II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian Bank
Bank umum didefinisikan oleh undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 sebagai bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional
danatau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Menurut Kasmir dalam Rohaeni 2009,
bank diartikan sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana tersebut
ke masyarakat serta memberikan jasa bank lainnya.
2.1.1 Bank Syariah Menurut Triandaru dan Budisantoso 2006, Bank syariah
adalah bank yang dalam aktivitasnya, baik penghimpunan dana maupun dalam rangka penyaluran dananya memberikan dan
mengenakan imbalan atas dasar prinsip syariah yaitu jual beli dan bagi hasil. Bank Syariah merupakan lembaga intermediasi dan penyedia
jasa keuangan yang bekerja berdasarkan etika dan sistem nilai islam, khususnya yang bebas dari bunga riba, bebas dari kegiatan spekulatif
yang non produktif seperti perjudian masyir, bebas dari hal-hal yang tidak jelas dan meragukan gharar, berprinsip keadilan, dan hanya
membiayai kegiatan usaha yang halal. Bank syariah secara aktif turut berpartisipasi dalam mencapai sasaran dan tujuan dari ekonomi islam
yang berorientasi pada kesejahteraan sosial Ascarca dan Yumanita, 2005.
Landasan hukum Bank Syariah adalah Undang-Undang No.10 Tahun 1998 tentang Perubahan UU No. 7 tentang Perbankan. Bank
Syariah adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah dalam kegiatannya dapat memberikan atau tidak
memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Berdasarkan UU No. 10 Tahun 1998 Pasal 1 ayat 13, Prinsip
syariah adalah aturan perjanjian berdasarkan hukum islam antara bank dan pihak lain untuk penyimpanan dana dan atau pembiayaan kegiatan
usaha, atau kegiatan lainnya yang dinyatakan sesuai dengan syariah, antara lain:
- pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil mudharabah - pembiayaan berdasarkan prinsip penyertaan musyarakah
- prinsip jual beli barang dengan memperoleh keuntungan
murabahah, - atau pembiayaan barang modal berdasarkan prinsip sewa murni
tanpa pilihan ijarah - atau dengan adanya pilihan pemindahan kepemilikan atas barang
yang disewa dari pihak bank oleh pihak lain ijarah wa iqtina.
2.1.2 Kelembagaan Perbankan Syariah di Indonesia
Perbankan syariah memiliki kelembagaan yang agak berbeda dengan perbankan konvensional. Menurut Ascarca dan Yumanita
2005, bank terbagi menjadi bank umum syariah, unit usaha syariah, dan BPR Syariah.
A Bank Umum Syariah BUS
BUS adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan
jasa dalam lalu lintas pembayaran. BUS adalah badan usaha yang setara dengan bank umum konvensional dengan bentuk hukum
Perseroan Terbatas, Perusahaan Daerah atau Koperasi.
B. Unit Usaha Syariah UUS
UUS adalah unit kerja di kantor pusat bank umum konvensional yang berfungsi sebagai kantor induk dari kantor
cabang syariah dan atau unit syariah. Dalam struktur organisasi, UUS berada satu tingkat di bawah direksi bank umum
konvensional yang bersangkutan. Sebagai suatu unit kerja khusus, UUS mempunyai tugas untuk
1. Mengatur dan mengawasi seluruh kegiatan kantor cabang
syariah.