2. Pembiayaan dengan prinsip as-salam yaitu pembelian
barang yang diserahkan dikemudian hari, sedangkan
pembayaran dilakukan dimuka
Penggunaan: umumnya dipergunakan pada pembiayaan bagi petani dengan jangka waktu yang relatif pendek,
yaitu 2-6 bulan. Skema pembiayaan salam ditunjukkan oleh Gambar 4.
Produsen ditunjuk oleh Bank 4
3 5
2 1
Gambar 4. Skema pembiayaan as-salam Keterangan:
1. Negosiasi pesanan dengan kriteria
2. Pemesanan Barang nasabah dan Bayar Tunai
3. Kirim dokumen
4. Kirim pesanan
5. Bayar
c. Pembiayaan Sewa
Pembiayaan yang meggunakan prinsip ini adalah al- ijarah, yaitu akad pembindahan hak guna atas barang atau
jasa, melali pembayaran upah sewa, tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikan atas barang itu sendiri. Sedangkan
al-ijaran al-muntahia bit-tamlik IMB adalah sejenisperpaduan antara kontrak jual beli dan sewa atau
Produsen Penjual
Nasabah
Bank Syariah
lebih tepatnya akad sewa yang diakhiri dengan kepemilikan barang di tangan si penyewa Antonio, 2001.
Skema pembiayaan IMB ditunjukkan oleh Gambar 5
B. milik
3. 3. Sewa Beli
A. Milik 1.Pesan
2.Beli Objek Sewa objek sewa
Gambar 5. Skema pembiayaan IMB
2.4 Laporan Keuangan
Menurut Sudjaja dan Barlian 2003, laporan keuangan adalah suatu laporan yang menggambarkan hasil dari proses akuntansi yang
digunakan sebagai alat komunikasi antar data keuanganaktivitas perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data-
dataaktivitas tersebut. Laporan keuagan bertujuan untuk menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan
posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai laporan keuangan dalam pengambilan keputusan secara
ekonomi. Dalam industri perbankan sendiri, laporan keuangan
menunjukkan kinerja manajemen bank selama satu periode. Dalam menganalisis pengaruh dana pihak ketiga dan
pembiayaan terhadapa laba, maka laporan keuangan yang diperlukan yaitu laporan neraca dan laporan laba rugi.
Penjual suplier
Objek Sewa
Nasabah
Bank Syariah
2.4.1 Laporan Laba Rugi
Laporan laba rugi adalah laporan mengenai penghasilan, biaya, labarugi yang diperoleh suatu perusahaan
selama periode tertentu. Laporan laba rugi digunakan untuk memberikan informasi kepada pemilik mengenai
perkembangan aktivitas perusahaan pada periode tertentu, kehudupan perusahaan dibagi dalam periode akuntansi,
perbulan, persemester, atau pertahun Sudjaja dan Barlian,
2003. Menurut Dendrawijaya 2005, laporan laba rugi adalah
laporan keuangan bank yang menggambarkan pendapatan dan biaya operasional dan non-opersional bank serta keuntungan
bersih bank untuk suatu periode tertentu. Dalam laporan ini tergambar jumlah pendapatan dan sumber-sumber pendapatan
serta jumlah biaya dan jenis-jenis biaya yang dikeluarkan. 2.4.2
Neraca
Menurut Keown 2004, neraca memberi gambaran sesaat posisi keuangan perusahaan pada suatu waktu tertentu,
menyajikan kepemilikan aktiva, kewajiban, serta ekuitas pemegang saham dari para pemilik. Neraca merupakan bagian
dari laporan keuangan suatu perusahaan yang dihasilkan pada suatu periode akuntansi yang menunjukkan posisi keuangan
perusahaan pada akhir periode tertentu. Unsur-unsur yang terdapat dalam neraca yaitu aktiva, kewajiban dan modal.
Aktiva menggambarkan sumber-sumber yang dimiliki perusahaan, sedangkan kewajiban dan ekuitas pemegang
saham menunjukkan bagaimana sumber daya itu dibiayai. Dalam dunia perbankan, neraca adalah laporan yang
menunjukkan posisi keuangan bank pada tanggal tertentu. Posisi yang dimaksud yaitu aktiva harta dan pasiva
kewajiban ekuitas suatu bank.
Komponen-komponen yang terdapat dalam aktiva Keown, 2004 yaitu:
1. Aktiva lancar Current Assets, meliputi asset yang relative
mudah untuk dicairkan dalam jangka waktu satu tahun. 2.
Aktiva tetap atau jangka panjang Fixed asset atau Long Term Assets meliputi aktiva yang terdiri dari peralatan,
bangunan, dan tanah. 3.
Aktiva lain Other Asests, yaitu asset yang tidak termasuk dalam aktiva lancar dan tetap, sebagai contoh asset tidak
berwujud seperti hak paten dan good will.
2.5. Loan To Deposit Ratio LDR
Menurut Dendrawijaya 2000, Loan to Deposit Ratio adalah rasio antara seluruh jumlah kredit yahg diberikan bank dengan dana yang diterima
oleh bank. Loan to Deposit Ratio menyatakan seberapa jauh kemampuan bank dalam membayar kembali penarikan dana yang dilakukan deposan
dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya. Dengan kata lain, seberapa jauh pemberian kredit kepada nasabah kredit
dapat mengimbangi kewajiban bank untuk segera memenuhi permintaan deposan yang ingin menarik kembali uangnya yang telah digunakan oleh
bank untuk memberikan kredit. Semakin tinggi rasio tersebut memberikan indikasi semakin rendahnya kemampuan likuiditas bank yang bersangkutan.
Hal ini disebabkan karena jumlah dana yang diperlukan untuk membiayai kredit menjadi semakin besar.
LDR merupakan indikator yang sejalan dengan peran bank sebagai lembaga intermediasi dari dana masyarakat yang kelebihan dengan yang
membutuhkan. Oleh sebab itu posisi LDR harus diperhatikan agar tidak ‘terpeleset’. Apabila dana yang diberikan ke debitur macet, maka bank akan
kesulitan mempebaiki posisi LDRnya Sudjaja dan Barlian, 2003. Berkaitan dengan posisi LDR, Bank Indonesia telah membuat level
penilaian terhadap posisi LDR Perbankan Indonesia, yang diatur dalam Surat
Edaran Bank Indonesia No. 265BPP tanggal 29 Mei 1993 dengan kriteria sebagai berikut:
- Bila LDR bank 85persen dinilai positif
- Bila LDR bank 85persen-100persen dinilai netral
- Bila LDR bank 100persen dinilai negatif.
Dalam perbankan syariah, LDR diistilahkan dengan Financing to Deposit Ratio FDR. Istilah pembiayaan Financing ini digunakan
perbankan syariah untuk menjelaskan bentuk penyaluran dananya kepada masyarakat, dikarenakan bank syariah tidak mengenal konsep bunga dalam
aktivitas perbankan, termasuk juga produk-produk penyaluran dananya pembiayaan Antonio, 2001. Hal ini berbeda dengan bank konvensional
yang mengistilahkan penyaluran dananya dengan kredit loan, karena tingkat pengembalian kredit memperhitungkan balasan tambahan dengan bunga
suku bunga kredit dan juga karena keseluruhan operasional bank konvensional menggunakan konsep bunga.
2.6. Laba Bank