Pengertian dan Jenis Model

3.3.3 Analisis SWOT

Dalam merumuskan strategi pengembangan pemasaran ikan segar di Kawasan Maluku Tengah digunakan analisis SWOT. Analisis SWOT dilakukan untuk mengidentifikasi faktor-faktor variabel atau komponen yang perlu diperhatikan dalam mencari solusi strategi optimal dalam pengembangan pemasaran ikan segar yang efisien di Kawasan Maluku Tengah. Data dan informasi kemudian dianalisis untuk dimasukkan ke dalam suatu matriks. Matriks ini dapat menggambarkan secara jelas bagaimana peluang opportunities dan ancaman threats yang dihadapi dalam pengelolaan perikanan tangkap di kawasan tersebut dapat disesuaikan dengan kekuatan strengths dan kelemahan weaknesses yang dimiliki. Secara ringkas, tujuan-tujuan penelitian, alat analisis dan output yang diharapkan dalam penelitian ini disajikan pada Tabel 9, sedangkan Gambar 7 memperlihatkan diagram alir untuk penyelesaian masalah. Tabel 9 Ringkasan tujuan yang ingin dicapai, alat analisis yang dipakai dan output yang diharapkan dalam penelitian No Tujuan Alat analisis Output 1. 2. 3. 4. 5. Menganalisis sistem pemasaran ikan segar di kawasan Maluku Tengah Menganalisis efisiensi pasar spa- sial dan efisiensi pasar temporal di kawasan Maluku Tengah Menganalisis kekuatan, kelemah- an, peluang dan ancaman dari sistem pemasaran ikan segar yang berlaku di kawasan Maluku Tengah Menyusun strategi pengembangan pemasaran produk perikanan yang efisien di kawasan Maluku Tengah. Membuat model pengembangan sistem pemasaran produk perikan- an di Kawasan Maluku Tengah Analisis S-C-P Integrasi Pasar Ravallion Model dan IMC Analisis SWOT Deskriptif Kombinasi 1, 2, 3 dan 4. Sistem pemasaran ikan segar Efisiensi pasar spasial dan temporal Kajian SWOT sistem pemasaran ikan segar Strategi kualitatif Model Metode Penelitian Gambar 7 Diagram alir penyelesaian masalah. Masalah Analisis sistem Pemasaran Integrasi Pasar Spasial dan Temporal Output : Karakteristik Pedagang Pengecer Analisis Karakteristik Pedagang: umur, tingkat pendidikan, penga- laman berjualan, jumlah tang- gungan keluarga dan pekerjaan sampingan selain usaha tangkap Analisis Keragaan usaha peda- gang: jenis dan jumlah ikan dijual dan terjual per musim, cara mema- sarkan ikan, cara mendapatkan sumber dan bentuk informasi ten- tang harga dan modal Output : Sistem Pemasaran Tahap pertama : Analisis Deskriptif Tahap kedua : Analisis S-C-P Output : Integrasi Pasar Spasial dan Temporal Tahap ketiga : Ravallion Model, IMC Strategi Pemasaran Produk Perikanan Tahap keempat : SWOTDeskriptif Output : Peta Strategi Pemasaran Selesai Tahap kelima : Deskriptif Model Pengembangan Sistem Pemasaran Produk Perikanan di Kawasan Maluku Tengah Output : Model Pengembangan Sistem Pemasaran 4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4.1 Kondisi Geografis

4.1.1 Kota Ambon

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 1979, luas Kota Ambon adalah 377 Km 2 atau 25 dari luas wilayah Pulau Ambon. Luas ini meliputi daratan 359.45 km 2 dan lautan 17.55 km 2 dengan garis pantai sepanjang 98 km. Wilayah administrasi Kota Ambon didasarkan pada Peraturan Daerah PERDA Kota Ambon Nomor 2 Tahun 2006, terdiri atas lima 5 kecamatan dari sebelumnya hanya tiga 3 Kecamatan, yang membawahi 20 Kelurahan dan 30 DesaNegeri Tabel 10. Secara astronomis, wilayah administrasi Kota Ambon berada antara 3º - 4 o Lintang Selatan dan 128 o - 129 o Bujur Timur, dengan batas-batas wilayah berikut : a Utara dengan Petuanan Desa Hitu, Hila dan Kaitetu dari Kecamatan Leihutu Kabupaten Maluku Tengah, b Selatan dengan Laut Banda, c Timur dengan Petuanan Desa Suli dari Kecamatan Salahutu Kabupaten Maluku Tengah, d Barat dengan Petuanan Desa Hatu dari Kecamatan Leihitu Kabupaten Maluku Tengah. Tabel 10 Keadaan wilayah administrasi Kota Ambon per kecamatan No Kecamatan Ibukota Jumlah Desa Kelurahan Luas Wilayah Daratan DesaNegeri Kelurahan 1 Nusaniwe Amahusu 5 8 88.35 2 Sirimau Karang Panjang 4 10 86.82 3 Teluk Ambon Baguala Passo 6 1 40.11 4 Leitimur Selatan Leahari 8 - 50.50 5 Teluk Ambon Wayame 7 1 93.67 Kota Ambon 30 20 359.45 Sumber : BAPPEKOT Kota Ambon 2010

4.1.2 Kawasan Maluku Tengah

Kawasan Maluku Tengah merupakan bagian dari Provinsi Maluku, yang meliputi lima kabupaten, Kabupaten Maluku Tengah dengan ibukota Masohi, Kabupaten Seram Bagian Barat dengan ibukota Piru, Kabupaten Seram Bagian Timur dengan ibukota Bula, Kabupaten Buru dengan ibukota Namlea dan Kabupaten Buru Selatan dengan ibukota Namrole. Pada awalnya empat 4 Kabupaten terakhir secara administratif tergabung pada Kabupaten Maluku Tengah, yang kemudian dimekarkan secara berturut-turut sebagai berikut, Kabupaten Buru berdasarkan Undang-Undang No. 46 tahun 1999 yang kemudian diperbaharui dengan Undang-Undang No. 6 tahun 2000, Kabupaten Seram Bagian Barat dan Seram Bagian Timur berdasarkan Undang-Undang No. 40 tahun 2003 tanggal 18 Desember 2003 dan Kabupaten Buru Selatan berdasarkan Undang- Undang No. 32 tahun 2008 tanggal 21 Juli 2008. Dalam penelitian ini, hanya ketiga Kabupaten yang terletak di Pulau Seram, yaitu Maluku Tengah, Seram Bagian Barat dan Seram Bagian Timur yang digunakan sebagai lokasi penelitian. a Kabupaten Maluku Tengah Sebagai wilayah kepulauan dengan luas wilayah 275 907 km 2 , Kabupaten Maluku Tengah terdiri dari lautan 264 311.43 km 2 95.80 dan daratan 11 595.57 km 2

4.20 dengan panjang garis pantai 1 375.529 km. Secara

geografis Maluku Tengah terletak antara 127 o – 130 o Bujur Timur dan 2 o – 7 o Lintang Selatan dengan batas-batas berikut : 1 Utara dengan Laut Seram, 2 Selatan dengan Laut Banda, 3 Barat dengan Kabupaten Seram Bagian Barat, 4 Timur dengan Kabupaten Seram Bagian Timur, 5 Tengah dengan Kota Ambon. Wilayah Kabupaten Maluku Tengah terbagi atas 14 Kecamatan, 136 Negeri, 29 Negeri Administratif, 111 KampungDusun dan 6 Kelurahan. Dari 42 pulau yang tersebar di Kabupaten Maluku Tengah, sebanyak 17 pulau dihuni dan 25 pulau tidak dihuni.