13
dari observasi, menebak dan merasa, mengetes hipotesa, mencari analogi, akhirnya merumuskan teorema-teorema yang disusun dari asumsi-asumsi dan unsur-unsur
yang tidak didefinisikan. Simbol-simbol dalam matematika diperlukan karena matematika sebagai ilmu
mengenai struktur dan hubungannya. Simbol-simbol itu penting untuk membantu memanipulasi aturan-aturan dengan operasi yang ditetapkan. Simbolisasi menjamin
adanya komunikasi dan mampu memberikan keterangan untuk memmbentuk suatu konsep baru. Konsep baru terbentuk karena adanya pemahaman terhadap konsep
sebelumnya sehingga matematika itu konsep-konsepnya tersusun secara herarkis. Simbolisasi itu berubah berarti bila suatu simbol itu dilandasi suatu ide. Jadi kita
harus memahami ide yang terkandung dalam simbol tersebut. Dengan kata lain ide
harus dipahami terlebih dahulu sebelum ide tersebut disimbolkan.
3. Belajar Matematika
Matematika timbul karena pikiran-pikiran manusia, yang berhubungan dengan ide, proses dan penalaran. Matematika terdiri dari empat wawasan yang luas, yaitu
aritmatika, aljabar, geometri dan analisa. Dalam mempelajari matematika diperlukan prasyarat-prasyarat tertentu. Maksudnya adalah dalam mempelajari sesuatu materi
anak harus menguasai prasyarat-prasyarat yang diperlukan. Seorang belajar matematika jika pada diri orang tersebut terjadi perubahan
tingkah laku yang berkaitan dengan matematika, misalnya orang yang telah belajar matematika akan terjadi perubahan dari tidak tahu menjadi tahu dan mampu
menerapkannya dalam kehidupan nyata. Berpikir matematis berhubungan dengan struktur-struktur yang selain mantap
tetap terbentuk dari hal-hal yang telah ada sebelumnya. Belajar matematika berarti mengikuti struktur yang ada dalam matematika, sehingga orang yang belajar
matematika dipaksa untuk berpikir secara logis, deduktif. Berdasarkan pengalaman mempelajari konsep matematika akan timbul suatu
pengertian dan akhirnya yang sedang belajar matematika akan merumuskan yang
14
dipelajarinya dengan bahasanya sendiri ataupun dengan bimbingan guru. Dalam keadaan seperti ini siswa telah dapat menggeneralisasi suatu konsep dari matematika .
Dengan demikian siswa pada waktu mengerjakan soal matematika maka ia akan terlibat langsung dalam:
1 Memahami soal matematika untuk selanjutnya diterjemahkan ke dalam bahasa matematika kalimat matematika
2 Menyelesaiakan soal yang sudah dibuat sesuai dengan operasi-operasi dalam matematika.
3 Menafsirkan hasil itu, yang diperoleh untuk menjawab soal yang ditanya. Dalam mengerjakan soal seorang siswa melakukan kerja membaca dan
memahami soal, dengan memahami soal dari membaca soal itu diharapkan siswa dapat menyelesaikan soal-soal tersebut dalam kata-kata sendiri, dengan menentukan
apa yang diketahui. Dalam langkah ini siswa mengambil bilangan yang ada dan menentukan hubungan dalam bentuk matematika. Apabila hubungan itu telah dapat
ditentukan, siswa menyusun rencana penyelesaian. Dengan berusaha membuat model matematika, kemampuan memahami soal akan terlihat dari kalimat matematika yang
berhasil dibuat siswa. Hasil pembelajaran matematika ini ditafsirkan untuk menjawab apa yang
ditanyakan dalam soal, tetapi kadang-kadang siswa berhenti dalam langkah ini, dengan anggapan bahwa hasil pengerjaan model matematika tersebut sudah
merupakan jawaban soal yang dimaksud. Dari uaraian di atas dapat disimpulkan faktor-faktor penyebab kesulitan
mengerjakan soal sebagai berikut: 1 Pemahaman kalimat soal.
2 Mentransfer kalimat soal ke dalam kalimat matematika. 3 Menyelesaikan kalimat matematika tersebut.
Penggunaan penyelesaian kalimat matematika untuk menjawab pertanyaan yang dikemukakan dalam soal.
15
4. Prestasi belajar Matematika