dengan panjang garis pantai 1 375.529 km. Secara

Tabel 18 memperlihatkan persentase pedagang ikan di Kawasan Maluku Tengah berdasarkan pengalaman usaha yang ditekuni. Sebanyak 68 pedagang pengumpul sudah memiliki pengalaman usaha selama 11-20 tahun dan 42 pedagang pengecer ≤ 10 tahun. Kebanyakan pedagang pengumpul memulai pekerjaannya sebagai pedagang pengecer sebelumnya. Seiring dengan pertambahan waktu serta meningkatnya pengalaman dan modal, para pedagang pengecer ini akan beralih fungsi menjadi pedagang pengumpul.

5.1.3 Derajat konsentrasi pedagang pengumpul ikan segar di Kawasan Maluku Tengah

Rasio kumulatif volume penjualan pedagang pengumpul diukur dengan menggunakan Cumulative Ratio CR 4 . Rosyidi 2009 menyatakan bahwa Cumulative Ratio atau konsentrasi pasar adalah sebuah ukuran yang menyatakan banyaknya output yang berada di tangan sejumlah produsen. Semakin sedikit jumlah produsen yang menguasai pemasaran suatu output, semakin terkonsentrasilah pasar itu. Sumber : Data primer diolah 2011 Gambar 8 Rekapitulasi volume penjualan pedagang pengumpul di pasar ikan segar Kawasan Maluku Tengah selama periode pengamatan. 500 1000 1500 2000 2500 3000 3500 4000 4500 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 Pasar Bula Pasar Binaya Pasar Piru Pasar Leihitu Pasar Salahutu Pasar Passo Pasar Mardika Minggu Pengamatan Vo lu m e P e n ju a la n Volume penjualan pedagang pengumpul terbanyak berada di Pasar Mardika Gambar 8, Lampiran 9. Itu berarti bahwa bagi pedagang pengumpul, Pasar Mardika merupakan pasar yang potensial karena jumlah konsumen yang berbelanja kebutuhan sehari-hari lebih banyak di pasar tersebut dibandingkan dengan pasar lainnya. Pasar ini terletak di pusat kota Ambon dan berdekatan dengan terminal angkutan umum, sehingga mudah dijangkau oleh seluruh masyarakat. Tabel 19 CR volume penjualan ikan segar oleh pedagang pengumpul di pasar Kawasan Maluku Tengah Pedagang Volume Penjualan kg Persentase CR 1 28 809.25 11.77 11.77 2 20 929.47 8.55 20.32 3 18 263.22 7.46 27.78 4 16 298.36 6.66 34.44 5 14 895.88 6.09 40.53 6 13 402.35 5.48 46.01 7 12 524.84 5.12 51.12 8 11 589.83 4.74 55.86 9 10 775.31 4.40 60.26 10 9 800.77 4.00 64.27 11 9 161.13 3.74 68.01 12 8 299.37 3.39 71.40 13 7 327.28 2.99 74.39 14 6 812.03 2.78 77.18 15 6 418.66 2.62 79.80 16 5 917.98 2.42 82.22 17 5 712.40 2.33 84.55 18 5 456.67 2.23 86.78 19 5 254.58 2.15 88.93 20 5 082.69 2.08 91.01 21 4 831.30 1.97 92.98 22 4 688.25 1.92 94.89 23 4 548.19 1.86 96.75 24 4 205.91 1.72 98.47 25 3 740.98 1.53 100.00 Total 244 746.70 100 Sumber : Data primer diolah 2011 Pada awal minggu penelitian dilakukan, volume penjualan ikan oleh pedagang pengumpul di pasar Mardika maupun pasar lainnya di Kawasan Maluku Tengah relatif sedikit. Hal ini disebabkan oleh musim penghujan dan angin kencang yang mengakibatkan tingginya gelombang laut di sebagian besar tempat di Provinsi Maluku, sehingga nelayan tidak bisa melaut. Dengan demikian ikan yang dijual di pasar hanya sedikit sehingga harganya mahal. Untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan ikan di bukan musim ikan seperti ini, pedagang biasanya membeli ikan dari Cold Storage untuk kemudian dijual kembali ke konsumen. Dari pengamatan di lapangan, terlihat bahwa besar kecilnya volume penjualan ikan oleh pedagang pengumpul di suatu pasar dipengaruhi oleh musim, modal yang dimiliki pedagang pengumpul, jumlah pembeli potensial, jumlah dan jenis ikan yang dijual di pasar, dan harga ikan di pasar. Perhitungan Cumulative Ratio volume penjualan ikan oleh pedagang pengumpul pada Tabel 19 didasarkan pada data di Lampiran 15 yang menyajikan keseluruhan volume penjualan selama proses penelitian berlangsung. Perhitungan CR ini diawali dengan mentransfer volume penjualan pedagang pengumpul yang awalnya dinyatakan dalam loyang ke dalam satuan kilogram. Pengamatan yang dilakukan terhadap 25 pedagang pengumpul selama 4 empat bulan kemudian dibagi ke dalam 18 minggu untuk melihat dinamika angka CR pada seluruh pasar yang telah diasumsikan sebagai satu pasar besar. Tabel 19 menunjukkan CR volume penjualan ikan segar dari 25 pedagang pengumpul di pasar Kawasan Maluku Tengah. Selama periode penelitian dilakukan, umumnya empat 4 pedagang pertama menunjukkan angka CR 40, kecuali pada minggu ke-6 CR 4 = 41.22 dan 11 CR 4 = 42.68 Gambar 9. Hal ini mengindikasikan berarti bahwa pada kedua minggu tersebut, pasar agak terkonsentrasi, sementara pada minggu-minggu pengamatan lainnya, pasar tidak terkonsentrasi. Pasar terkonsentrasi apabila rasio empat 4 pedagang pertama sedikitnya 40 Parker and Connor dalam Sayaka 2006. Sementara Shepherd yang dikutip Rosyidi 2009 menyatakan bahwa apabila CR 4 ≤ 40, maka pasar berbentuk loose oligopoly atau oligopoli yang tidak terlalu ketat kendur. Subanidja 2006 menyatakan beberapa ciri pasar yang berstruktur oligopoli adalah : a hanya ada beberapa pedagang yang mendominasi pasar, b ada produsen yang menawarkan barang yang sama produk yang tidak terdiferensiasi, namun ada pula produsen yang menawarkan model atau fitur berbeda produsen dengan diferensiasi, c terdapat rintangan kuat entry barrier