Kerangka Pikir Penelitian Model pengembangan sistem pemasaran ikan segar di kawasan Maluku Tengah

dalam jumlah besar, agar dapat disalurkan ke pasar-pasar eceran lebih efisien. Ekualisasi merupakan tahap kedua yang bertujuan untuk menyesuaikan permintaan dan penawaran, berdasarkan tempat, waktu, jumlah dan mutu. Dispersi merupakan tahap terakhir, dimana barang dan jasa yang telah terkumpul disebarkan ke arah konsumen atau pihak yang membutuhkannya Hanafiah dan Saefuddin 2006. Purcell 1979 menekankan pengertian pemasaran kepada adanya koordinasi atas suatu prosessistem yang menjembatani, atau menghubungkan gap antara apa yang diproduksi produsen what is produced dan apa yang diinginkan konsumen what is demanded. Kohls and Uhls 2002 mendefinisikan pemasaran sebagai keragaan dari semua aktivitas bisnis dalam aliran dari produk- produk dan jasa-jasa yang dimulai dari tingkat produksi hingga ke tingkat konsumen akhir. Dahl and Hammond 1977 menekankan definisi pemasaran kepada serangkaian fungsi yang diperlukan dalam pergerakan produk dan jasa yang dimulai dari titik produksi primer sampai ke konsumen akhir. Selanjutnya Kotler 2005 menyatakan bahwa aktivitas pemasaran terdiri dari sejumlah keputusan dengan strategi bauran pemasaran 4P‟s. Schaffner et al., 1998 mengemukakan pengertian pemasaran ditinjau dari dua 2 perspektif, yaitu perspektif makro dan mikro. Perspektif makro menganalisis sistem pemasaran setelah dari produsen, yaitu fungsi-fungsi yang diperlukan untuk menyampaikan produk dan jasa yang berhubungan dengan nilai guna, bentuk, tempat dan kepemilikan kepada konsumen dan kelembagaan, atau perusahaan pengolah, distributor, broker, agen, grosir dan pedagang eceran yang terlibat dalam sistem tersebut. Sementara perspektif mikro menekankan pemasaran dalam aspek manajemen dimana perusahaan secara individu, pada setiap tahapan pemasaran dalam mencari keuntungan, melalui pengelolaan bahan baku, produksi, penetapan harga, distribusi dan promosi yang efektif terhadap produk perusahaan yang akan dipasarkan. Baik perspektif makro, maupun mikro, mempunyai sasaran akhir kepada kepuasan konsumen.

2.1.1 Bentuk-Bentuk Pasar

Pasar sering diartikan sebagai tempat atau lokasi terjadi transaksi antara penjual yang melakukan fungsi penawaran dan pembeli yang melakukan fungsi permintaan, sehingga membentuk harga tertentu. Dahl and Hammond 1977 mengartikan pasar sebagai ruang, atau dimensi dimana kekuatan penawaran dan permintaan bekerja untuk menentukan, atau mengubah harga. Pasar merupakan himpunan semua pelanggan potensial yang sama-sama mempunyai keinginan dan kebutuhan untuk terlibat dalam pertukaran untuk memutuskan keinginan dan kebutuhan tersebut Kotler 1993. Pasar adalah arena pengorganisasian beserta fasilitas dari aktifitas bisnis untuk menjawab pertanyaan ekonomi pasar: apa yang diproduksi, bagaimana memproduksi, berapa banyak diproduksi dan bagaimana mendistribusikan hasil produksi Kohls and Uhls 2002. Bentuk pasar adalah bentuk yang menunjukkan keadaan-keadaan obyektif, dimana terjadi pertukaran. Dalam membedakan pasar berdasarkan bentuk biasanya dipakai kriteria jumlah penjual dan pembeli. Hanafiah dan Saefuddin 2006, membedakan bentuk pasar atas :

1. Pasar persaingan murni

Suatu pasar dikatakan pasar persaingan murni, apabila mempunyai tiga 3 macam sifat, atau syarat berikut : a. Pada pasar tersebut berbagai perusahaan menjual produk tunggal yang identik. b. Jumlah penjual dan pembeli demikian banyaknya, sehingga tidak seorangpun di antaranya dapat mempengaruhi harga produk secara berarti. c. Penjual dan pembeli leluasa dalam mengambil keputusan, tidak ada perjanjian antara satu dengan yang lainnya.

2. Pasar monopoli dan monopsoni

Pasar monopoli dalam arti umum adalah situasi pasar dimana seorang, atau sekelompok penjual mempunyai pengaruh demikian besar atas penawaran produk tertentu, sehingga dapat menentukan harga. Pada monopoli murni,