a. Pembiayaan Bagi Hasil
Secara umum, prisnip bagi hasil dalam perbankan syariah dapat dilakukan dengan empat akad yaitu al
musyarakah, sl-mudharabah, al-muzara’ah dan al- musaqah. Namun prinsip yang paling banyak digunakan
adalah al-musyarakah dan al-mudharabah Antonio, 2001. 1.
Al-musyarakah adalah akad kerja sama antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu dimana masing-
masing pihak memberikan kontribusi dana atau amalekspertise dengan kesepakatan bahwa keuntungan
dan risiko akan ditanggung bersama sesuai dengan kesepakatan.
Penggunaan : Pembiayaan Proyek
Skema pembiayaan
mudharabah ditunjukkan oleh Gambar 1.
Gambar 1. Skema pembiayaan al-musyarakah Nasabah Parsial:
Asset Value Bank Syariah Parsial
Pembiayaan
PROYEK USAHA
KEUNTUNGAN
Bagi hasil keuntungan sesuai prosporsi kontribusi modal
nisbah
2. Al-mudharabah adalah akad kerjasama usaha antara dua
pihak, di mana pihak pertama menyediakan modal 100persen shahibul maal sedangkan pihak lainnya
menjadi pengelola dengan keuntungan dibagi menurut kesepakatan di muka. Apabila terjadi kerugian, maka
akan ditanggung oleh pemilik modal sepanjang kerugian tersebut tidak disebabkan oleh kesalahan atau kelalaian
pengelola. Untuk itu harus dilakukan investigasi terhadap sebab-sebab kerugian. Jika kerugian
diakibatkan karena kecurangan atau kelalaian pengelola, maka pengelola harus bertanggung jawab atas kerugian
tersebut. Penggunaan
: Pembiayaanmodal kerja untuk usaha usaha: pesanan order, waralaba, pola
kemitraan, industri manufaktur, dan ekspor-impor. Skema pembiayaan mudharabah ditunjukkan oleh Gambar 2.
Gambar 2. Skema pembiayaan mudharabah
Nisbah X Nisbah Y
Perjanjian Bagi Hasil
Bank Y
Syariah Nasabah
Modal Keahlian
Proyek Usaha
MODAL Pendapatan
b. Pembiayaan Jual Beli
Pembiayaan jenis ini terbagi menjadi dua yaitu al murabahah dan as-salam, berikut penjelasan masing-masing
pembiayaan jual beli. 1.
Al-murabahah merupakan akad penyediaan barang berdasarkan sistem jual beli, di mana bank bertindak
sebagai penjual yang akan menyediakan barang kebutuhan nasabah. Harga jual barang kepada nasabah
adalah sebesar harga perolehan ditambah dengan keuntungan margin yang disepakati. Pembayaran
dapat dilakukan sekaligus saat jatuh tempo atau diangsur dalam jangka waktu yang disepakati.
Penggunaan : Umumnya diterapkan pada pembiayaan untuk pembelian barang-barang investasi, dan kurang
tepat untuk pembiayaan modal kerja permanen, karena Murabahah merupakan kontrak jangka pendek dengan
sekali akad Antonio, 2001. Skema
pembiayaan murabahah ditunjukkan oleh
Gambar 3.
Gambar 3. Skema pembiayaan murabahah
.
2. Akad Jual- Beli 1. Negosiasi dan
Persyaratan
5. Bayar
Harga Perolehan +
margin
untuk bank
3. Beli Barang 4. Kirim dan Terima
Barang dan Dokumen
Bank Syariah
Mandiri Nasabah
Supplier Penjual
2. Pembiayaan dengan prinsip as-salam yaitu pembelian
barang yang diserahkan dikemudian hari, sedangkan
pembayaran dilakukan dimuka
Penggunaan: umumnya dipergunakan pada pembiayaan bagi petani dengan jangka waktu yang relatif pendek,
yaitu 2-6 bulan. Skema pembiayaan salam ditunjukkan oleh Gambar 4.
Produsen ditunjuk oleh Bank 4
3 5
2 1
Gambar 4. Skema pembiayaan as-salam Keterangan:
1. Negosiasi pesanan dengan kriteria
2. Pemesanan Barang nasabah dan Bayar Tunai
3. Kirim dokumen
4. Kirim pesanan
5. Bayar
c. Pembiayaan Sewa