesar modal dan opportunity cost-nya - Sampai umur

pakai asset atau sampai asset terjual

- Sebesar modal dan opportunity cost-nya - Selama periode

kontrak

Ketidakpastian Rate of Return

Ketidakpastian penuh

Ketidakpastian penuh

Pendek sampai barang dibeli pengguna dana tetap, ditentukan

Ketidakpastian penuh Tidak tentu, diketahui

Ketidakpastian penuh

Tidak ada return

Tetap, ditentukan

Biaya Modal Tidak tentu,

diketahui kemudian Tidak tentu, diketahui kemudian Sebelumnya hubungan kuat

Tidak ada hubungan Tetap ditentukan sebelumnya

Sebelumnya tidak ada

Hubungan antara Biaya Modal dengan Rate of Return

Hubungan sempurna BM=RoR Hubungan sempurna BM=RoR Tidak sempurna Pembiayaan sekunder

Pebiayaan sekunder Hubungan lemah Pembiayaan pelengkap Kedudukan dalam Pembiayaan Bank Syariah Pembiayaan utama

Pembiayaan utama Pembiayaan

sekunder

Pembeda bank syariah dan bank konvensional Sumber: Khan dalam Ascarca dan Yumanita, 2005.


(31)

a. Pembiayaan Bagi Hasil

Secara umum, prisnip bagi hasil dalam perbankan syariah dapat dilakukan dengan empat akad yaitu al musyarakah, sl-mudharabah, muzara’ah dan al-musaqah. Namun prinsip yang paling banyak digunakan adalah al-musyarakah dan al-mudharabah (Antonio, 2001). 1. Al-musyarakah adalah akad kerja sama antara dua pihak

atau lebih untuk suatu usaha tertentu dimana masing-masing pihak memberikan kontribusi dana (atau amal/ekspertise) dengan kesepakatan bahwa keuntungan dan risiko akan ditanggung bersama sesuai dengan kesepakatan.

Penggunaan : Pembiayaan Proyek

Skema pembiayaan mudharabah ditunjukkan oleh Gambar 1.

Gambar 1. Skema pembiayaan al-musyarakah

Nasabah Parsial:

Asset Value Bank Syariah Parsial Pembiayaan

PROYEK USAHA

KEUNTUNGAN

Bagi hasil keuntungan sesuai prosporsi kontribusi modal


(32)

17

2. Al-mudharabah adalah akad kerjasama usaha antara dua pihak, di mana pihak pertama menyediakan modal 100persen (shahibul maal) sedangkan pihak lainnya menjadi pengelola dengan keuntungan dibagi menurut kesepakatan di muka. Apabila terjadi kerugian, maka akan ditanggung oleh pemilik modal sepanjang kerugian tersebut tidak disebabkan oleh kesalahan atau kelalaian pengelola. Untuk itu harus dilakukan investigasi terhadap sebab-sebab kerugian. Jika kerugian diakibatkan karena kecurangan atau kelalaian pengelola, maka pengelola harus bertanggung jawab atas kerugian tersebut.

Penggunaan : Pembiayaan/modal kerja untuk usaha usaha: pesanan (order), waralaba, pola kemitraan, industri / manufaktur, dan ekspor-impor. Skema pembiayaan mudharabah ditunjukkan oleh Gambar 2.

Gambar 2. Skema pembiayaan mudharabah

Nisbah X Nisbah Y

Perjanjian Bagi Hasil

Bank Y Syariah

Nasabah

Modal Keahlian

Proyek / Usaha

MODAL Pendapatan


(33)

b. Pembiayaan Jual Beli

Pembiayaan jenis ini terbagi menjadi dua yaitu al murabahah dan as-salam, berikut penjelasan masing-masing pembiayaan jual beli.

1. Al-murabahah merupakan akad penyediaan barang berdasarkan sistem jual beli, di mana bank bertindak sebagai penjual yang akan menyediakan barang kebutuhan nasabah. Harga jual barang kepada nasabah adalah sebesar harga perolehan ditambah dengan keuntungan (margin) yang disepakati. Pembayaran dapat dilakukan sekaligus saat jatuh tempo atau diangsur dalam jangka waktu yang disepakati.

Penggunaan : Umumnya diterapkan pada pembiayaan untuk pembelian barang-barang investasi, dan kurang tepat untuk pembiayaan modal kerja permanen, karena Murabahah merupakan kontrak jangka pendek dengan sekali akad (Antonio, 2001).

Skema pembiayaan murabahah ditunjukkan oleh Gambar 3.

Gambar 3. Skema pembiayaan murabahah

.

2. Akad Jual- Beli 1. Negosiasi dan

Persyaratan

5. Bayar (Harga Perolehan + margin untuk bank)

3. Beli Barang 4. Kirim dan Terima

Barang dan Dokumen Bank

Syariah Mandiri

Nasabah

Supplier / Penjual


(34)

19

2. Pembiayaan dengan prinsip as-salam yaitu pembelian barang yang diserahkan dikemudian hari, sedangkan pembayaran dilakukan dimuka

Penggunaan: umumnya dipergunakan pada pembiayaan bagi petani dengan jangka waktu yang relatif pendek, yaitu 2-6 bulan.

Skema pembiayaan salam ditunjukkan oleh Gambar 4. Produsen ditunjuk oleh Bank

4

3 5

2 1

Gambar 4. Skema pembiayaan as-salam

Keterangan:

1. Negosiasi pesanan dengan kriteria

2. Pemesanan Barang nasabah dan Bayar Tunai 3. Kirim dokumen

4. Kirim pesanan 5. Bayar

c. Pembiayaan Sewa

Pembiayaan yang meggunakan prinsip ini adalah al-ijarah, yaitu akad pembindahan hak guna atas barang atau jasa, melali pembayaran upah sewa, tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikan atas barang itu sendiri. Sedangkan al-ijaran al-muntahia bit-tamlik (IMB) adalah sejenisperpaduan antara kontrak jual beli dan sewa atau

Produsen Penjual

Nasabah

Bank Syariah


(35)

lebih tepatnya akad sewa yang diakhiri dengan kepemilikan barang di tangan si penyewa (Antonio, 2001).

Skema pembiayaan IMB ditunjukkan oleh Gambar 5

B.milik

3.

3. Sewa Beli

A. Milik 1.Pesan 2.Beli Objek Sewa objek sewa

Gambar 5. Skema pembiayaan IMB

2.4 Laporan Keuangan

Menurut Sudjaja dan Barlian (2003), laporan keuangan adalah suatu laporan yang menggambarkan hasil dari proses akuntansi yang digunakan sebagai alat komunikasi antar data keuangan/aktivitas perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data-data/aktivitas tersebut. Laporan keuagan bertujuan untuk menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai laporan keuangan dalam pengambilan keputusan secara ekonomi. Dalam industri perbankan sendiri, laporan keuangan menunjukkan kinerja manajemen bank selama satu periode.

Dalam menganalisis pengaruh dana pihak ketiga dan pembiayaan terhadapa laba, maka laporan keuangan yang diperlukan yaitu laporan neraca dan laporan laba rugi.

Penjual suplier

Objek Sewa

Nasabah


(36)

21

2.4.1 Laporan Laba Rugi

Laporan laba rugi adalah laporan mengenai penghasilan, biaya, laba/rugi yang diperoleh suatu perusahaan selama periode tertentu. Laporan laba rugi digunakan untuk memberikan informasi kepada pemilik mengenai perkembangan aktivitas perusahaan pada periode tertentu, kehudupan perusahaan dibagi dalam periode akuntansi, perbulan, persemester, atau pertahun (Sudjaja dan Barlian, 2003). Menurut Dendrawijaya (2005), laporan laba rugi adalah laporan keuangan bank yang menggambarkan pendapatan dan biaya operasional dan non-opersional bank serta keuntungan bersih bank untuk suatu periode tertentu. Dalam laporan ini tergambar jumlah pendapatan dan sumber-sumber pendapatan serta jumlah biaya dan jenis-jenis biaya yang dikeluarkan. 2.4.2 Neraca

Menurut Keown (2004), neraca memberi gambaran sesaat posisi keuangan perusahaan pada suatu waktu tertentu, menyajikan kepemilikan aktiva, kewajiban, serta ekuitas pemegang saham dari para pemilik. Neraca merupakan bagian dari laporan keuangan suatu perusahaan yang dihasilkan pada suatu periode akuntansi yang menunjukkan posisi keuangan perusahaan pada akhir periode tertentu. Unsur-unsur yang terdapat dalam neraca yaitu aktiva, kewajiban dan modal. Aktiva menggambarkan sumber-sumber yang dimiliki perusahaan, sedangkan kewajiban dan ekuitas pemegang saham menunjukkan bagaimana sumber daya itu dibiayai. Dalam dunia perbankan, neraca adalah laporan yang menunjukkan posisi keuangan bank pada tanggal tertentu. Posisi yang dimaksud yaitu aktiva (harta) dan pasiva (kewajiban ekuitas) suatu bank.


(37)

Komponen-komponen yang terdapat dalam aktiva (Keown, 2004) yaitu:

1. Aktiva lancar (Current Assets), meliputi asset yang relative mudah untuk dicairkan dalam jangka waktu satu tahun. 2. Aktiva tetap atau jangka panjang (Fixed asset atau Long

Term Assets) meliputi aktiva yang terdiri dari peralatan, bangunan, dan tanah.

3. Aktiva lain (Other Asests), yaitu asset yang tidak termasuk dalam aktiva lancar dan tetap, sebagai contoh asset tidak berwujud seperti hak paten dan good will.

2.5. Loan To Deposit Ratio (LDR)

Menurut Dendrawijaya (2000), Loan to Deposit Ratio adalah rasio antara seluruh jumlah kredit yahg diberikan bank dengan dana yang diterima oleh bank. Loan to Deposit Ratio menyatakan seberapa jauh kemampuan bank dalam membayar kembali penarikan dana yang dilakukan deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya. Dengan kata lain, seberapa jauh pemberian kredit kepada nasabah kredit dapat mengimbangi kewajiban bank untuk segera memenuhi permintaan deposan yang ingin menarik kembali uangnya yang telah digunakan oleh bank untuk memberikan kredit. Semakin tinggi rasio tersebut memberikan indikasi semakin rendahnya kemampuan likuiditas bank yang bersangkutan. Hal ini disebabkan karena jumlah dana yang diperlukan untuk membiayai kredit menjadi semakin besar.

LDR merupakan indikator yang sejalan dengan peran bank sebagai lembaga intermediasi dari dana masyarakat yang kelebihan dengan yang membutuhkan. Oleh sebab itu posisi LDR harus diperhatikan agar tidak ‘terpeleset’. Apabila dana yang diberikan ke debitur macet, maka bank akan kesulitan mempebaiki posisi LDRnya (Sudjaja dan Barlian, 2003).

Berkaitan dengan posisi LDR, Bank Indonesia telah membuat level penilaian terhadap posisi LDR Perbankan Indonesia, yang diatur dalam Surat


(38)

23

Edaran Bank Indonesia No. 26/5/BPP tanggal 29 Mei 1993 dengan kriteria sebagai berikut:

- Bila LDR bank < 85persen dinilai positif

- Bila LDR bank 85persen-100persen dinilai netral - Bila LDR bank >100persen dinilai negatif.

Dalam perbankan syariah, LDR diistilahkan dengan Financing to Deposit Ratio (FDR). Istilah pembiayaan (Financing) ini digunakan perbankan syariah untuk menjelaskan bentuk penyaluran dananya kepada masyarakat, dikarenakan bank syariah tidak mengenal konsep bunga dalam aktivitas perbankan, termasuk juga produk-produk penyaluran dananya (pembiayaan) (Antonio, 2001). Hal ini berbeda dengan bank konvensional yang mengistilahkan penyaluran dananya dengan kredit (loan), karena tingkat pengembalian kredit memperhitungkan balasan tambahan dengan bunga (suku bunga kredit) dan juga karena keseluruhan operasional bank konvensional menggunakan konsep bunga.

2.6. Laba Bank

Menurut Sastradipoera dalam Rohaeni (2009), laba adalah jumlah yang tersisa setelah biaya tetap dan biaya variabel dikurangkan dari penerimaan bank, kelebihan pendapatan (income) di atas pengeluaran (expenditure) bank. Jadi untuk mengetahui terlebih dahulu nilai seluruh pendapatan dan nilai biaya secara keseluruhan. Laba yang diperoleh suatu perusahaan menunjukkan sejauh mana manajemen perusahaan berhasil mengorganisasi bisnis dan sebaliknya. Sedangkan berdasarkan Kamus istilah akuntansi (1985), laba merupakan kelebihan pendapatan, hasil, atau harga jual diatas biaya-biaya yang terlibat; setiap manfaat keuangan yang berasal dari suatu kegiatan komersial, dari praktek suatu profesi, atau dari suatu transaksi pribadi.


(39)

2.7. Hasil Penelitian Terdahulu

Pada penelitian Rismayanti (2009) dianalisis portofolio kredit dan pengaruhnya terhadap laba pada PT. Bank X Tbk. Penelitian ini membuktikan bahwa berdasarkan uji F, secara keseluruhan portofolio kredit berpengaruh secara signifikan terhadap laba. Berdasarkan hasil pengujian menggunakan uji t yang sebelumnya diolah menggunakan analisis komponen utama menunjukkan bahwa secara parsial portofolio kredit berpengaruh secara signifikan terhadap laba.

Pada penelitian Rohaeni (2009) dianalisis pengaruh dana pihak ketiga dan kredit bermasalah terhadap laba pada PT. Bank X, Tbk. Penelitian ini membuktikan bahwa berdasarkan uji F, secara keseluruhan dana pihak ketiga dan kredit bermasalah berpengaruh secara signifikan terhadap laba. Berdasarkan hasil pengujian menggunakan uji T menunjukkan bahwa secara parsial dana pihak ketiga tidak berpengaruh secara signifikan terhadapa laba sedangkan kredit bermasalah berpengaruh secara negatif dan signifikan terhadap laba.


(40)

III. METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Kerangka Pemikiran

Bank adalah lembaga keuangan yang merupakan penggerak utama dalam pertumbuhan perekonomian masyarakat Indonesia. Sebagai lembaga Intermediasi, bank memiliki tugas utama yaitu menghimpun dana dan menyalurkan dana tersebut kepada masyarakat.

Bank syariah merupakan lembaga keuangan berbentuk bank yang menggunakan prinsip syariah dalam kegiatan operasionalnya. Setelah Pemerintah memberlakukan undang-undang mengenai kemudahan pelaksanaan prinsip syariah dalam kegiatan usaha bank, yang tercantum di dalam Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998, mengakibatkan pertumbuhan Industri perbankan syariah di Indonesia semakin meningkat.

Seperti halnya bank konvensional, aktivitas utama bank syariah pun yaitu menghimpun dana dari masyarakat yang kelebihan dana dan menyalurkan ke masyarakat yang membutuhkan dana. Akan tetapi dalam penyaluran dana, bank syariah menyalurkannya melalui pembiayaan. Jumlah pembiayaan yang disalurkan kepada masyarakat tergantung dari besarnya jumlah dana yang diperoleh dari masyarakat yaitu DPK. Dari Proses penyaluran dan penghimpunan dana tersebut maka akan diketahui fungsi intermediasi bank, apakah berjalan dengan baik atau tidak. Salah satu indikator untuk melihat fungsi intermediasi bank dapat diketahui dari nilai FDR, dan pada akhirnya akan mempengaruhi laba yang akan diperoleh bank. Berdasarkan analisis tersebut dapat diketahui sejauh mana kinerja suatu bank.

Besarnya hubungan antar variabel akan dianalisis menggunakan

korelasi pearson, dan besarnya pengaruh perubahan yang ditimbulkan oleh

DPK dan pembiayaan serta nilai FDR terhadap laba akan diketahui dengan menggunakan analisis regresi linier berganda. Penggunaan Uji simultan

dengan F-test bertujuan untuk mengetahui pengaruh bersama-sama variabel

independen terhadap variabel dependen, sedangkan besarnya pengaruh variabel independen secara individual (parsial) terhadap variabel dependen


(41)

diketahui dengan menggunakan uji t. Analisis komponen utama digunakan untuk mengatasi kendala multikolinieritas. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan untuk mengetahui sejauh mana fungsi intermediasi bank berjalan, serta sebagai input alternatif dalam meningkatkan laba perusahaan. Kerangka pemikiran dari penelitian ini, dapat dilihat pada Gambar 6.

Gambar 6. Kerangka pemikiran

Keterangan:

: Alur penelitian

: Alat analisis

: Batasan Penelitian

Bank X KCP

Fungsi Intermediasi

Penghimpunan Dana

Penyaluran Dana (Pembiayaan)

DPK Bagi Hasil Jual Beli

Financing to Deposit Ratio

Pengaruh DPK, Pembiayaan, FDR terhadap Laba

Kinerja Bank

Rekomendasi Kebijakan perusahaan

- Regresi linier

berganda

- Korelasi

- Analisis komponen utama

- Uji F

- Uji t


(42)

27

3.2. Metode Penelitian

3.2.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Kantor Cabang Pembantu PT. Bank X yang berlokasi di Bogor (Bank X KCP). Waktu penelitian dimulai pada bulan Maret 2010 sampai Mei 2010.

3.2.2 Metode Pengumpulan Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Menurut Mc. Leod, data primer adalah data yang didapat dari sumber pertama baik individu atau perseorangan, misalnya hasil dari wawancara atau hasil pengisian kuesioner yang biasa dilakukan oleh peneliti. Sedangkan data sekunder adalah data primer yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan baik oleh pihak pengumpul data primer atau oleh pihak lain misalnya dalam bentuk tabel-tabel atau diagram-diagram.

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data Primer bersumber dari hasil wawancara langsung dengan pihak bank dan data sekunder diperoleh dari data historis bank. Untuk menunjang kesempurnaan hasil penelitian, peneliti juga akan menggunakan data sekunder yang bersumber dari studi literatur, laporan penelitian, dan laporan keuangan yang diterbitkan bank maupun internet.

3.2.3 Metode Pengolahan dan Analisis Data

Proses pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan metode statistik, yaitu metode deskriptif analisis dengan pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Statistik deskriptif bersifat menjelaskan data dalam ukuran-ukuran nilai angka yang dapat menggambarkan karakteristik data. Statistik deskriptif menyajikan data dalam tabel, grafik, grafik, ukuran pemusatan data, dan penyebaran data.

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis regresi linier berganda, analisis komponen utama, analisis


(43)

korelasi pearson, analisis regresi linear sedarhana, uji-F, dan uji t. Terdapat dua variabel dalam penelitian yaitu:

1. Variabel bebas (independent variable) adalah variabel stimulus atau variabel yang mempengaruhi variabel lain. Variabel independen dalam penelitian ini terdiri dari 3 yaitu:

a. X1 adalah Dana Pihak Ketiga (DPK) yang terdiri dari

tabungan, giro, dan deposito.

b. X2 adalah Pembiayaan, yang terdiri dari pembiayaan bagi

hasil, pembiayaan jual beli dan pembiayaan sewa.

c. X3 adalah Financing To Deposit Ratio (FDR)

FDR = Total Pembiayaan X 100 persen ...…...(1) Dana Pihak Ketiga

2. Variabel tergantung (dependent variable) adalah variabel yang memberikan respon jika dihubungkan dengan variabel bebas. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah laba yang diperoleh dari laporan laba rugi bank.

a. Analisis Regresi Linier Berganda

Analisis regresi berganda menjelaskan seberapa jauh suatu peubah mempengaruhi peubah lainnya. Model regresi berganda ditunjukkan oleh persamaan berikut ini:

Y = a + b1X1 + b2 X2 + b3 X3 + ...………...(2)

Keterangan : Y = Laba

X1 = DPK

X2 = Pembiayaan

X3 = FDR

a = Konstanta

b1 = Koefisien regresi X1

b2 = Koefisien regresi X2


(44)

29

Ada beberapa asumsi yang harus dipenuhi oleh model regresi. Oleh karena itu diperlukan pengujian asumsi yang meliputi uji normalitas, uji multikolinearitas, uji autokorelasi, dan heteroskedastisitas (Uyanto, 2009).

a) Uji Normalitas

Uji normalitas merupakan uji yang dilakukan jika data yang digunakan kurang dari 30 untuk mengetahui distribusi kenormalan data, yaitu apakah data dapat dianggap berdistribusi normal atau tidak. Ketika data telah berdistribusi normal, maka data tersebut dapat diolah menggunakan statistik parametrik yang pada penelitian ini menggunakan model regresi berganda. Untuk menguji kenormalan data dilakukan dengan menguji kenormalan data residual. Uji normalitas dapat dilihat dengan nilai

statistik kolmogorov-smirnov (KS) pada uji normalitas

residual. Jika nilai statistik KS lebih kecil dibanding nilai

tabel KS dan nilai p-value lebih besar dari α, maka asumsi

kenormalan terpenuhi sehingga model regresi yang telah dibuat dapat digunakan.

b) Uji Multikolinearitas

Multikolinearitas adalah kondisi dimana peubah-peubah bebas memiliki korelasi diantara satu dengan yang lainnya. Jika peubah-peubah bebas memiliki korelasi sama dengan satu atau berkorelasi sempurna mengakibatkan koefisien-koefisien regresi menjadi tidak dapat

diperkirakan dan nilai standar error setiap koefisien

regresi menjadi tak hingga. Uji multikolinieritas adalah uji untuk melihat apakah terdapat korelasi antara peubah bebas yang digunakan dalam model regresi. Untuk melihat apakah ada multikolinieritas pada model regresi dilihat

dari nilai variance inflation factor (VIF). Jika nilai VIF


(45)

dari lima maka model regresi memiliki multikolinieritas sehingga menjadi tidak valid.

c) Uji Autokolerasi

Penaksiran model regresi linear memiliki asumsi bahwa tidak terdapat korelasi serial atau autokorelasi. Autokorelasi atau korelasi serial kemungkinan terjadi pada

data time series. Model regresi yang baik tidak

memperkenankan terjadinya autokorelasi. Akibat dari terjadinya autokorelasi adalah pengujian hipotesis dalam uji F tidak valid dan jika diterapkan akan memberikan kesimpulan yang menyesatkan pada tingkat signifikansi

dan koefisien regresi yang ditaksir. Untuk mendeteksi

terjadinya autokorelasi atau tidak dalam suatu model regresi dilakukan dengan menggunakan uji Autokorelasi diidentifikasi dengan melakukan uji runtutan (run test). Hipotesis yang digunakan adalah:

Ho : Tidak terdapat autokorelasi ordo 1 pada sisaan H1 : Terdapat autokorelasi ordo 1 pada sisaan

d) Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi, terjadi ketidaksamaan varian dari residual untuk peubah bebas yang diketahui. Jika varian dari residual untuk peubah yang diketahui tetap, disebut dengan homoskedastisitas. Jika varian berbeda, disebut heteroskedastisitas. Asumsi pada model regresi adalah varian setiap variabel independen mempunyai nilai yang konstan atau memiliki varian yang sama. Masalah heteroskedastisitas umumnya terjadi pada

data cross sectional. Konsekuensi dari adanya

heteroskedastisitas adalah kemungkinan untuk mengambil kesimpulan yang salah dalam uji F karena pengujian tingkat signifikansi yang kurang kuat.


(46)

31

Untuk melihat apakah pada model regresi terdapat heteroskedastisitas dilihat dari sebaran titik-titik yang tersebar pada output perhitungan dengan perangkat lunak Minitab. Sebaran titik-titik yang tidak membentuk pola tertentu namun tersebar di atas dan di bawah nol menunjukkan bahwa model regresi tidak mengalami masalah heteroskedastisitas.

b. Analisis Korelasi Pearson

Korelasi pearson merupakan statistik yang

mengukur keserasian hubungan diantara dua variabel. Rumus dibawah ini digunakan bila sekaligus akan menghitung persamaan regresi.

Menurut Atmaja (2009) korelasi pearson dapat dirumuskan

sebagai berikut :

rxy = n∑XY – (∑X) (∑Y) ...…….…...(3)

√{n∑X2(∑X)2} {n∑XY2} Dimana :

r = Koefisien korelasi Y = Variabel terikat X = Variabel bebas n = Lamanya periode

Korelasi pearson dilambangkan dengan (r) dengan ketentuan

nilai r tidak lebih dari harga (-1≤ r ≤ 1). Apabila nilai r = -1

artinya korelasi negatif sempurna; r = 0 artinya tidak ada korelasi; dan r = 1 berarti korelasinya sempurna.

Untuk dapat memberi interpretasi terhadap kuat

lemahnya hubungan korelasi, maka dapat digunakan pedoman korelasi seperti Tabel 6.


(47)

Tabel 6. Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00 – 0,20 Sangat lemah

0,21 – 0,40 Lemah

0,41 – 0,70 Kuat

0,71 – 0,90 Sangat kuat

0,91 – 0,99 Sangat kuat sekali

1 Korelasi sempurna

Sumber : Nugroho dalam Rohaeni, 2009.

c. Analisis Komponen Utama

Analisis komponen utama pada dasarnya mentransformasi peubah-peubah bebas yang berkorelasi menjadi peubah-peubah baru yang orthogonal dan tidak berkorelasi. Analisis ini bertujuan untuk menyederhanakan peubah-peubah yang diamati dengan cara mereduksi dimensinya. Hal ini dilakukan dengan menghilangkan korelasi di antara peubah melalui transformasi peubah asal ke peubah baru (komponen utama) yang tidak berkorelasi, Sehingga analisis komponen utama ini dapat digunakan untuk menghindari kasus multikolinearitas (Ulpah, 2006). Tahapan-tahapan yang dilakukan dalam analisis regresi komponen utama adalah:

1. Membakukan peubah bebas asal yaitu X menjadi Z

dengan cara mengurangkan setiap peubah bebas asal Xi dengan rata-rata dan dibagi simpangan baku.

2. Menentukan akar ciri dan vektor ciri dari matriks R

Akar ciri dan vektor ciri dapat dilihat dari output analisis

komponen utama,. Nilai Eigenvalue menjelaskan vektor

ciri. Sebagian ahli menganjurkan agar memilih

komponen utama yang akar cirinya lebih besar dari satu, karena jika akar cirinya lebih kecil dari satu, keragaman


(48)

33

data yang dapat dijelaaskan oleh komponen utama tersebut kecil sekali. Sedangkan vektor ciri dapat dilihat dari nilai Pci.

3. Menetukan persamaan vektor utama dari vektor ciri

Morrison dalam Ulpah (2006) menyarankan agar memilih komponen-komponen utama tersebut mempunyai keragaman kumulatif kira-kira 75persen.

4. Meregresikan peubah respon Y terhadap skor komponen

utama W

5. Transformasi dari W menjadi Z

6. Transformasi dari Z menjadi peubah asal (X)

d. Analisis Uji Simultan (Uji-F)

Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen yang dimaksud dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel

dependen (Kuncoro dalam Rohaeni, 2009). Langkah-langkah

uji statistik F adalah:

a) Merumuskan hipotesis

1. H0 : βi = 0, I = 1, 2, 3

Hipotesis nol (H0) yang hendak diuji adalah apakah

semua parameter dalam model sama dengan nol. Artinya, semua variabel independen bukan merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen 2. H1 : ∃ βi ≠0, i = 1, 2, 3

Hipotesis alternatifnya (H1), tidak semua parameter

secara simultan sama dengan nol. Artinya, paling sedikit terdapat satu variabel independen merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen.

b) Menentukan F tabel

1. Fα (k-1, n-k)

2. Taraf nyata (α) = 0,05; yaitu tingkat kesalahan yang


(49)

3. Derajat bebas pembilang = k-1

4. Derajat bebas penyebut = n-k

c) Menentukan F hitung yang diperoleh dari hasil regresi

melalui minitab 14

d) Membandingkan F hitung dengan F tabel

1. Jika statistik hitung (angka F output) > statistik tabel

(F tabel) atau F hitung < - F tabel, atau p-value <

0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima.

2. Jika –F tabel < statistik hitung (angka F output) <

statistik tabel (F tabel) atau p-value > 0,05 maka H0

diterima dan H1 ditolak.

e. Analisis Uji Parsial (Uji t)

Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel terikat. Langkah-langkah uji statistik t adalah:

1. Merumuskan hipotesis a) H0 : β1 = 0

Hipotesis nol (H0) yang hendak diuji adalah apakah

suatu parameter (β1) sama dengan nol. Artinya,

suatu variabel independen bukan merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen.

b) H1 : β1 ≠ 0

Hipotesis alternatifnya (H1), parameter suatu

variabel tidak sama dengan nol. Artinya, variabel tersebut merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen.

2. Menentukan t-tabel

a. Menentukan besarnya t-tabel : t (α/2,df)

b. Taraf nyata (α) = 0,05; yaitu tingkat kesalahan yang


(50)

35

c. Derajat bebas (df) = n-k

3. Menentukan t-hitung yang diperoleh dari hasil regresi melalui program minitab 14.

4. Membandingkan t-hitung dengan t-tabel

- jika statistik hitung hitung (angka t output) >

statistik tabel (t-tabel) atau t hitung < -t tabel , atau p-value < 0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima

- jika statistik hitung hitung (angka t output) <

statistik tabel (t-tabel) atau t hitung > -t tabel , atau p-value > 0,05 maka H0 diterima dan H1 ditolak.


(51)

4.1. Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1 Profil Bank X

a. Sejarah Pendirian

Bank X merupakan anak perusahaan dari sebuah bank konvensional yang melakukan merger. Pembentukan Bank X merupakan tindak lanjut dari keputusan merger

Bank induk tersebut. Pembentukan Bank X bertujuan untuk mengembangkan layanan perbankan syariah di Indonesia sebagai respon atas diberlakukannya UU No. 10 tahun 1998, yang memberi peluang bank umum untuk melayani transaksi syariah (dual banking system). Bank X merupakan suatu bank berbasis syariah yang didirikan pada tanggal 8 September tahun 1999 berdasarkan Akta Notaris Sutjipto, SH No. 23. PT. Bank X mulai beroperasi sejak senin, tanggal 25 Rajab 1420 H atau tanggal 1 November 1999. Bank ini hadir, tampil dan tumbuh sebagai bank yang mampu memadukan idealisme usaha dengan nilai-nilai rohani, yang melandasi kegiatan operasionalnya. Harmoni antara idealisme usaha dan nilai-nilai rohani inilah yang menjadi salah satu keunggulan Bank X dalam kiprahnya di Perbankan Indonesia.

b. Visi dan Misi Visi

Menjadi bank syariah terpercaya pilihan mitra usaha

Misi

1. Mewujudkan pertumbuhan dan keuntungan yang

berkesinambungan.

2. Mengutamakan penghimpunan dana konsumer dan


(52)

37

3. Merekrut dan mengembangkan pegawai profesional

dalam lingkungan kerja yang sehat.

4. Mengembangkan nilai-nilai syariah universal

5. Menyelenggarakan operasional bank sesuai standar perbankan yang sehat.

Budaya Perusahaan

Setelah melalui proses yang melibatkan seluruh jajaran pegawai sejak pertengahan 2005, lahirlah nilai-nilai perusahaan yang baru yang disepakati bersama untuk diaktualisasikan oleh seluruh pegawai Bank X yang disebut Shared Values Bank X . Shared Values Bank X disingkat “ETHIC”.

- Excellence

Berupaya mencapai kesempurnaan melalui perbaikan yang terpadu dan berkesinambungan.

- Teamwork

Mengembangkan lingkungan kerja yang saling bersinergi.

- Humanity

Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan dan religius.

- Integrity

Menaati kode etik profesi dan berpikir serta berperilaku terpuji.

- Customer Focus

Memahami dan memenuhi kebutuhan pelanggan untuk menjadikan Bank X sebagai mitra yang terpercaya dan menguntungkan.


(53)

Prinsip-Prinsip Bank X , yaitu:

1. Keadilan, Bank X memberikan bagi hasil dan transfer prestasi dari mitra usaha dalam porsi yang adil sesuai dengan fitrah alam.

2. Kemitraan, posisi nasabah investor, pengguna dana dan bank berada dalam hubungan sejajar sebagai sebagai mitra usaha yang saling menguntungkan dan bertanggungjawab. Bank X benar-benar berfungsi

sebagai intermediary institution lewat skema

pembiayaan yang dimilikinya.

3. Keterbukaan, melalui laporan keuangan bank yang terbuka secara berkesinambungan, nasabah dapat mengetahui tingkat keamanan dana dan kualitas manajemen bank.

4. Universalitas, Bank X dalam mendukung operasionalnya tidak membeda-bedakan suku, agama, ras dan golongan dalam masyarakat dengan prinsip islam sebagai rahmatan lil alamin.

4.1.2 Profil Bank X KCP a. Sejarah Pendirian

Bank X KCP merupakan salah satu kantor cabang pembantu PT. Bank X yang terletak di kota Bogor. Bank X KCP didirikan pada tahun 2004 dan diresmikan oleh Direksi yang diwakili oleh Bapak T. M. Pimpinan Bank X KCP pertama adalah Bapak G.D, periode jabatan beliau tahun 2004 – tahun 2009. Sedangkan Bank X KCP saat ini dipimpin oleh Bapak I.B. Jumlah pegawai Bank X KCP awalnya 5 orang dan sekarang berjumlah 11 orang. Penambahan jumlah pegawai ini sejalan dengan semakin meningkatnya usaha Bank X KCP.


(54)

39

b. Struktur Organisasi Bank X KCP

Struktur organisasi yang terdapat pada Bank X KCP dapat dilihat pada Gambar 7.

Gambar 7. Struktur organisasi Bank X KCP

4.2. Produk dan Jasa Bank X KCP

Produk-Produk yang terdapat di Bank X KCP terbagi menjadi dua, yaitu:

1. Produk Penghimpunan Dana

a. Tabungan X, adalah simpanan dalam mata uang rupiah yang

penarikan dan setorannya dapat dilakukan setiap saat selama jam kas dibuka di kounter Bank X atau melalui ATM.

b. Tabungan berencana adalah simpanan berjangka yang memberikan nisbah bagi hasil berjenjang serta kepastian pencapaian target dana yang telah ditetapkan.

c. Tabungan Simpatik adalah simpanan dalam mata uang rupiah

berdasarkan prinsip wadiah yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat berdasarkan syarat-syarat tertentu yang telah disepakati.

Kepala KCP

Account Officer Officer Gadai Operational Officer

Back Office Teller Customer Service


(1)

Lampiran 4. Uji – Uji Validasi

Uji Normalitas

RESI 2

P

e

rc

e

n

t

1,0 0,5

0,0 -0,5

-1,0

99

95 90 80 70 60 50 40 30 20 10 5

1

Mean

0,139 -9,86865E-15 StDev 0,4066

N 9

KS 0,240

P-Value

Probability Plot of RESI 2 Normal

Uji Autokorelasi

Runs Test: RESI2

Runs test for RESI2

Runs above and below K = -9,86884E-15

The observed number of runs = 6

The expected number of runs = 5,44444

5 observations above K; 4 below

* N is small, so the following approximation may be

invalid.


(2)

Lanjutan Lampiran 4. Uji – Uji Validasi

Uji Heteroskedastisitas

Uji F

S = 0,434638 R-Sq = 79,5% R-Sq(adj) = 76,6%

Analysis of Variance

Source DF SS MS F P

Regression 1 5,1357 5,1357 27,19 0,001

Residual Error 7 1,3224 0,1889

Total 8 6,4580

Uji t

Predictor Coef SE Coef T P

Constant 20,6357 0,1449 142,43 0,000

w1 -0,48515 0,09305 -5,21 0,001

Fit t ed Value

R

e

s

id

u

a

l

22,0 21,5

21,0 20,5

20,0 19,5

0,50

0,25

0,00

-0,25

-0,50

-0,75

Residuals Versus the Fitted Values (response is Laba)


(3)

Lampiran 5. Laporan Neraca Bank X KCP

BANK X KCP                          T GL: 30‐12‐2009                NERACA GABUNGAN DALAM RUPIAH      SYS: 31‐12‐2009       ========================================================================  ‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐        A K T I V A 

      KAS                       151.008.000,00        BANK INDONESIA 

      ANTAR BANK AKTIVA 

      SURAT BERHARGA YANG DIMILIKI 

      PEMBIAYAAN YANG DIBERIKAN                 40.469.658.853,66        PERSEDIAAN BARANG PEMBIAYAAN 

      TAGIHAN LAINNYA        PENYERTAAN 

      CADANGAN AKTIVA PRODUKTIF  CADANGAN AKTIVA NON PRODUKTIF 

      AKTIVA TETAP DAN INVENTARIS           81.728.798,47        ANTAR KANTOR AKTIVA                  (2.003.619.343,61)        RUPA‐RUPA AKTIVA                  481.673.862,90        REKENING PERANTARA 

      REK. PERANTARA M.U ASING 

       JUMLAH AKTIVA                    39.180.450.171,42         P A S I V A 

      GIRO                    2.095.027.117,63        KEWAJIBAN2 YG SEGERA DIBAYAR                115.664.568,65        TABUNGAN                    15.855.973.032,73        SIMPANAN BERJANGKA                  18.109.313.426,58        BANK INDONESIA 

      ANTAR BANK PASIVA 

      SURAT2 BERHARGA YG DITERBITKAN        PINJAMAN YANG DITERIMA 

      SETORAN JAMINAN        ANTAR KANTOR PASIVA        RUPA‐RUPA PASIVA        MODAL 

      CADANGAN 

      LABA/RUGI TAHUN LALU 

      LABA/RUGI TAHUN BERJALAN                3.004.472.025,83         JUMLAH PASIVA                 39.180.450.171,42        REKENING ADMINISTRASI 

      FAS.PINJ.BI YANG BLM DIGUNAKAN        FAS.PINJ.LN.YANG BLM DIGUNAKAN        FAS.PKN YANG BELUM DIGUNAKAN        PEND.MARGIN & BAGI HSL DL PENY        GARANSI YANG DIBERIKAN 

      KEWAJIBAN ENDORSEMEN        KEWAJIBAN TITIPAN KLIRING        KEWAJIBAN TITIPAN INKASO 

======================================================================== JAM:  6:27:33 TANGGAL CETAK: 31‐12‐2009 


(4)

Lampiran 6. Laporan Laba/Rugi Bank X KCP

BANK X KCP                               TGL: 30‐12‐2009              LABA/RUGI GABUNGAN DLM RUPIAH        SYS: 31‐12‐2009       ========================================================================                  BLN BERJALAN       

KUMULATIF 

‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐       A.  PENDAPATAN OPERASIONAL 

     01. MARGIN DAN BAGI HASIL             5.505.061.509,02      5.505.061.509,02       02. PENDAPATAN EX KONVENSIONAL 

     03. KEUNTUNGAN TRANSAKSI VALAS      16.343.008,32       16.343.008,32       04. PENDAPATAN PROVISI& KOMISI       58.416.000,00       58.416.000,00       05. KENAIKAN NILAI S.BERHARGA 

     06. PEND OPERASIONAL LAINNYA       435.392.124,82      435.392.124,82       JUMLAH PEND. OPERASIONAL       6.015.212.642,16      6.015.212.642,16        B. BIAYA OPERASIONAL 

      01. BAGI HASIL       1.746.192.638,91      1.746.192.638,91        02. KERUGIAN TRANSAKSI VALAS 

      03. PREMI ASURANSI               11.348.298,16       11.348.298,16        04. TRANSAKSI PASAR MODAL 

      05. TENAGA KERJA              559.797.348,00      559.797.348,00        06. PENDIDIKAN & PELATIHAN       2.535.300,00      2.535.300,00        07. PENELITIAN & PENGEMBANGAN 

      08. S E W A                90.845.724,32       90.845.724,32        09. P R O M O S I           9.616.687,00      9.616.687,00        10. PAJAK‐PAJAK (NON PPH)       2.251.534,00      2.251.534,00        11. PEMELIHARAAN & PERBAIKAN      31.331.728,00       31.331.728,00        12. PENYUSUTAN/PENYISIHAN       227.427.837,75      227.427.837,75        13. PENURUNAN NILAI SRT BERHRG 

      14. BARANG DAN JASA              266.107.123,61      266.107.123,61         15. BIAYA OPERASIONAL LAINNYA 

       JUMLAH BIAYA OPERASIONAL      2.947.454.219,75      2.947.454.219,75          C._LABA/RUGI_OPERASIONAL       3.067.758.422,41      3.067.758.422,41          D. PENDAPATAN NON OPERASIONAL 


(5)

Lanjutan Lampiran 6. Laporan Laba/Rugi Bank X KCP

 

        02. LABA PENJ AKTIVA TETAP&INV 

        03. BAGI HASIL ANTAR KANTOR         65.779.444,93       65.779.444,93          04. PENDAPATAN SELISIH KURS      (36.503,83)       (36.503,83)          05. PENDAPATAN KOREKSI PPAP 

        06. PEND. NON OPERASIONAL LAIN       20.470.000,00       20.470.000,00           JUMLAH PEND. N.OPERASIONAL       86.212.941,10       86.212.941,10           E. BIAYA NON OPERASIONAL 

         01. RUGI PENJ AKTIVA TETAP/INV           02. TRANSFER PAYMENT 

         03. BAGI HASIL ANTAR KANTOR       149.497.423,06      149.497.423,06           04. BIAYA SELISIH KURS                (1.914,62)      (1.914,62)           05. DENDA‐DENDA 

         06. DENDA BANK INDONESIA           07. DENDA PAJAK 

         08. DENDA LAINNYA 

         09. BIAYA NON OPERASI LAINNYA 

         JUMLAH BIAYA NON OPERASI      149.499.337,68      149.499.337,68           F._LABA/RUGI_NON_OPERASIONAL       (63.286.396,58)       (63.286.396,58)           G._LABA/RUGI_TAHUN_BERJALAN      3.004.472.025,83      3.004.472.025,83           H._TAKSIRAN_PPH_PJK_TANGGUHAN 

         I. TAKSIRAN PPH TAHUN BERJLN 

         J._LABA/RUGI_SETELAH_PAJAK       3.004.472.025,83      3.004.472.025,83  ========================================================================  JAM:  6:28:20 TANGGAL CETAK: 31‐12‐2009 

     


(6)

bawah bimbingan WITA JUWITA ERMAWATI.

Bank merupakan penggerak utama sektor perekonomian di Indonesia, oleh

karena itu fungsi intermediasi bank selalu menjadi sorotan dalam menentukan

kinerja sebuah bank. UU No 10 tahun 1998 merupakan cikal bakal melesatnya

perkembangan perbankan syariah di Indonesia.

Bank X adalah anak perusahaan dari Bank Konvensional. Pada tahun 2009

Bank X menguasai pangsa pasar terbesar di industri perbankan syariah. Dengan

semakin meningkatnya perkembangan bank syariah, tentu Bank X dituntut untuk

mampu mempertahankan keunggulan yang dimilikinya. Bank X KCP merupakan

salah satu Kantor Cabang Pembantu Bank X yang berlokasi di Bogor. Sebagai

KCP, Bank X KCP juga memiliki peran dalam mempertahankan keunggulan yang

dimiliki Bank X, diantaranya yaitu menjalankan fungsi intermediasinya dengan

baik, yaitu menghimpun dana dan menyalurkan dana tersebut melalui

pembiayaan. Pembiayaan dapat disalurkan dengan baik apabila proses

penghimpunan dana bisa berjalan lancar. Karena hal tersebut secara langsung

akan mempengaruhi laba bank, dan salah satu indikator untuk mengetahui baik

tidaknya fungsi intermediasi bank dapat dilihat dari nilai FDR suatu bank. Tujuan

dari penelitian ini adalah (1) Menganalisis perkembangan DPK, pembiayaan,

FDR, dan laba Bank X KCP, (2) Menganalisis komposisi pembiayaan pada Bank

X KCP, dan (3) Menganalisis pengaruh DPK, pembiayaan dan FDR terhadap

laba Bank X KCP.

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan

sekunder. Data tersebut diperoleh dari wawancara dengan manajemen bank dan

laporan keuangan Bank X KCP selama tahun 2007 sampai dengan tahun 2009,

data yang di

publish

oleh BI, skripsi, dan buku-buku yang terkait dengan

penelitian. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis

regresi linier berganda, analisis komponen utama (PCA), uji F dan uji t.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) DPK, pembiayaan, dan laba

mengalami peningkatan setiap tahunnya, sedangkan FDR mengalami penurunan.

Nilai FDR pada tahun 2007 yaitu 223,67 persen dan di tahun 2009 menjadi

111,37 persen. FDR yang di atas 100 persen mengindikasikan bahwa berdasarkan

peraturan Bank Indonesia, kondisi likuiditas Bank X KCP masuk ke dalam

kategori tidak sehat. (2) Selama tahun 2007 sampai dengan 2009, mayoritas

pembiayaan yang disalurkan merupakan pembiayaan bagi hasil

dengan kontribusi

sebesar 89,0,7 persen, sedangkan jual beli hanya 9,32 persen, dan sisanya adalah

pembiayaan sewa yaitu 1,61 persen. (3) Hasil uji F dan uji t menunjukkan bahwa

secara keseluruhan maupun parsial DPK, pembiayaan, dan FDR berpengaruh

secara signifikan terhadap laba dengan p-

value

sebesar 0,001 dengan tingkat

signifikansi 5 persen. Dan pada hasil regresi, variabel pembiayaan memberikan

pengaruh secara nyata paling besar yaitu sebesar 1,25287 dengan pengaruh positif

terhadap laba. Pengaruh secara nyata dan positif juga ditunjukkan oleh variabel

DPK dengan koefisien 0,535. Sedangkan variabel FDR memberikan pengaruh

negatif terhadap laba dengan nilai koefisien sebesar 0,780.


Dokumen yang terkait

Pengaruh Financing to Deposit Ratio dan Non Performing Financing terhadap Profitabilitas Bank Syariah di Indonesia

1 65 87

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Loan to Deposit Ratio Pada Bank Badan Umum Milik Negara (Persero) Di Indonesia

3 94 97

Analisis Pengaruh Loan to Deposit Ratio, Capital Adequacy Ratio, dan Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional terhadap Return on Asset Pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008-2011

3 85 86

Analisis Pengaruh Rasio Keuangan Loan to Deposit Ratio, Capital Adequancy Ratio, dan Operational Eficiency Terhadap Pertumbuhan Tingkat Laba Pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di BEI untuk Periode 2009-2011

3 122 107

Analisis Strategi Pemasaran Produk Pendanaan Untuk Peningkatan Dana Pihak Ketiga Pada PT. Bank Aceh Cabang Medan

2 67 111

Pengaruh Dana Pihak Ketiga Terhadap Volume Kredit Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

2 29 79

Analisis Pengaruh Dana Pihak Ketiga Dan Non Performing Financing Terhadap Penyaluran Dana Perbankan Syariah Di Indonesia

0 41 114

Analisis Pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK), Non Performing Financing (NPF), dan inflasi terhadap Financing to Deposit Ratio (FDR) Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) di Indonesia periode 2010-2013

2 8 115

ANALISIS PENGARUH DANA PIHAK KETIGA, NON PERFORMINGFINANCING DAN FINANCING TO DEPOSIT RASIO TERHADAP analisis pengaruh dana pihak ketiga, non performing financing, financing to deposit rasio terhadap volume pembiayaan pada bank umum syariah di indonesia

0 3 17

ANALISIS PENGARUH DANA PIHAK KETIGA, NON PERFORMINGFINANCING DAN FINANCING TO DEPOSIT RASIO TERHADAP analisis pengaruh dana pihak ketiga, non performing financing, financing to deposit rasio terhadap volume pembiayaan pada bank umum syariah di indonesia

0 3 18