Eskludabilitas Model pengembangan sistem pemasaran ikan segar di kawasan Maluku Tengah

P 3SBTt =1+b 1 P 3SBTt-1 +b 2 P 3At -P 3At-1 +b 3 -b 1 P 3At-1 +b 4 X ……………......3.11 Karena Kabupaten Maluku Tengah awalnya meliputi Seram Bagian Barat, Seram Bagian Timur, Buru dan Buru Selatan, maka adalah hal yang mungkin apabila Pasar Maluku Tengah P MT dianggap sebagai pasar acuan bagi pasar di masing-masing kabupaten tersebut. Namun karena pasar di Buru dan Buru Selatan tidak diikutsertakan dalam penelitian ini, maka apabila : a Pasar Maluku Tengah P MT adalah pasar acuan dan pasar Leihitu P L adalah pasar pengikut : P 3Lt = 1+b 1 P 3Lt-1 + b 2 P 3MTt -P 3MTt-1 +b 3 -b 1 P 3MTt-1 +b 4 X ……..……...γ.1β b Pasar Maluku Tengah P MT adalah pasar acuan dan pasar Salahutu P S adalah pasar pengikut : P 3St =1+b 1 P 3St-1 +b 2 P 3MTt - P 3MTt-1 +b 3 -b 1 P 3MTt-1 +b 4 X ….…………...γ.1γ c Pasar Maluku Tengah P M adalah pasar acuan dan pasar Seram Bagian Barat P P adalah pasar pengikut : P 3SBBt =1+b 1 P 3SBBt-1 +b 2 P 3MTt - P 3MTt-1 +b 3 -b 1 P 3MTt-1 +b 4 X ………….γ.14 d Pasar Maluku Tengah P MT adalah pasar acuan dan pasar Seram Bagian Timur P SBT adalah pasar pengikut : P 3SBTt =1+b 1 P 3SBTt-1 +b 2 P 3MTt - P 3MTt-1 +b 3 -b 1 P 3MTt-1 +b 4 X …………..γ.15 Apabila pasar acuan dianggap berada dalam keseimbangan jangka panjang yakni P t-1 =0 dan juga b 4 = 0 maka 1+b 1 dan b 3 – b 1 akan menggambarkan sumbangan relatif harga pasar setempat dan acuan terdahulu terhadap pembentukan tingkat harga sekarang. Apabila harga pasar acuan sebelumnya merupakan penentu dari harga setempat dan bukan harga setempat, maka pasar- pasar ini terpadu dengan baik. Artinya keadaan penawaran dan permintaan pada pasar acuan akan dikomunikasikan secara efektif ke pasar-pasar setempat dan akan memengaruhi harga-harga di sana walau bagaimanapun keadaan pasar lokal sebelumnya. Untuk menangkap besarnya pengaruh ini secara relatif, selanjutnya Timmer 1987 dalam Hutabarat 1988 mengembangkan Index of Market Connection IMC, Indeks Hubungan Pasar, yaitu indeks yang dibatasi sebagai nisbah koefisien pasar lokal periode sebelumnya t - 1 terhadap pasar acuan periode sebelumnya. Dengan melihat persamaan 3.4, diperoleh : …………………………………………… γ.18 Masing-masing persamaan 3.6 hingga 3.15 dihitung IMC-nya, untuk melihat apakah terjadi keterpaduan atau keterpisahan. Apabila terjadi keterpaduan pasar dalam jangka pendek, b 1 = -1 dan IMC = 0; jika pasar terpisah atau tidak terpadu dalam jangka pendek maka b 1 dan b 3 bernilai sama dan IMC = ∞. Model spesifik tersebut, memberikan nilai b 1 antara 0 dan -1 dalam kondisi normal dan indeks bernilai positif. Secara umum, indeks IMC yang bernilai mendekati 0 menunjukkan derajat integrasi pasar yang tinggi. Dalam keterpaduan jangka panjang nilai b 2 menuju 1, jika batasan ini diterima, maka terjadi keseimbangan dalam proses penyesuaian harga jangka pendek, dimana kenaikan harga di pasar acuan sentral akan diteruskan secara lengkap ke pasar lokal. Pengertian ini mempunyai implikasi bahwa apabila terjadi penerimaan batasan dalam jangka pendek terintegrasi, maka dalam jangka panjang pasar terintegrasi, tetapi tidak terjadi sebaliknya. Berdasarkan keterangan di atas, maka koefisien persamaan-persamaan tersebut dapat dibagi ke dalam tiga 3 kriteria seperti terlihat pada Tabel 8. Tabel 8 Modifikasi kriteria dan pengertian Ravallion test Kriteria Pengertian Keterangan 1+b 1 = 0 1+b 1 ≠ 0 Tidak nyata Nyata Pasar terintegrasi secara temporal. Pasar tersegmentasi secara temporal. b 2 ≠ 1 b 2 = 1 Tidak nyata Nyata Pasar tersegmentasi secara spasial dalam jangka panjang. Pasar terintegrasi secara spasial dalam jangka panjang. b 3 -b 1 ≤ 0 b 3 -b 1 Tidak nyata Nyata Pasar tersegmentasi secara spasial dalam jangka pendek cepat. Pasar terintegrasi secara spasial dalam jangka pendek cepat.