Perumusan Masalah Model pengembangan sistem pemasaran ikan segar di kawasan Maluku Tengah
ditingkatkan melalui perbaikan fisik fasilitas, penguatan QC, penegakan hukum dan pengembangan pemusatan pasar ikan. Lindgreen and Beverland 2004
mengemukakan bahwa berubahnya keinginan konsumen, tingkah laku pedagang dan kebijakan pemerintah mengakibatkan orientasi suatu usaha berubah. Akibat
perubahan tersebut pemasar terdorong untuk lebih mengindahkan proses pemasaran, termasuk di dalamnya bentuk hubungan dalam pasar.
Dalam penelitiannya tentang Analisis Kinerja Sistem Pemasaran Rumput Laut di Lombok Timur, Hidayati 2000 mengemukakan bahwa jasa lembaga
pemasaran sangat diperlukan dalam proses pemasaran, karena jauhnya jarak tempat produksi dengan konsumsi. Dengan menjual hasil ke pedagang pengumpul
desa, harga yang diperoleh petani akan lebih tinggi dibandingkan dengan jika menjual hasil ke pedagang pengumpul dusun, namun sedikitnya jumlah produk
yang dipasarkan membuat petani merasa lebih efisien apabila menjual produknya ke pedagang pengumpul dusun. Tidak adanya alternatif tempat meminjam uang,
mengakibatkan petani meminjam uang untuk keperluan modal dan kebutuhan lainnya kepada pedagang pengumpul, sehingga terjadi kesepakatan yang bersifat
mengikat walaupun tidak tertulis bahwa petani harus menjual produksi rumput lautnya ke pedagang pengumpul tersebut. Hal serupa dikemukakan oleh Madhin
2001 dalam penelitiannya tentang peran pedagang perantara dalam memperluas efisiensi pasar padi dan biji-bijian, menemukan bahwa kehadiran pedagang
perantara memberikan dampak positif terhadap surplus total dengan cara memungkinkan alokasi pasar yang lebih efisien.
Sementara Yeboah 2005 menerapkan The Farmapine Model sebagai suatu strategi pemasaran yang kooperatif dan pendekatan pengembangan berbasis
pasar. Model ini menunjukkan fungsi koperasi sebagai penolong petani untuk memproduksi dan memasarkan produksinya dengan baik. Sejalan dengan hal
tersebut, Wagenaar dan D‟Haase β007 dalam penelitian terhadap Pengembangan Perikanan Skala Kecil di Yaman, menemukan bahwa koperasi merupakan suatu
instrumen yang berperan penting dalam penyediaan bantuan kredit dan pemasaran produk perikanan. Koperasi juga harus memperkuat sekaligus membantu nelayan
dalam mengembangkan
teknologi penangkapannya.
Karenanya untuk
membangun suatu koperasi yang baik, harus ada saling percaya dan tindakan bersama, sehingga pengembangan kapasitas koperasi meningkat.
Dalam penelitian tentang hubungan margin dan biaya pemasaran, Fafchamps et al., 2005 menemukan bahwa apabila penerimaan meningkat tetap,
maka kehadiran pedagang kecil dalam jumlah banyak tidak akan efisien. Dengan peningkatan penerimaan, diharapkan sejumlah pedagang berkembang dan secara
bertahap mengeliminasi operator kecil yang tidak efisien. Akan tetapi dengan adanya keterbatasan seperti rendahnya akses modal dan kegagalan koordinasi
dalam transport mungkin dapat menunda proses tersebut, sehingga intervensi kebijakan dituntut untuk mempercepat proses „kematangan‟ dari pasar pertanian
liberal. Margin yang ditemukan menunjukkan kecilnya hubungan dengan ukuran transaksi. Sehubungan dengan hal tersebut, Zaibet et al., 2005 menemukan
bahwa para importir yang beroperasi di Pasar Al-Mawaleh Oman, menghadapi tingginya biaya transaksi yang terdiri atas tiga 3 komponen : biaya meneliti,
monitor dan pelaksanaan. Hal ini dapat dipahami sebagai ijin impor dan jadwal impor yang membentuk aturan kebijakan yang sangat mempengaruhi para
importir. Perubahan jadwal impor dan ketidakjelasan prosedur ijin impor meningkatkan biaya pencarian dan monitor para importir.
Tomek and Petterson 2005 meneliti tentang hubungan tingkah laku harga terhadap strategi pemasaran dengan menggunakan Ordinary Stochastic
Dominance. Ditemukan bahwa komoditas yang efisien dapat mendorong tingkah laku harga yang sangat beragam dengan demikian alternatif strategi pemasaran
yang ditawarkan juga beragam. Suatu strategi spesifik hanya dapat dilaksanakan di waktu tertentu, sementara strategi umum dilaksanakan sepanjang waktu.
Wilson 2006 menyimpulkan dari penelitiannya, bahwa strategi pemasaran sangat penting dalam usaha jangka panjang. Seorang manajer harus mempunyai
pemahaman yang cukup akan dasar-dasar pemasaran, karena kesuksesan dan kegagalan keputusan yang diambil tergantung pada tingkah laku jangka panjang
dari pasar yang dimasuki suatu produk. Lebih lanjut dikatakan bahwa suatu strategi pemasaran haruslah merupakan suatu dokumen yang tersusun dengan
rapih, memuat seluruh informasi, asumsi dan cara untuk mencapai strategi tersebut. Binnekamp and Ingenbleek 2006 memberikan beberapa kunci dalam
mengantisipasi tantangan pemasaran produk baru, yaitu 1 produk yang dijual harus benar-benar memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen, 2
perbandingan harga dan mutu produk membuat konsumen bernilai dalam mencoba produk tersebut, γ „pesan‟ dari produk tersebut harus tersampaikan
dengan baik, melalui nama, kemasan dan promosinya, 4 ketepatan segmen konsumen sebagai sasaran produk, dan 5 produk diterima oleh segmen ini.
Tabel 4 Studi terdahulu tentang integrasi pasar produk pertanian
PENELITI TAHUN
METODE HASIL
Barry K. Goodwin and Nicholas E.
Piggott 2001
Treshold Autoregression dan Cointegration Model
Harga gandum dan soybean di sejumlah pasar di North Carolina terintegrasi,
adanya treshold memengaruhi hubungan harga spasial.
Thomas L. Cox and Jean-Paul Chavas
2001 Interregional Spatial Market
Equilibrium Model Dibandingkan dengan kebijakan yang ti-
dak ditetapkan sebagai peraturan, kebijak- an umum lebih memengaruhi perbedaan
daerah dan agregat substantif.
Thomas Vollrath and Charles Hallahan
2006 Law-of- one price LOP and
Vector Autoregressive VAR Pertukaran nilai uang menghambat integ-
rasi pasar sejumlah komoditi di Amerika Serikat dan Kanada.
Asfaw Negassa and Robert J. Myers
2007 Treshold Autoregression and
Parity Bounds Model PBM Proses penyesuaian dan reformasi pasar
gandum yang dinamis meningkatkan efi- siensi spasial pada beberapa pasar.
Andi Irawan dan Dewi Rosmayanti
2007 Uji Kointegrasi Johansen,
Vector Error Correction Model dan Uji Kausalitas
Granger Pasar beras Bengkulu adalah pasar yang
terintegrasi spasial secara tidak sempurna.
Muhammad Firdaus dan Irwanto
Gunawan 2010
Pendekatan Kointegrasi dan Model Ravallion
Tidak adanya perilaku integrasi pasar sa- yur di tingkat produsen dengan pasar acu-
an untuk daerah sentra produksi tertinggi, maupun terendah.
Nikolaos Papavassiliou
2012 Linear Multiple Regression
Analysis Karakteristik produk, kondisi geografis
dengan keterbatasan sistem transportasi dan informasi merupakan faktor utama pe-
nentu ketidakefisienan pemasaran produk perikanan di Yunani.
Dengan menggunakan Treshold Autoregression dan Cointegration Models, Goodwin and Piggott 2001 mengevaluasi hubungan antara harga spasial
dengan dinamika harga harian gandum dan soybean di sejumlah pasar di North Carolina. Ditemukan bahwa pasar-pasar tersebut terintegrasi kuat dan adanya
treshold mempengaruhi hubungan harga spasial. Biaya transaksi mengakibatkan suatu ikatan yang kuat antar pasar yang terintegrasi walaupun harga di pasar-pasar
tersebut tidak berhubungan secara langsung. Vollarth and Hallahan 2006
melakukan penelitian untuk menguji integrasi pasar daging dan ternak antara Amerika Serikat dan Kanada, menemukan pasar produk daging babi Amerika-
Kanada lebih terintegrasi dibandingkan pasar produk daging sapi dan lembu. Pertukaran nilai uang juga turut menghambat integrasi pasar komoditi tersebut di
Amerika dan Kanada. Ditemukan pula bahwa faktor berpengaruh terhadap harga spasial adalah biaya transaksi, siklus musiman, kebijakan Pemerintah dan
keterlambatan penyerahan. Sementara Hennesy and Roosen 2003 membangun model berdasarkan biaya yang dikeluarkan. Penelitian dilakukan terhadap produk
musiman seperti susu. Aplikasi model menunjukkan bahwa tidak adanya pembatasan kuota telah mengakibatkan meningkatnya, atau menurunnya produksi
seiring dengan subsidi penyimpanan. Produk musiman dapat berimplikasi terhadap keamanan pangan. Penyimpanan rahasia, maupun intervensi pasar
produk hanya akan memperburuk masalah. Pada tahun 2000 ditemukan bahwa produksi susu bulanan di Belanda lebih rendah dari Irlandia, namun lebih tinggi
dari produksi Perancis dan Inggris. Cox and Chavas 2001 menganalisis hubungan antara diskriminasi harga
dan reformasi kebijakan domestik pada usaha pemerahan susu. Kehadiran banyak pasar untuk produk susu membuat banyak pilihan untuk diskriminasi harga.
Disimpulkan juga bahwa diskriminasi harga pada pasar produk berupa cairan lebih efektif dan mempengaruhi alokasi pasar dan harga dibandingkan pada pasar
produk non-cairan seperti keju dan mentega. Walau begitu kemungkinan untuk diskriminasi harga pada pasar produk non-cairan juga turut meningkatkan
tambahan penerimaan. Negassa and Myers 2007 dalam penelitiannya tentang Pengaruh
Kebijakan Terhadap Efisiensi Pasar Spasial dengan menggunakan Treshold Autoregression dan Parity Bounds Model, menyimpulkan bahwa proses
penyesuaian dan reformasi pasar gandum yang dinamis meningkatkan efisiensi spasial pada beberapa pasar.
Penelitian pemasaran produk perikanan, khususnya ikan segar di Maluku masih sangat sedikit dilakukan. Karenanya penelitian ini dilakukan untuk
mendeskripsikan sistem pemasaran ikan segar yang berlaku di Maluku, khususnya di Kawasan Maluku Tengah, mengidentifikasi kekuatan eksternal dan internal dari