Hakekat matematika Kajian Teori 1. Mengajar

11 terwujud atau hasil belajar dari siswa baik, pembelajaran harus memberikan fasilitas belajar yang baik sehingga terjadi proses belajar mengajar yang baik.

2. Hakekat matematika

Hakekat matematika dapat diketahui berhubungan objek penalaran matematika dan sasarannya telah diketahui, sehingga dapat diketahui pula bagaimana cara berpikir matematika itu. Matematika dapat digambarkan sebagai suatu kumpulan sistem yang tiap-tiap sistem itu mempunyai struktur atau urutan, interrelasi dari pengetahuan atau operasi-operasi tersendiri yang tersusun secara deduktif Soehardjo, 1992: 12 Matematika dapat digambarkan sebagai suatu kumpulan sistem yang tiap-tiap sistem itu mempunyai struktur atau urutan, interrelasi dari pengetahuan atau operasi- operasi tersendiri yang tersusun secara deduktif. Matematika berkenaan dengan pikiran berstruktur yang relasi-operasinya maupun hubungan-hubungannya diatur secara logis. Hal ini berarti matematika bersifat sangat abstrak yaitu berkenaan dengan konsep, prinsip abstrak dan penalarannya Soehardjo, 1992: 12 Gagne, dalam Soehardjo 1992: 14 menyatakan bahwa: objek penelaahan matematika adalah fakta, ketrampilan operasi, konsep dan prinsip atau aturan- aturan, pada hakekatnya berpikir matematika itu didasari oleh kesepakatan- kesepakatan yang disebut aksioma. Menurut Hasan Shadly 1983: 2171, matematika salah satu ilmu yang dibentuk dari penelitian bilangan dan ruang. Sudah sejak jaman kuno, matematika berkembang sebagai pengetahuan abstrak dan deduktif, dimana kesimpulan tidak ditarik dari berdasarkan pengalaman keindraan tetapi atas dasar kesimpulan yang ditarik dari kaidah-kaidah tertentu melalui deduksi. Disamping definisi, matematika memiliki pengertian-pengertian dasar tertentu. Segala masalah dan hubungan dapat dipecahkan melalui pernyataan-pernyataan tertentu, yang kemudian diterima sebagai kebenaran. Pernyataan-pernyataan itu disebut aksioma dan dengan cara deduktif dapat diperoleh pernyataan-pernyataan yang lain yang dapat dibuktikan, yang disebut 12 teorema. Teorema merupakan dasar teori. Pada proses penyusunan teori-teori matematika secara kreatif, wawasan pemikiran berperan penting, pada penyusunan teori secara definitif, penalaran secara logis dengan pembuktian merupakan titik pusat utama. Menurut Johnsi dan Myklebust dalam Mulyono Abdurrahman 2002: 252, Matematika adalah bahasa simbolis yang fungsi praktisnya untuk mengekpresikan hubungan-hubungan kuantitatis dan keruangan sedangkan fungsi teoritisnya adalah untuk memudahkan berpikir. Sedangkan Lerner berpendapat bahwa matematika selain bahasa simbolis juga bahasa universal yang memungkinkan manusia memikirkan, mencatat dan mengkomunikasikan suatu ide. Menurut kamus besar bahasa Indonesia 1994: 637 dikemukakan bahwa matematika adalah ilmu tentang bilangan-bilangan, hubungan antar bilangan dan prosedur operasinal yang digunakan dalam penyelesaian masalah mengenai bilangan. Meskipun terdapat berbagai perbedaan dengan definisi matematika, namun terdapat ciri-ciri yang sama yaitu: 1 Matematika memiliki objek kajian yang abstrak. 2 Matematika mendasarkan diri pada kesepakatan. 3 Matematika menggunakan pola pikir deduktif. 4 Matematika dijiwai dengan kebenaran konsistensi. Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa hakekat matematika berkenaan dengan ide-ide, struktur-struktur dan hubungannya yang diatur dengan urutan yang logis. Matematika berkenaan pengertian-pengertian abstrak yang dimulai dengan hal- hal yang khusus kemudian dapat dirumuskan pengertian yang umum. Dimulai dari pengertian-pengertian yang terdefinisi diantaranya titik dan garis, maupun pengertian yang didefinisikan, diperoleh suatu pernyataan-pernyataan dasar yang secara intuitif diakui kebenarannya, itu yang disebut aksioma postulat. Kemudian dari berbagai aksioma akhirnya dapat ditemukan rumus-rumus atau dalil-dalil, dan dari dalil-dalil ini akan berkembang menjadi dalil-dalil yang komplek. Suatu kebenaran matematis dikembangkan berdasarkan alasan yang logis. Tetapi cara kerja matematika terdiri 13 dari observasi, menebak dan merasa, mengetes hipotesa, mencari analogi, akhirnya merumuskan teorema-teorema yang disusun dari asumsi-asumsi dan unsur-unsur yang tidak didefinisikan. Simbol-simbol dalam matematika diperlukan karena matematika sebagai ilmu mengenai struktur dan hubungannya. Simbol-simbol itu penting untuk membantu memanipulasi aturan-aturan dengan operasi yang ditetapkan. Simbolisasi menjamin adanya komunikasi dan mampu memberikan keterangan untuk memmbentuk suatu konsep baru. Konsep baru terbentuk karena adanya pemahaman terhadap konsep sebelumnya sehingga matematika itu konsep-konsepnya tersusun secara herarkis. Simbolisasi itu berubah berarti bila suatu simbol itu dilandasi suatu ide. Jadi kita harus memahami ide yang terkandung dalam simbol tersebut. Dengan kata lain ide harus dipahami terlebih dahulu sebelum ide tersebut disimbolkan.

3. Belajar Matematika

Dokumen yang terkait

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN ALAT PERAGA PADA POKOK BAHASAN BANGUN RUANG SISI LENGKUNG DITINJAU DARI AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS IX SMP KOTA SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2008 2009

4 54 248

Eksperimentasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Pokok Bahasan Bangun Ruang Sisi Datar Ditinjau Dari Aktivitas Belajar Siswa Kelas VIII SMP Negeri Kota Surakarta Tahun Pelajaran 2007 – 2008

1 26 227

EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS XII IPS SMA NEGERI KOTA SURAKARTA TAHUN 2008 2009

1 4 96

Eksperimentasi model pembelajaran kooperatif tipe stad pada pokok bahasan fungsi ditinjau dari motivasi belajar siswa kelas viii Smp negeri kota surakarta Tahun pelajaran 2008 2009

0 3 100

Eksperimentasi pembelajaran matematika melalui pendekatan realistik ditinjau dari gaya belajar siswa kelas v sd di kecamatan leuwisari tasikmalaya Tahun pelajaran 2008 2009

1 4 82

Eksperimentasi Pembelajaran Matematika Humanistik Berbasis Konstruktivistik Menggunakan ICT Ditinjau dari Kemampuan Awal Siswa

0 4 8

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN METODE STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING DITINJAU DARI AKTIVITAS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 3 WONOGIRI TAHUN AJARAN 2009/ 2010.

0 1 9

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN METODE RESITASI MENGGUNAKAN LKS DITINJAU DARI AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS VIII MTsN CEPOGO, BOYOLALI TAHUN AJARAN 2008/2009.

0 1 8

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN SAVI DAN RME PADA POKOK BAHASAN KUBUS DAN BALOK DITINJAU DARI KREATIVITAS BELAJAR SISWA (Pada Siswa Kelas VIII SMP Muhammadiyah 8 Surakarta Tahun Ajaran 2008/2009).

0 1 12

PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN “SAVI” DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA ( Eksperimen pada siswa kelas VIII Semester II Tahun Pelajaran 2008/2009 SMP Negeri 1 Wuryantoro).

0 0 11