menjumlahkan  kuadrat  dari  persentase  pangsa  pasar  seluruh  pedagang  di  dalam suatu pasar yang dinyatakan dengan rumus :
…………………………                 3.3
dimana : HH
i
=  Herfindahl-Hirschman Index n     =   jumlah pedagang dalam pasar
cv   =   koefisien keragaman ukuran usaha, yang diperoleh dari nilai
P
i
sudah didefinisikan sebelumnya Nilai HH
i
berkisar dari 0 hingga 1, semakin besar nilai menunjukkan pasar semakin  terkonsentrasi.  Apabila  HH
i
=  0  maka  pasar  dalam  kondisi  persaingan yang  kompetitif,  sementara  apabila  nilai  HH
i
berada  di  antara  0  dan  1  berarti struktur pasar oligopoli. Struktur pasar monopoli ditunjukkan ketika nilai HH
i
= 1. 3.3.1.2
Market Conduct
Dalam  menganalisis  market  conduct  perilaku  pasar,  digunakan  cara predatory  and  exclusivenary  tactics.  Strategi  ini  bertujuan  untuk  mendorong
perusahaan  pesaing  keluar  dari  pasar,  karena  harga  yang  ditetapkan  di  bawah biaya marginal, sehingga perusahaan lain tidak dapat bersaing secara sehat.
Dalam  penelitian  ini,  seluruh  strategitaktikcara  penetapan  harga  yang dilakukan  responden  dalam  bersaing  akan  diidentifikasi  untuk  selanjutnya
dianalisis.  Apabila  harga  yang  ditetapkan  di  bawah  biaya  marginal,  maka strategitaktikcara  tersebut  digolongkan  dalam  predatory  and  exclusivenary
tactics.
3.3.1.3 Market Performance
Market  Performance,  atau  keragaan  pasar  yang  dapat  diukur  dengan beberapa  ukuran.  Dalam  penelitian  ini,  keragaan  pasar  ditunjukkan  melalui
pengukuran  pricing  efficiency  efisiensi  harga,  yaitu  ukuran  yang  didasarkan pada  kondisi  harga  mendekati  biaya  total  dan  diukur  berdasarkan  margin
pemasaran dan biaya pemasaran Sayaka 2003.
Margin pemasaran. Margin pemasaran kotor, persentase margin, persentase mark-up  dan  profit  margin  dihitung  pada  setiap  mata  rantai  pemasaran
misalnya  tingkat  pedagang  pengumpul  -  pedagang  pengecer  dan  tingkat pedagang pengecer.
Margin pemasaran kotor = harga penjualan – harga pembelian
Persentase Mark-up  = margin pemasaran kotorharga pembelian x 100
Persentase  Margin    =  margin  pemasaran  kotorharga  penjualan  x 100
Profit margin per unit = harga penjualan – biaya pemasaran.
Biaya  pemasaran,  meliputi  seluruh  biaya  yang  dikeluarkan  dalam  setiap proses pemasaran.
3.3.2 Analisis Integrasi Pasar
Persamaan 2.10 merupakan model yang dikembangkan Ravallion 1986 dan  Heytens  1986  yang  diacu  dalam  Asmarantaka  2009  dapat  dimodifikasi
menjadi:
…………..............γ.4 dimana P
it
adalah harga ikan pada pasar lokal i pada waktu t, P
t
adalah harga di pasar  acuan  reference  pada  waktu  t  dan  X  adalah  faktor  peubah  lainnya  yang
relevan di pasar lokal pada waktu t. Dalam  penelitian  ini  dilihat  tiga  3  jenis  ikan  yang  dominan  dijual  atau
didaratkan  di  tujuh  7  pasar  yang  telah  disebutkan  di  atas,  sehingga  persamaan 3.4 dimodifikasi menjadi :
P
3it
=1+b
1
P
3it-1
+b
2
P
3t
- P
3t-1
+b
3
-b
1
P
3t-1
+ b4X ….......................................3.5
dimana  P
3it
adalah  harga  rata-rata  3  tiga  jenis  ikan  yang  dominan  dijual  atau didaratkan pada pasar lokal i pada waktu t, P
3t
adalah harga rataan 3 tiga jenis ikan  yang  dominan  dijual  atau  didaratkan  pada  pasar  acuan  reference  pada
waktu t.
Ambon  diambil  sebagai  pasar  acuan  karena  selain  merupakan  pusat pemerintahan  yang  merumuskan  keputusan-keputusan  Pemerintah  Daerah,  juga
merupakan  kota  konsumen  yang  memiliki  daya  beli  terbesar  di  Maluku. Kecamatan  Salahutu  dan  Leihitu  yang  secara  geografis  terletak  di  Pulau  Ambon
bersama dengan Kota Ambon dan merupakan sentra-sentra produksi perikanan di Kota Ambon juga pintu masuk bagi  produk perikanan dari pulau Seram  maupun
pulau-pulau kecil lainnya yang ada di sekitar pulau Seram, maupun pulau Ambon. Dengan  menyimbolkan  harga  di  pasar  Mardika  yang  merupakan  pasar
sentral di Kota Ambon pada waktu t adalah P
At
, pasar Passo P
Pst
, Leihitu P
L
, Salahutu  P
S
,  Seram  Bagian  Barat  P
SBBt
,  Maluku  Tengah  P
MTt
,  dan  Seram Bagian  Timur  P
SBTt
,  maka  apabila  harga  di  pasar  Mardika  Ambon  P
A
merupakan harga acuan dan harga di pasar Passo P
Ps
, Leihitu P
L
, Salahutu P
S
, Maluku  Tengah  P
MT
,  Seram  Bagian  Barat  P
SBB
dan  Seram  Bagian  Timur P
SBT
,  masing-masing  merupakan  pasar  pengikut,  maka  persamaan  3.4  dapat dimodifikasi menjadi :
a   Pasar  Ambon  P
A
adalah  pasar  acuan  dan  pasar  Passo  P
Ps
adalah  pasar pengikut :
P
3Pst
=1+b
1
P
3Pst-1
+ b
2
P
3At
- P
3At-1
+b
3
- b
1
P
3At-1
+b
4
X ……………….γ.6
b  Pasar  Ambon  P
A
adalah  pasar  acuan  dan  pasar  Leihitu  P
L
adalah  pasar pengikut :
P
3Lt
= 1+b
1
P
3Lt-1
+ b
2
P
3At
- P
3At-1
+b
3
- b
1
P
3At-1
+ b
4
X ……..……….γ.7
c  Pasar  Ambon  P
A
adalah  pasar  acuan  dan  pasar  Salahutu  P
S
adalah  pasar pengikut :
P
3St
= 1+b
1
P
3St-1
+ b
2
P
3At
- P
3At-1
+b
3
- b
1
P
3At-1
+ b
4
X ……………....γ.8
d  Pasar  Ambon  P
A
adalah  pasar  acuan  dan  pasar  Seram  Bagian  Barat  P
SBB
adalah pasar pengikut : P
3SBBt
= 1+b
1
P
3SBBt-1
+b
2
P
3At
-P
3At-1
+b
3
- b
1
P
3At-1
+b
4
X ……………….γ.9
e  Pasar Ambon P
A
adalah pasar acuan dan pasar Maluku Tengah P
MT
adalah pasar pengikut :
P
3MTt
= 1+b
1
P
3MTt-1
+b
2
P
3At
- P
3At-1
+b
3
- b
1
P
3At-1
+b
4
X ……...…….…γ.10
f   Pasar Ambon P
A
adalah pasar  acuan dan pasar  Seram  Bagian Timur  P
SBT
adalah pasar pengikut :
P
3SBTt
=1+b
1
P
3SBTt-1
+b
2
P
3At
-P
3At-1
+b
3
-b
1
P
3At-1
+b
4
X ……………......3.11
Karena Kabupaten Maluku Tengah awalnya meliputi Seram Bagian Barat, Seram  Bagian  Timur,  Buru  dan  Buru  Selatan,  maka  adalah  hal  yang  mungkin
apabila  Pasar  Maluku  Tengah  P
MT
dianggap  sebagai  pasar  acuan  bagi  pasar  di masing-masing kabupaten tersebut. Namun karena pasar di Buru dan Buru Selatan
tidak diikutsertakan dalam penelitian ini, maka apabila : a  Pasar Maluku Tengah P
MT
adalah pasar acuan dan pasar Leihitu P
L
adalah pasar pengikut :
P
3Lt
= 1+b
1
P
3Lt-1
+ b
2
P
3MTt
-P
3MTt-1
+b
3
-b
1
P
3MTt-1
+b
4
X ……..……...γ.1β
b  Pasar Maluku Tengah P
MT
adalah pasar acuan dan pasar Salahutu P
S
adalah pasar pengikut :
P
3St
=1+b
1
P
3St-1
+b
2
P
3MTt
- P
3MTt-1
+b
3
-b
1
P
3MTt-1
+b
4
X ….…………...γ.1γ
c   Pasar  Maluku  Tengah  P
M
adalah  pasar  acuan  dan pasar Seram Bagian Barat P
P
adalah pasar pengikut : P
3SBBt
=1+b
1
P
3SBBt-1
+b
2
P
3MTt
- P
3MTt-1
+b
3
-b
1
P
3MTt-1
+b
4
X ………….γ.14
d  Pasar   Maluku  Tengah  P
MT
adalah  pasar acuan dan pasar Seram  Bagian Timur P
SBT
adalah pasar pengikut : P
3SBTt
=1+b
1
P
3SBTt-1
+b
2
P
3MTt
- P
3MTt-1
+b
3
-b
1
P
3MTt-1
+b
4
X …………..γ.15
Apabila pasar acuan dianggap berada dalam keseimbangan jangka panjang yakni  P
t-1
=0  dan  juga  b
4
=  0  maka  1+b
1
dan  b
3
– b
1
akan  menggambarkan sumbangan  relatif  harga  pasar  setempat  dan  acuan  terdahulu  terhadap
pembentukan  tingkat  harga  sekarang.  Apabila  harga  pasar  acuan  sebelumnya merupakan penentu dari harga setempat dan bukan harga setempat, maka pasar-
pasar  ini  terpadu  dengan  baik.  Artinya  keadaan  penawaran  dan  permintaan  pada pasar  acuan  akan  dikomunikasikan  secara  efektif  ke  pasar-pasar  setempat  dan
akan memengaruhi harga-harga di sana walau bagaimanapun keadaan pasar lokal sebelumnya.
Untuk  menangkap  besarnya  pengaruh  ini  secara  relatif,  selanjutnya Timmer  1987  dalam  Hutabarat  1988  mengembangkan  Index  of  Market
Connection  IMC,  Indeks  Hubungan  Pasar,  yaitu  indeks  yang  dibatasi  sebagai nisbah  koefisien  pasar  lokal  periode  sebelumnya  t  -  1  terhadap  pasar  acuan
periode sebelumnya. Dengan melihat persamaan 3.4, diperoleh :
……………………………………………                γ.18
Masing-masing  persamaan  3.6  hingga  3.15  dihitung  IMC-nya,  untuk melihat apakah terjadi keterpaduan atau keterpisahan. Apabila terjadi keterpaduan
pasar  dalam  jangka  pendek,  b
1
=  -1  dan  IMC  =  0;  jika  pasar  terpisah  atau  tidak terpadu dalam jangka pendek maka b
1
dan b
3
bernilai sama dan IMC = ∞.  Model spesifik  tersebut,  memberikan nilai  b
1
antara 0 dan  -1 dalam  kondisi  normal  dan indeks  bernilai  positif.  Secara  umum,  indeks  IMC  yang  bernilai  mendekati  0
menunjukkan  derajat  integrasi  pasar  yang  tinggi.  Dalam  keterpaduan  jangka panjang  nilai  b
2
menuju  1,  jika  batasan  ini  diterima,  maka  terjadi  keseimbangan dalam proses penyesuaian harga jangka pendek,  dimana kenaikan harga  di  pasar
acuan  sentral  akan  diteruskan  secara  lengkap  ke  pasar  lokal.  Pengertian  ini mempunyai  implikasi  bahwa  apabila  terjadi  penerimaan  batasan  dalam  jangka
pendek  terintegrasi,  maka  dalam  jangka  panjang  pasar  terintegrasi,  tetapi  tidak terjadi sebaliknya.
Berdasarkan  keterangan  di  atas,  maka  koefisien  persamaan-persamaan tersebut dapat dibagi ke dalam tiga 3 kriteria seperti terlihat pada Tabel 8.
Tabel 8  Modifikasi kriteria dan pengertian Ravallion test Kriteria
Pengertian Keterangan
1+b
1
= 0 1+b
1
≠ 0 Tidak nyata
Nyata Pasar terintegrasi secara temporal.
Pasar tersegmentasi secara temporal.
b
2
≠ 1 b
2
= 1 Tidak nyata
Nyata Pasar  tersegmentasi  secara  spasial
dalam jangka panjang. Pasar  terintegrasi  secara  spasial  dalam
jangka panjang.
b
3
-b
1
≤ 0 b
3
-b
1
Tidak nyata Nyata
Pasar  tersegmentasi  secara  spasial dalam jangka pendek cepat.
Pasar  terintegrasi  secara  spasial  dalam jangka pendek cepat.