Jumlah Nelayan dan Rumah Tangga Nelayan
untuk masuk ke pasar oligopoli, karena investasi yang dibutuhkan cukup tinggi, d persaingan melalui iklan sangat kuat.
Sumber : Data primer diolah 2011 Gambar 9 Cumulative Ratio CR volume penjualan ikan segar dari empat
pedagang pengumpul pertama di pasar Kawasan Maluku Tengah. Lebih lanjut dikatakan, bahwa struktur pasar ini memiliki kelebihan, yaitu
penjual hanya sedikit karena besarnya investasi yang dibutuhkan untuk masuk ke pasar tersebut, jumlah penjual yang sedikit menyebabkan harga dapat
dikendalikan pada tingkat tertentu dan bila terjadi perang harga, maka konsumen akan diuntungkan. Sebaliknya, produsen bisa melakukan kerja sama kartel yang
bertujuan membatasi produksi, sehingga barang dibuat langka agar harga bisa melambung tinggi dan pada akhirnya dapat merugikan konsumen. Harga yang
terlalu tinggi juga bisa mendorong inflasi serta dalam jangka waktu lama dapat mengganggu perekonomian Negara.
Rosyidi 2011 mengemukakan bahwa dari cara para pedagang beroperasi di pasar, terdapat tiga 3 macam oligopoli. Yang pertama adalah oligopoli tanpa
kolusi Non-Collusive Oligopoly yaitu pedagang yang memilih untuk tidak bekerja sama atau berkolusi dengan pedagang lainnya. Selanjutnya adalah
oligopoli yang berkolusi Collusive Oligopoly atau yang sering disebut kartel cartel. Kolusi ini dibuat secara formal, sehingga kartel juga disebut kolusi
0.00 5.00
10.00 15.00
20.00 25.00
30.00 35.00
40.00 45.00
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 1
Pedagang 2
Pedagang 3
Pedagang 4
Pedagang
Cu m
u lativ
e R
atio
Minggu Pengamatan
formal atau formal collusion. Pada oligopoli jenis ini, sejumlah pedagang berkolusi untuk menetapkan harga tunggal yang berlaku bagi setiap pedagang.
Dari kolusi ini, para pedagang mendapatkan laba masing-masing. Itulah sebabnya, model kartel ini juga disebut joint profit maximization maksimisasi laba
bersama. Kolusi oligopoli ini dinyatakan terlarang di banyak negara, termasuk Indonesia, berdasarkan UU No. 51999 tentang Persaingan Usaha karena
memungkinkan munculnya monopoli. Jenis oligopoli yang ketiga adalah kolusi diam-diam dan kepemimpinan harga Tacit Collusion and The Price Leadership.
Tindakan ini diambil terutama sekali karena kolusi formal atau kolusi terang- terangan dilarang. Di dalam kolusi diam-diam ini, semua pedagang terikat di
dalam perjanjian yang amat longgar di antara sesama. Tidak ada kontrol langsung oleh siapapun juga terhadap harga yang diterapkan dan output yang dijual oleh
masing-masing pedagang. Kelonggaran inilah yang membuat jenis oligopoli ini lebih diterima oleh kebanyakan pedagang di dalam pemasaran, dan itu pulalah
yang menyebabkan kolusi diam-diam ini lebih banyak dijumpai dalam praktik dibandingkan dengan kartel.
Rosyidi 2011 mengemukakan bahwa bentuk kolusi diam-diam yang paling populer adalah kepemimpinan harga atau price leadership. Pada jenis ini,
semua pedagang dalam pemasaran menyadari ada satu di antara para pedagang ini yang menjadi pemimpin dalam menentukan harga dan yang lainnya menjadi
pengikut. Ada tiga 3 macam kepemimpinan harga, yakni kepemimpinan harga oleh pedagang barometer, pedagang dominan dan oleh pedagang yang berbiaya
rendah. Nelayan di Kawasan Maluku Tengah umumnya kembali dari melaut pada
pagi hari, namun ada juga yang kembali pada siang hari. Apabila nelayan kembali melaut pada siang hari, maka tidak jarang pedagang membeli dan menjual
kembali ikan tersebut di Cold Storage apabila memenuhi standar, karena permintaan konsumen biasanya sudah berkurang. Besar investasi yang dibutuhkan
dan tidak berfungsinya tempat pelelangan ikan juga turut memengaruhi konsentrasi pedagang pengumpul di pasar. Sayaka 2006 menemukan dalam
penelitiannya bahwa besar kecilnya investasi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi struktur pasar.
Rataan derajat konsentrasi pedagang pengumpul CR
4
yang menunjukkan angka 34.44 atau di bawah 40 mengindikasikan bahwa struktur pasar produk
perikanan yang terbentuk di Kawasan Maluku Tengah relatif kompetitif. Charles 2001 menyatakan bahwa pasar produk perikanan tidak pernah sempurna,
disebabkan oleh peran pedagang perantara yang bukan hanya membeli ikan dari nelayan, tetapi juga berfungsi sebagai lembaga pemberi pinjaman uang kepada
nelayan. Itu berarti bahwa interaksi di pasar tidak dapat hanya dilihat dari interaksi permintaan dan penawaran saja, namun interaksi yang terjadi antar
individu pada saluran pemasaran tersebut, apakah bersifat eksploitasi, atau simbiosis.
Sebagian besar ekonom berpendapat bahwa ukuran rasio konsentrasi CR
4
tidak cukup mengukur kekuatan suatu pasar. Satu pilihan yang dapat menjelaskan dengan baik tentang peran perusahaan terhadap dominasi pasar,
adalah dengan menggunakan HHI yang dihitung dengan menjumlahkan kuadrat dari persentase pangsa pasar seluruh perusahaan di dalam suatu pasar.
Tabel 20 Indeks Hirchman-Herfindahl selama periode penelitian
Minggu Indeks
Hirchman- Herfindahl
Indeks Hirchman-
Herfindahl
1 0.042
416.91 2
0.043 431.21
3 0.045
447.46 4
0.047 470.97
5 0.056
564.49 6
0.066 659.04
7 0.062
616.82 8
0.057 565.03
9 0.054
543.12 10
0.063 633.99
11 0.072
723.99 12
0.062 621.87
13 0.051
514.78 14
0.055 548.55
15 0.055
554.36 16
0.059 587.43
17 0.059
589.56 18
0.053 531.20
Rataan 0.056
556.71 Sumber : Data primer diolah 2011