Jenis, Volume dan Nilai Produksi Ikan yang Banyak Tertangkap di

Nilai HHI selama periode penelitian kurang dari 1.000 dengan rataan sebesar 556.71 Tabel 20. Menurut The U.S Department of Justice bahwa nilai HHI yang kurang dari 1 000 dikatakan bahwa pasar dalam kondisi persaingan yang kompetitif, sedangkan jika nilai HHI antara 1 000 –1 800 dikatakan pasar dalam kondisi persaingan moderat dan dikatakan pasar dalam kondisi persaingan tidak sempurna konsentrasi hanya pada beberapa perusahaan, jika nilai HHI lebih dari 1 800 Subanidja 2006. Dengan melihat hasil perhitungan rasio konsentrasi CR 4 maupun HHI, dapat disimpulkan bahwa pasar produk perikanan di Kawasan Maluku Tengah dalam kondisi persaingan kompetitif.

5.1.4 Analisis Perilaku Pasar Market Conduct Ikan Segar di Kawasan

Maluku Tengah Analisis perilaku pasar dalam penelitian ini menggunakan cara predatory and exclusivenary tactics, yaitu suatu strategi yang sifatnya ilegal karena bertujuan mendorong perusahaan pesaing untuk keluar dari pasar. Dalam penelitian ini analisis perilaku pasar produk perikanan di Kawasan Maluku Tengah didekati dengan menggunakan pendekatan institusional dan fungsional. Pendekatan institusional meliputi analisis saluran pemasaran, sedangkan pendekatan fungsional terdiri atas analisis fungsi-fungsi pemasaran yang dilakukan oleh semua institusi yang terlibat dalam setiap lembaga pemasaran yang ada.

5.1.4.1 Saluran Pemasaran

Suatu saluran pemasaran menggambarkan urut-urutan lembaga pemasaran yang harus dilalui oleh suatu produk sejak diproduksi hingga ke konsumen akhir. Pada umumnya suatu produk mempunyai lebih dari satu macam saluran pemasaran dan dapat berbentuk sederhana ataupun rumit, tergantung dari produk tersebut. Lembaga pemasaran yang dengan cepat mampu menyalurkan produk ke konsumen, biasanya memiliki saluran pemasaran yang lebih sederhana. Kegiatan saluran pemasaran merupakan suatu tindakan ekonomi yang mendasarkan pada kemampuannya untuk membantu dalam penciptaan nilai ekonomi. Sedangkan nilai ekonomi menentukan harga barang dan jasa kepada individu-individu Swastha 2002. Dalam sistem pemasaran produsen seringkali menggunakan perantara sebagai penyalurnya, dan perantara ini merupakan suatu kegiatan usaha yang berdiri sendiri serta berbeda di antara produsen dan konsumen akhir atau pemakai. Nelayan sebagai produsen, pedagang pengumpul, Cold Storage CS, pedagang pengecer dan konsumen merupakan institusi pemasaran atau badan yang menyelenggarakan kegiatan pemasaran produk perikanan, baik di Kota Ambon maupun di Kawasan Maluku Tengah. Umumnya lembaga pemasaran atau badan yang menyelenggarakan fungsi pemasaran ini terdiri atas produsen, pedagang perantara dalam bentuk perorangan dan pemberi kredit modal sebagai lembaga pemberi jasa. Dalam Hanafiah dan Saefuddin 1986 diungkapkan bahwa, golongan produsen adalah yang tugas utamanya menghasilkan barang- barang. Produsen ini adalah nelayan, petani ikan, dan pengolah hasil perikanan. Sumber : Hasil analisis data primer 2011 Gambar 10 Saluran pemasaran produk perikanan di Kawasan Maluku Tengah. Selanjutnya pedagang pengumpul, CS dan pedagang pengecer merupakan perantara dalam bidang tataniaga. Sementara lembaga pemberi jasa adalah yang memberi jasa atau fasilitas untuk memperlancar fungsi tataniaga, contoh dari lembaga ini adalah bank, usaha pengangkutan dan biro iklan. Gambar 10 menunjukkan bahwa dalam pemasaran produk perikanan tersebut, terd apat saluran pemasaran “tingkat satu”, “tingkat dua” dan “tingkat tiga”. Menurut Kotler 1993, saluran distribusi satu tingkat adalah saluran distribusi atau rantai pemasaran yang hanya terdiri dari satu lembaga pemasaran 1 2 3 4 5 Cold Storage CS Pedagang Besar Konsumen Pedagang Pengecer Pedagang Pengumpul Nelaya n yaitu pedagang pengecer, sedangkan saluran distribusi dua tingkat terdiri dari pedagang pengumpul dan pedagang pengecer. Hanafiah dan Saefuddin 1986 menyatakan bahwa panjang pendeknya saluran pemasaran hasil perikanan tergantung pada beberapa faktor antara lain, skala produksi, posisi keuangan dan cepat tidaknya produk rusak. Situasi dan kondisi yang menyebabkan sehingga masing-masing saluran pemasaran tersebut terjadi dapat dijelaskan berikut : 1 Nelayan –Konsumen Saluran pemasaran ini terjadi apabila konsumen tinggal berdekatan dengan nelayan sebagai produsen. Pada saat nelayan kembali dari melaut, maka biasanya setelah menambatkan perahunya, ada sejumlah konsumen yang langsung membeli ikan di pesisir pantai. Para konsumen tersebut biasanya tidak bermata pencaharian sebagai nelayan, melainkan guru atau PNS lainnya yang bekerja di desa tersebut. Namun apabila ada nelayan yang tinggal di desa itu berhalangan melaut, maka biasanya isteri nelayan tersebut akan membeli ikan dari nelayan yang pulang melaut dan berhasil menangkap ikan. 2 Nelayan –Pedagang Pengecer–Konsumen Saluran pemasaran seperti ini banyak terjadi apabila pedagang pengecer tinggal berdekatan dengan nelayan atau bahkan adalah isteri, anak atau saudara perempuan si nelayan. Ikan dibawa sendiri ke pasar dan langsung dijual ke konsumen setibanya di pasar. Pada dasarnya saluran pemasaran ini dipilih nelayan ketika ikan hasil tangkapan hanya sedikit. Apabila dalam melaut, nelayan purse seine, atau pole and line hanya mendapatkan sedikit ikan, maka ikan-ikan tersebut hanya akan dibagi kepada setiap Anak Buah Kapal ABK yang ikut melaut sebagai „ikan makan‟ ikan untuk dikonsumsi bersama keluarga dan sebagian ABK akan menjual ikan tersebut untuk membiayai keperluan lainnya. Nelayan pancingpun biasanya memilih saluran pemasaran seperti ini, karena hasil tangkapan mereka sedikit. Keuntungan dari saluran pemasaran ini, nelayan akan langsung menikmati penjualan hasil tangkapannya. Pedagang pengecer yang mungkin adalah isteri, anak perempuan atau saudara perempuan nelayan, akan langsung membeli kebutuhan pokok rumah tangga seperti beras, minyak goreng dan lainnya, ketika selesai menjual ikan. Nelayanpun biasanya hanya dibelikan satu 1 atau dua 2 bungkus rokok. 3 Nelayan –Pedagang Pengumpul–Pedagang Pengecer–Konsumen Saluran pemasaran tipe ini banyak kali terjadi dalam pemasaran produk perikanan di Kawasan Maluku Tengah. Banyak nelayan yang beroperasi dengan alat tangkap purse seine, pole and line dan bagan memilih saluran pemasaran seperti ini, karena alat tangkap seperti ini biasanya menangkap ikan dalam jumlah banyak. Antara nelayan dengan pedagang pengumpul telah terjalin kesepakatan dan kerjasama dalam kurun waktu yang cukup lama. Ketika ketersediaan ikan di pasar dalam jumlah banyak, nelayan tidak perlu cemas akan kemungkinan ikan hasil tangkapannya tidak habis terjual. Pada saat ikan hasil tangkapan nelayan telah dibawa ke pasar, maka tanggungjawab atas ikanpun berpindah dari nelayan ke pedagang pengumpul. Pedagang pengumpul selanjutnya akan menyalurkan ikan tersebut ke pedagang pengecer untuk kemudian dijual ke konsumen. Apabila jumlah ikan di pasar sudah terlalu banyak dan pedagang pengecer tidak lagi mampu menjualnya, maka ikanpun dibuang ke laut. Hal ini sering kali terjadi pada musim panen ikan. Ketika musim susah ikan, nelayan tetap harus menjual ikan hasil tangkapannya ke pedagang pengumpul tersebut, walaupun mungkin tersedia alternatif lain yang dapat memberikan keuntungan lebih bagi nelayan, seperti menjual ke pedagang pengumpul lainnya. 4 Nelayan –Pedagang Pengumpul–CS–Pedagang Pengecer–Konsumen Setelah ikan dibawa ke pasar, maka tanggung jawab nelayan atas ikan hasil tangkapannya berpindah ke tangan para pedagang pengumpul. Ketersediaan ikan yang banyak di pasar sehingga dapat menurunkan harga jual ikan dan kemampuan para pedagang pengumpul memprediksi harga membuatnya segera menyortir ikan yang memenuhi syarat untuk selanjutnya dijual ke CS. Tujuan utama pembelian ikan oleh CS adalah untuk ekspor, maka hanya jenis, ukuran dengan tingkat mutu tertentu yang diterima.