Aktivitas Belajar Siswa Kajian Teori 1. Mengajar

35 2 Pemahaman siswa cenderung bersifat instrumen dan bersifat sementara karena siswa dianggap sebagai botol kosong 3 Aktivitas kurikulum bertitik berat pada buku tulis dan lembar kerja siswa. Karena pembelajaran berorientasi pada output seperti hasil UASUAN

9. Aktivitas Belajar Siswa

Aktivitas belajar siswa tidak terlepas dari faktor-faktor yang mempengaruhi belajar bagi siswa, baik yang berasal dalam siswa maupun yang berasal dari luar siswa, sehingga dengan memperbanyak aktivitas belajar memungkinkan akan menguasai materi yang dipelajarinya. Selain itu aktivitas tidak hanya dilaksanakan di sekolah saja namun juga dilaksanakan di luar sekolah. Aktivitas sangat penting sebab belajar sendiri merupakan suatu kegiatan. Tanpa kegiatan tak mungkin seseorang belajar. Kemampuan anak dalam beraktivitas harus didukung oleh pembimbing yang serius. Untuk mengaktifkan atau mengiatkan siswa, akan mungkin terjadi bila guru menjelaskan manfaat atau pentingnya bahan pelajaran baik kini maupun untuk masa yang akan datang. Sementara Sardiman A. M 1994: 98 mengemukakan bahwa belajar adalah berbuat dan sekaligus merupakan proses yang membuat anak didik harus aktif. Pengalaman empiris yang kadang terjadi pada suatu kegiatan belajar mengajar KBM, sebagai berikut: ada siswa yang diam tanpa aktivitas apapun, setelah ditanya justru memberikan respon terkejut. Dengan kondisi diam tanpa aktivitas ini guru dapat mengetahui bahwa siswa tersebut tidak dalam kondisi belajar. Karena kadar aktivitas pada dasarnya merupakan ciri-ciri yang tampak dan dapat diamati serta diukur oleh siapapun yang tugasnya berkenaan dengan pendidikan dan pengajaran Suharno, Sukardi, Chodijah, Suwalni 1999: 10. Montessori dalam Sardiman 1994: 95 menegaskan bahwa: “anak-anak memliliki tenaga untuk berkembang sendiri, membentuk sendiri. Pendidik akan berperan sebagai pembimbing dan mengamati bagaimana perkembangan anak 36 didiknya”. Pernyataan Montessori tersebut memberikan petunjuk bahwa yang lebih banyak melakukan aktivitas didalam pembentukan diri anak adalah anak itu sendiri, sedang pendidik hanya memberikan bimbingan dan merencanakan segala kegiatan yang akan diperbuat oleh anak didik. Pendapat lain dikemukakan oleh Rousseau dalam Sardiman 1994: 95 memberikan penjelasan bahwa: “Dalam kegiatan belajar segala pengetahuan harus diperoleh dengan pengamatan sendiri, pengalaman sendiri, penyelidikan sendiri, dengan bekerja sendiri, dengan fasilitas yang diciptakan sendiri, baik secara rohani maupun teknis. Hal ini menunjukkan bahwa setiap orang yang belajar harus aktif sendiri, tanpa adanya aktivitas maka proses belajar tidak mungkin terjadi”. Dari beberapa pendapat di atas diperoleh kesimpulan bahwa aktivitas belajar siswa adalah kegiatan belajar yang dilakukan siswa dengan cara mengamati sendiri, menyelidiki sendiri, dan bekerja secara aktif dengan fasilitas yang diciptakan sendiri untuk berkembang sendiri dengan bimbingan dan pengamatan dari guru. Paul B. Diedrich dalam Sardiman AM 1994: 100 – 101 membuat suatu daftar yang berisi 177 macam kegiatan siswa yang antara lain dapat digolongkan menjadi 8 delapan kelompok, yaitu: a. Visual activities, yang termasuk di dalamnya misalnya: membaca, memperhatikan gambar, demonstrasi, percobaan, pekerjaan orang lain. b. Oral activities, seperti: menyatakan, merumuskan, betanya, memberi saran, memngeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi, interupsi. c. Listening activities, sebagai contoh, mendengarkan, uraian, percakapan, diskusi, musik, pidato. d. Writing activities, seperti misalnya: menulis cerita, karangan, laporan, angket, menyalin. e. Drawing activities, misalnya: menggambar, membuat grafik, peta, diagram. 37 f. Motor activities, yang termasuk di dalamnya antra lain: melakukan percobaan, membuat konstruksi, model mereparasi, bermain, berkebun, beternak. g. Mental activitis, sebagai contoh misalnya: menanggap, mengingat, memecahkan soal, menganalisis, melihat hubungan, mengambil keputusan. h. Emosional activities, temasuk diantaranya, menaruh minat, merasa bosan, gembira, bersemangat, bergairah, berani, tenang, gugup. Sedangkan kadar keaktivan siswa pada dasarnya adalah ciri-ciri yang tampak dan dapat diamati serta dapat diukur oleh siapapun yang terlibat dalam pembelajaran yaitu guru. Memahami indikator keaktivan siswa akan dapat bermanfaat bagi guru. Adapun indikator keadaan keaktivan siswa dalam pembelajaran menurut Nana Sujana dalam Suharno, Sukardi, Chodijah, Suwalni 1999: 10 dijelaskan sebagai berikut: 1 Adanya aktivitas belajar siswa secara individual untuk penerapan konsep, prinsip, dan generalisasi. 2 Adanya aktivitas belajar siswa dalam bentuk kelompok untuk memecahkan masalah problem solving. 3 Adanya partisipasi siswa dalam melaksanakan tugas belajarnya. 4 Adanya keberanian siswa mengajukan pendapatnya. 5 Adanya aktivitas belajar analisis, penilaian dan kesimpulan. 6 Setiap siswa dapat mengomentari dan memberi tanggapan pendapat siswa lain. 7 Adanya kesempatan bagi setiap siswa untuk menggunakan berbagai sumber belajar yang tersedia. 8 Adanya upaya bagi setiap siswa untuk menilai hasil belajar yang dicapai. 9 Adanya upaya siswa untuk bertanya kepada guru dan atau meminta pendapat siswa yang lainnya dalam upaya kegiatan pembelajarannya. 38 Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa keaktifan siswa dalam proses dan mengolah perolehan belajarnya baik secara fisik, intelektual, dan emosional. Keaktivan dalam proses pembelajaran meliputi keaktifan untuk bertanya, keaktifan berkomunikasi siswa dengan siswa lainnya mengemukakan ide, serta mengerjakan soal.

B. Penelitian yang Relevan

Penelitian –penelitian yang relevan sebagai tinjauan antara lain: Penelitian dari Cholis Sa’dijah 2002 yang berjudul “Pelaksanaan Pembelajaran Matematika Beracuan Konstruktivisme Topik Persamaan dan

Dokumen yang terkait

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN ALAT PERAGA PADA POKOK BAHASAN BANGUN RUANG SISI LENGKUNG DITINJAU DARI AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS IX SMP KOTA SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2008 2009

4 54 248

Eksperimentasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Pokok Bahasan Bangun Ruang Sisi Datar Ditinjau Dari Aktivitas Belajar Siswa Kelas VIII SMP Negeri Kota Surakarta Tahun Pelajaran 2007 – 2008

1 26 227

EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS XII IPS SMA NEGERI KOTA SURAKARTA TAHUN 2008 2009

1 4 96

Eksperimentasi model pembelajaran kooperatif tipe stad pada pokok bahasan fungsi ditinjau dari motivasi belajar siswa kelas viii Smp negeri kota surakarta Tahun pelajaran 2008 2009

0 3 100

Eksperimentasi pembelajaran matematika melalui pendekatan realistik ditinjau dari gaya belajar siswa kelas v sd di kecamatan leuwisari tasikmalaya Tahun pelajaran 2008 2009

1 4 82

Eksperimentasi Pembelajaran Matematika Humanistik Berbasis Konstruktivistik Menggunakan ICT Ditinjau dari Kemampuan Awal Siswa

0 4 8

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN METODE STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING DITINJAU DARI AKTIVITAS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 3 WONOGIRI TAHUN AJARAN 2009/ 2010.

0 1 9

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN METODE RESITASI MENGGUNAKAN LKS DITINJAU DARI AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS VIII MTsN CEPOGO, BOYOLALI TAHUN AJARAN 2008/2009.

0 1 8

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN SAVI DAN RME PADA POKOK BAHASAN KUBUS DAN BALOK DITINJAU DARI KREATIVITAS BELAJAR SISWA (Pada Siswa Kelas VIII SMP Muhammadiyah 8 Surakarta Tahun Ajaran 2008/2009).

0 1 12

PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN “SAVI” DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA ( Eksperimen pada siswa kelas VIII Semester II Tahun Pelajaran 2008/2009 SMP Negeri 1 Wuryantoro).

0 0 11