Deskripsi Data Pembahasan HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

69 pandai. Sedangkan 4 soal lainnya yaitu soal no. 8, 12, 19, dan 23 tidak memenuhi kriteria untuk tingkat kesukaran karena P 0,3 maka soal dinyatakan sukar sehingga soal harus dihilangkan. Dengan mempertimbangkan hasil validasi, nilai konsistensi internal , nilai reliabilitas, nilai daya pembeda dan tingkat kesukaran soal maka dari 30 butir soal yang diujicobakan sebanyak 26 butir soal layak digunakan. Tetapi untuk mengukur prestasi belajar siswa, tes presatasi yang dipakai sebanyak 25 butir soal. Hal ini karena ada pertimbangan lain, yaitu pada butir soal no. 29, indikator pada butir soal tersebut sudah terwakili oleh soal yang lain dan waktu yang digunakan selama 75 menit. Hasil ujicoba instrumen tes, kisi dan tes prestasi belajar secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran 16, Lampiran 17, dan Lampiran 18.

B. Deskripsi Data

Data pada penelitian ini adalah 1 nilai murni ulangan umum semester genap untuk kenaikan kelas VII ke kelas VIII, 2 data hasil angket dan 3 data prestasi belajar siswa. Deskripsi data tersebut dapat dilihat pada tabel sebagai berikut : Tabel 4.1 : Data Nilai Murni Ulangan Umum Semester Genap Kelas Eksperimen Kelas Kontrol N 114 113 Jumlah X 6699 6807 Rataan X 58,763 60,239 Standart Deviasi s 14,737 13,987 Varian s 2 217,174 195,630 Maksimum 98 96 Minimum 38 38 70 Tabel 4.2 : Data Hasil Angket Kelas Eksperimen Kelas Kontrol Total Aktivitas Tinggi 23 25 48 Aktivitas Sedang 67 62 129 Aktivitas rendah 24 26 50 N 114 113 227 Jumlah ΣX 12540 12533 25073 Rataan 110 110,912 110,454 Standart Deviasi s 19,3029 19,715 19,471 Variansi s 2 372,6018 388,671 379,125 Maksimum 150 151 Minimum 80 80 Data nilai murni ulangan umum semester genap dan data aktivitas belajar siswa selengkapnya untuk masing-masing kelas eksperimen maupun kelas kontrol dapat dilihat pada Lampiran 19. Tabel 4.3 : Prestasi Belajar Matematika Prestasi Belajar Matematika Kelas Eksperimen Kelas Kontrol n 114 113 Σ X 1957 1893 Mean X 17,1667 16,7522 Standart deviasi s 2,9266 2,8427 Variansi s 2 8,5649 8,0809 Skore Maksimal 24 23 Skore Minimal 11 10 71 Data prestasi belajar siswa selengkapnya untuk masing-masing kelas eksperimen maupun kelas kontrol dapat dilihat pada Lampiran 19.

C. Hasil Analisis Data

Dari deskripsi data yang berupa data aktivitas belajar siswa dan data tentang prestasi belajar matematika siswa dari kelas eksperimen dan kelas kontrol akan dilakukan analisis data. Sebelum dilakukan uji hipotesis dan anava dua jalan dengan sel tak sama terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat. Anava. Ada dua uji prasyarat yaitu uji normalitas dan uji homogenitas untuk mengetahui apakah sampel-sampel penelitian memenuhi uji pendahuluan untuk melakukan uji keseimbangan, dan uji uji Anava.

1. Uji Prasyarat Untuk Uji Keseimbangan

a. Uji Normalitas Uji Normalitas digunakan untuk mengetahui apakah sampel penelitian berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak Ada 2 uji normalitas dengan menggunakan Uji Lilliefors yang dilakukan yaitu : 1 Uji Normalitas pada data yang terkait dengan pendekatan pembelajaran konstruktivistik. 2 Uji Normalitas pada data yang terkait dengan Pendekatan Pembelajaran Konvensional. Hasil Uji Normalitas disajikan dalam tabel berikut : Tabel 4.4 : Hasil Uji Normalitas Prasyarat Uji Keseimbangan Populasi N L mak L tabel Keputusan Konstruktivistik 114 0,0821 0,0830 H o diterima Konvensional 113 0,0797 0,0833 H o diterima 72 Dari Tabel 4.4 di atas diketahui bahwa sampel penelitian berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Untuk perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 20, dan Lampiran 21. b. Uji Homogenitas Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah populasi penelitian mempunyai variansi sama. Uji homogenitas untuk Pendekatan Pembelajaran ini menggunakan metode Bartlett dengan statistik uji Chi kuadrat. Dari langkah-langkah uji Chi kuadrat tersebut diperoleh 2 hitung = 0,2922 dan 2 tabel = 2 , k-1 = 3,8410. Dengan daerah DK = 1 , 2 2 2 | k , maka 2 hitung DK sehingga H o diterima. Hal ini dapat disimpulkan kedua sampel penelitian mempunyai variansi yang sama homogen untuk variabel pembelajaran. Hasil perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 22.

2. Uji Keseimbangan

Setelah prasyarat uji t terpenuhi selanjutnya dilakukan uji keseimbangan dengan statistik uji t. Uji keseimbangan digunakan untuk melihat apakah kelas eksperimen dan kelas kontrol merupakan kelas yang seimbang atau mempunyai kemampuan awal sama. Data yang akan diuji berupa data Nilai Semester Genap Murni SMP untuk bidang studi Matematika untuk kenaikan kelas ke tingkat yang lebih tinggi. Dari langkah-langkah uji t tersebut diperoleh t hitung = 0,1956 dan t tabel = 1,9600. Dengan daerah DK = {t | t - 1,9600 atau t 1,9600}, maka t hitung DK sehingga H o diterima. Kesimpulannya adalah kedua kelas populasi penelitian mempunyai kemampuan awal yang sama atau seimbang. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 23. 73

3. Uji Prasyarat Untuk Anava

a. Uji Normalitas Ada 5 kali uji normalitas yang dilakukan dengan menggunakan Uji Liliefors untuk : 1. Uji Normalitas pada data yang terkait Pendekatan Pembelajaran Konstrutivistik 2. Uji Normalitas pada data yang terkait Pendekatan Pembelajaran Konvensional 3. Uji Normalitas pada data yang terkait Aktivitas Belajar Tinggi 4. Uji Normalitas pada data yang terkait Aktivitas Belajar Sedang 5. Uji Normalitas pada data yang terkait Aktivitas Belajar Rendah Hasil dari Uji Normalitas disajikan dalam tabel berikut: Tabel 4.5 : Hasil Uji Normalitas Prasyarat Uji Anava Populasi N L mak L tabel Keputusan Konstruktivistik 114 0,0775 0,0830 H o diterima Konvensional 113 0,0775 0,0833 H o diterima Aktivitas Belajar Tinggi 48 0,091 0,128 H o diterima Aktivitas Belajar Sedang 129 0,0776 0,078 H o diterima Aktivitas Belajar Rendah 50 0,104 0,125 H o diterima Dari Tabel 4.5 di atas diketahui bahwa sampel penelitian berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Untuk perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 24, Lampiran 25., Lampiran 26, Lampiran 27 dan Lampiran 28. 74 b. Uji Homogenitas Uji homogenitas yang dilakukan dua kali yaitu Uji homogenitas pada data yang terkait dengan pendekatan pembelajaran dan uji homogenitas pada data yang aktivitas belajar siswa. Hasil uji homogenitas dengan Uji Bartlet disajikan dengan tabel sebagai berikut: Tabel 4.6 : Hasil Uji Homogenitas Uji Homogenitas 2 hitung 2 ,k-1 Keputusan Pembelajaran 0,091 3,841 H o diterima Aktivitas Belajar 5,963 5,991 H o diterima Dari Tabel 4.6 di atas dapat dilihat bahwa Ho diterima semua, sehingga disimpulkan kedua populasi penelitian mempunyai variansi yang sama homogen untuk variabel pembelajaran dan untuk variabel aktivitas belajar siswa. Hasil perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 29 dan Lampiran 30.

4. Uji Hipotesis

Setelah uji prasyarat Anava telah terpenuhi dilakukan Uji Anava Dua Jalan dengan Sel Tidak Sama. Hasilnya disajikan dalam Tabel 4.5 berikut: 75 Tabel 4.7 : Rangkuman Hasil Anava Dua Jalan Sumber Variansi JK dk RK F obs F Keputusan Pembelajaran A 9,3995 1 9,399 1,925 3,84 Ho diterima Aktivitas belajar B 994,1141 2 497,057 101,778 3,00 Ho ditolak Interaksi AB 0,6051 2 0,3025 0,062 3,00 Ho diterima Galat 1079,3093 221 4,884 Total 2083,4279 227 Untuk hasil perhitungan anava dua jalan dengan sel tak sama selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 31. Dari Tabel 4.7 di atas dapat disimpulkan bahwa: a. F a = 1,925 F tabel = 3,84 sehingga H OA diterima atau tidak ada perbedaan efek antar baris terhadap variabel terikatnya atau dengan kata lain pendekatan pembelajaran tidak berpengaruh terhadap prestasi belajar matematika siswa. b. F b = 101,778 F tabel = 3,00 sehingga H OB ditolak atau ada perbedaan efek antar kolom terhadap variabel terikatnya atau dengan kata lain terdapat pengaruh aktivitas belajar siswa terhadap prestasi belajar matematika siswa. c. F ab = 0,062 F tabel = 3,00 sehingga H OAB diterima atau tidak ada interaksi antara efek baris dan efek kolom terhadap variabel terikatnya dengan kata lain perbedaan prestasi belajar matematika siswa antara siswa yang diberi pendekatan pembelajaran konstruktivistik dan pendekatan pembelajaran konvensional berlaku sama konsisten pada masing-masing aktivitas 76 belajar siswa dan perbedaan prestasi belajar antara siswa dengan aktivitas belajar tinggi, aktivitas belajar sedang dan aktivitas belajar rendah berlaku sama konsisten untuk tiap-tiap pendekatan pembelajaran.

5. Uji Komparasi Ganda

Dari hasil kesimpulan uji hipotesis pada butir b di atas berarti tidak semua aktivitas belajar siswa memberikan efek yang sama terhadap prestasi belajar. Dengan kata lain, pasti terdapat paling sedikit dua rataan yang tidak sama. Karena variabel aktivitas belajar siswa mempunyai tiga kategori tinggi, sedang, dan rendah maka perlu dilkukan komparasi antar kolom untuk melihat manakah yang secara signifikan mempunyai rataan yang berbeda. Rangkuman hasil anava disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut : Tabel 4.8 : Rataan Masing-masing Sel Pembelajaran Aktivitas Belajar Rataan Marginal Tinggi Sedang Rendah Konstruktivistik 19,9565 17,2687 14,2083 17,1667 Konvensional 19,3600 16,9516 13,7692 16,7522 Rataan Marginal 19,6458 17,1163 13,9800 16,9140 Sedangkan uji komparasi ganda antar kolom dengan Metode Scheffe dan hasilnya disajikan dalam Tabel 4.9 berikut : 77 Tabel 4.9 : Hasil Uji Lanjut dengan Metode Scheffe Komparasi 2 j i X X j i n n 1 1 RKG F hitung 2F 0,05;2,221 1 vs 2 6,3986 0,0286 4,8838 45,8345 6 1 vs 3 32,1017 0,0408 4,8838 160,9753 6 2 vs 3 9,8362 0,0278 4,8838 72,5742 6 Dari Tabel 4.9 di atas dapat diambil kesimpulan bahwa: a. Untuk Komparasi antara 1 vs 2 atau pada kolom 1 dan 2 diperoleh F 1-2 = 45,8345 2F 0,05;2,221 = 6, maka Ho ditolak. Hal ini berarti ada perbedaan yang signifikan antara prestasi belajar matematika siswa yang mempunyai aktivitas belajar tinggi dan aktivitas belajar sedang. b. Untuk Komparasi antara 1 vs 3 atau pada kolom 1 dan 3 diperoleh F 1- 3 = 160,9753 2F 0,05;2,221 = 6, maka Ho ditolak. Hal ini berarti ada perbedaan yang signifikan antara prestasi belajar matematika siswa yang mempunyai aktivitas belajar tinggi dan aktivitas belajar rendah. c. Untuk Komparasi antara 2 vs 3 atau pada kolom 2 dan 3 diperoleh F 2-3 = 72,5742 2F 0,05;2,221 = 6, maka Ho ditolak. Hal ini berarti ada perbedaan yang signifikan antara prestasi belajar matematika siswa yang mempunyai aktivitas belajar sedang dan aktivitas belajar rendah. Hasil perhitungan Uji Komparasi Ganda Antar Kolom dengan Metode Scheffe secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran 32. 78

D. Pembahasan

1. Prestasi belajar matematika siswa dilihat dari pendekatan pembelajaran. Prestasi belajar matematika siswa yang menggunakan pembelajaran dengan pendekatan konstruktivistik tidak berbeda dengan pendekatan pembelajaran konvensional. Dapat dikatakan prestasi belajar matematika siswa yang diberikan pendekatan pembelajaran konstruktivistik tidak lebih baik daripada siswa yang diberikan pendekatan pembelajaran konvensional. Sehingga pendekatan pembelajaran tidak ada pengaruhnya terhadap prestasi belajar siswa. Hal ini mungkin disebabkan karena: a. Masih ada guru matematika yang belum menguasai pengoperasionalan komputer sebagai syarat pembelajaran dengan multimedia komputer. b. Siswa belum terbiasa dalam pembelajaran menggunakan pendekatan konstruktivistik dengan multimedia komputer, sehingga kerja sama antar siswa masih kurang. c. Siswa belum tumbuh keberaniaannya dalam mengemukakan pendapat tentang model matematika dalam menyelesaikan masalah matematika. Selain itu, siswa belum berani merepresentasikan proses mengkonstruksi konsep matematika. d. Pada saat pembelajaran berlangsung, tiba-tiba listrik mati sehingga sehingga proses pembelajaran terganggu. e. Siswa tertarik pada tampilan saja bukan pada materi matematikanya. 2. Prestasi belajar matematika siswa dilihat dari jenis aktivitas belajar. Jika dilihat dari jenis aktivitas belajar siswa prestasi belajar matematika siswa dengan memperhatikan: a. Dari Tabel 4.7 diperoleh kesimpulan bahwa perbedaan aktivitas belajar siswa terhadap pengaruh prestasi belajar matematika siswa. b. 1. Kesimpulan butir a dan b dari Tabel 4.9 yaitu ada perbedaan yang signifikan antara prestasi belajar matematika siswa yang mempunyai 79 aktivitas belajar tinggi dan aktivitas belajar sedang maupun aktivitas belajar rendah. Selanjutnya dengan melihat rangkuman rataan masing-masing sel pada Tabel 4.8 diketahui bahwa untuk siswa dengan aktivitas belajar tinggi diperoleh skore rataan marginal adalah 19,6583, siswa dengan aktivitas belajar sedang dipeoleh skore rataan marginal adalah 17,1163, dan siswa dengan aktivitas belajar rendah skore rataan marginal adalah 13,9800. Sehingga dapat disimpulkan bahwa siswa yang memiliki aktivitas belajar tinggi prestasi belajar matematikanya lebih baik dibanding dengan siswa yang mempunyai aktivitas belajar sedang dan rendah. 2. Kesimpulan butir c dari Tabel 4.9 yaitu ada perbedaan yang signifikan antara prestasi belajar matematika siswa yang mempunyai aktivitas belajar sedang dan aktivitas belajar rendah. Selanjutnya dengan melihat rangkuman rataan masing-masing sel pada Tabel 4.8 dapat disimpulkan bahwa siswa yang memiliki aktivitas belajar sedang prestasi belajar matematikanya lebih baik dibanding dengan siswa yang mempunyai aktivitas belajar rendah. Dengan demikian siswa dengan aktivitas belajar tinngi mempunyai prestasi belajar matematika lebih baik daripada siswa dengan aktivitas belajar sedang dan rendah. Dapat dikatakan prestasi belajar matematika siswa dengan aktivitas belajar tinggi paling baik daripada siswa dengan aktivitas belajar sedang dan rendah. Sedangkan siswa dengan aktivitas belajar sedang mempunyai prestasi belajar matematika lebih baik dibanding dengan siswa dengan aktivitas belajar rendah. 3. Prestasi belajar matematika siswa jika dilihat dari pendekatan pembelajaran dan aktivitas belajar siswa. Berdasarkan rangkuman anava dua jalan dengan sel tak sama disimpulkan bahwa tidak terdapat interaksi antara pembelajaran dengan 80 aktivitas belajar terhadap prestasi belajar. Hal ini berarti tidak terdapat pengaruh yang berbeda antara pembelajaran dan aktivitas belajar. Dari rataan marginal diketahui bahwa pembelajaran konstruktivistik dengan multimedia komputer selalu lebih baik dari pada pembelajaran konvesional untuk setiap kategori aktivitas tinggi, sedang dan rendah. Perbedaan prestasi belajar matematika siswa antara siswa yang diberikan pendekatan pembelajaran konstruktivistik dan pendekatan pembelajaran konvensional selalu sama konsisten pada tiap-tiap aktivitas belajar siswa hal ini menunjukkan bahwa siswa kelas VIII di SMP Negeri faktor yang dominan mempengaruhi prestasi belajara adalah aktivitas belajar siswa. Selain itu prestasi belajar matematika siswa dipengaruhi oleh banyak faktor lainnya bukan hanya faktor pendekatan pembelajaran dan aktivitas belajar siswa saja. 81

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Kesimpulan Dari hasil analisis data dan pembahasan pada Bab IV maka dapat disimpulkan bahwa : 1. Prestasi belajar matematika siswa yang diberikan pendekatan pembelajaran konstruktivistik tidak berbeda dengan siswa yang diberikan pendekatan pembelajaran konvensional. 2. Siswa dengan aktivitas belajar tinggi paling baik prestasi belajar matematikanya dibandingkan siswa dengan aktivitas belajar sedang dan aktivitas belajar rendah. Siswa dengan aktivitas belajar sedang lebih baik prestasi belajar matematikanya dibandingkan siswa dengan aktivitas belajar rendah. 3. Tidak ada interaksi antara pendekatan pembelajaran dengan aktivitas belajar siswa, dengan kata lain perbedaan prestasi belajar matematika siswa antara siswa yang diberi pendekatan pembelajaran konstruktivistik dan pendekatan pembelajaran konvensional berlaku sama konsisten pada masing-masing aktivitas belajar siswa dan perbedaan prestasi belajar antara siswa dengan aktivitas belajar tinggi, aktivitas belajar sedang dan aktivitas belajar rendah berlaku sama konsisten untuk tiap-tiap pendekatan pembelajaran.

B. Implikasi Hasil Penelitian

Berdasarkan kesimpulan penelitian di atas berimplikasi pembelajaran matematika di kelas. Adapun implikasinya adalah : a. Memberikan pelatihan guru matematika yang belum menguasai pengoperasionalan komputer sebagai syarat pembelajaran dengan multimedia komputer.

Dokumen yang terkait

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN ALAT PERAGA PADA POKOK BAHASAN BANGUN RUANG SISI LENGKUNG DITINJAU DARI AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS IX SMP KOTA SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2008 2009

4 54 248

Eksperimentasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Pokok Bahasan Bangun Ruang Sisi Datar Ditinjau Dari Aktivitas Belajar Siswa Kelas VIII SMP Negeri Kota Surakarta Tahun Pelajaran 2007 – 2008

1 26 227

EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS XII IPS SMA NEGERI KOTA SURAKARTA TAHUN 2008 2009

1 4 96

Eksperimentasi model pembelajaran kooperatif tipe stad pada pokok bahasan fungsi ditinjau dari motivasi belajar siswa kelas viii Smp negeri kota surakarta Tahun pelajaran 2008 2009

0 3 100

Eksperimentasi pembelajaran matematika melalui pendekatan realistik ditinjau dari gaya belajar siswa kelas v sd di kecamatan leuwisari tasikmalaya Tahun pelajaran 2008 2009

1 4 82

Eksperimentasi Pembelajaran Matematika Humanistik Berbasis Konstruktivistik Menggunakan ICT Ditinjau dari Kemampuan Awal Siswa

0 4 8

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN METODE STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING DITINJAU DARI AKTIVITAS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 3 WONOGIRI TAHUN AJARAN 2009/ 2010.

0 1 9

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN METODE RESITASI MENGGUNAKAN LKS DITINJAU DARI AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS VIII MTsN CEPOGO, BOYOLALI TAHUN AJARAN 2008/2009.

0 1 8

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN SAVI DAN RME PADA POKOK BAHASAN KUBUS DAN BALOK DITINJAU DARI KREATIVITAS BELAJAR SISWA (Pada Siswa Kelas VIII SMP Muhammadiyah 8 Surakarta Tahun Ajaran 2008/2009).

0 1 12

PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN “SAVI” DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA ( Eksperimen pada siswa kelas VIII Semester II Tahun Pelajaran 2008/2009 SMP Negeri 1 Wuryantoro).

0 0 11