Analisis integrasi pasar ikan segar

perusahaan bersangkutan tidak mempunyai saingan langsung dan juga tidak berhadapan dengan produk, atau sekelompok produk yang bersaing dengan produknya. Bentuk pasar yang dekat keadaannya dengan monopoli adalah duopoli dan oligopoli. Pasar duopoli adalah bentuk pasar dimana hanya terdapat dua 2 penjual produk tertentu, sementara pasar oligopoli monopoli parsial adalah bentuk pasar dimana terdapat lebih dari dua 2 penjual tetapi sedikit jumlahnya, misalnya tiga 3 atau empat 4 penjual produk tertentu dan karenanya setiap perusahaan dapat memengaruhi penjualan pihak saingannya dengan jumlah yang berarti. Pasar monopsoni akan dijumpai apabila terdapat seorang atau sebuah badan pembeli untuk benda tertentu, sehingga dapat memengaruhi permintaan dan harga barang tersebut. Bentuk pasar yang dekat keadaannya dengan pasar monopsoni adalah pasar duopsoni dan pasar oligopsoni. Pasar duopsoni adalah kebalikan dari pada pasar duopoli, dimana hanya terdapat dua 2 pembeli komoditi tertentu. Pasar oligopsoni kebalikan dari pasar oligopoli, dimana terdapat tiga 3, atau empat 4 orang pembeli komoditi tertentu.

3. Pasar persaingan monopolistik

Pasar persaingan monopolistik disebut juga sebagai pasar monopoli tidak sempurna, atau pasar persaingan tidak sempurna. Pasar ini merupakan bentuk antara dari pasar persaingan murni dan pasar monopoli murni, karena dijumpai unsur-unsur tertentu dari persaingan murni dan kondisi-kondisi yang berkaitan dengan monopoli murni. Salah satu kondisi dari persaingan murni yang terdapat dalam pasar persaingan monopolistik adalah bahwa terdapat sejumlah besar penjual barang tertentu, tetapi di antaranya ada penjual yang dapat memengaruhi penjualan dari setiap penjual lainnya hingga timbul suatu reaksi.

2.1.2 Tingkatan Pasar

Tingkatan pasar biasanya dibagi atas tingkat distribusi barang dan jasa yang diproduksi Hanafiah dan Saefuddin 2006, yaitu :

1. Pasar Lokal

Pasar lokal ini sering disebut pasar pengumpul lokal local assembling market dan sering dijumpai di daerah atau di sekitar daerah produksi, di luar kota besar. Dalam pemasaran hasil perikanan, pasar ini sering pula disebut pasar petani grower market dan biasanya satu kompleks dengan tempat pendaratan ikan TPI. Kegiatan yang banyak dijumpai di pasar ini adalah pembelian hasil perikanan dalam jumlah-jumlah kecil dari nelayan atau petani ikan untuk kemudian dikirim dalam jumlah yang lebih besar ke pasar-pasar sentral, usaha- usaha pengolahan maupun pembeli lainnya. Kegiatan lain yang menonjol di pasar ini adalah sortir, grading dan packing. Di pasar lokal ini banyak dijumpai pedagang yang mengumpulkan hasil produksi seperti tengkulak, pedagang besar, pedagang besar perantara dan kadang-kadang perkumpulan koperasi, yang membeli hasil perikanan dari nelayan, atau petani ikan untuk dikirim ke pasar sentral, atau pembeli lainnya. Di pasar lokal daerah perikanan laut di Indonesia banyak pula dijumpai usaha pengolahan seperti usaha pengasinan, pemindangan, pengasapan, pengalengan dan lainnya yang membeli hasil produksi nelayan untuk diolah menjadi ikan asin, ikan pindang, ikan asap, ikan kaleng dan sebagainya. Di pasar lokal ini juga biasanya tersedia fasilitas-fasilitas penimbangan, penyimpanan, pengangkutan dan lainnya. Fasilitas pengangkutan seperti jalan raya harus tersedia untuk kelancaran perhubungan antara pasar lokal dengan pusat-pusat konsumsi, agar pemenuhan kebutuhan hasil perikanan di daerah konsumsi berjalan lancar dan hasil perikanan tersebut tidak mudah busuk. Fasilitas lain yang juga harus tersedia di pasar lokal adalah lembaga pelelangan ikan. Pentingnya lembaga pelelangan disesuaikan dengan sifat ikan yang cepat rusak, yang harus segera terjual, pada tingkat harga yang wajar. Betapa pentingnya lembaga pelelangan ikan ini tersedia di tempat pendaratan ikan ikan laut di Indonesia bila disadari bahwa keadaan ekonomi sebagian besar nelayan masih rendah dengan hasil produksi yang relatif besar pada musim ikan, sementara tempat pendaratan ikan berjauhan dengan sebagian besar daerah konsumen yang disertai dengan komunikasi kurang lancar.

2. Pasar Sentral

Pasar sentral sering pula dinamakan pasar terminal terminal atau primary market yang merupakan pusat-pusat perdagangan dan banyak terdapat di kota- kota besar. Pasar ini menerima barang dari pasar lokal atau langsung dari nelayan dan petani ikan. Sebagai pusat pasar, maka di pasar ini ditemukan proses konsentrasi, equalisasi dan dispersi, terutama konsentrasi fisik dari hasil-hasil perikanan. Di pasar ini dijumpai lembaga-lembaga pemasaran seperti pedagang besar wholesaler, jobber, pedagang komisi komisioner, makelar, spekulator dan sebagainya. Pedagang besar umumnya membeli barang dalam jumlah lebih besar melalui agen-agennya komisioner dan makelar dan menjualnya dalam jumlah-jumlah kecil, biasanya kepada grosir yang lebih kecil, toko pedagang eceran, hotel dan restauran. Grosir yang lebih kecil ini menjual barangnya kepada pengecer, hotel, restauran, rumah sakit dan penjaja tertentu.

3. Pasar ekspor-impor

Pasar ini disebut juga pasar pelabuhan, merupakan pasar pusat bagi barang-barang yang akan dikirim ke luar negeri, atau ke pulau-pulau dan barang yang diimpor. Barang yang akan dikirim ke luar negeri berasal dari pasar pusat, pasar lokal dan jarang dari produsen nelayan, petani ikan, atau petani pada umumnya. Lembaga pemasaran terpenting yang beroperasi di pasar ini adalah para eksportir, importir, perusahaan pergudangan, pengangkutan antar pulau dan antar negara dan lembaga lainnya. 4. Pasar antar negara Di pasar antar negara pasar dunia atau pasar internasional ini terdapat hubungan antara penawaran dan permintaan barang tingkat dunia. Di pasar ini hanya tersedia monster contoh barang yang diperjualbelikan yang mempunyai standar tertentu. Dengan demikian standardisasi sangat penting dalam perdagangan antar negara.

5. Pasar eceran

Pasar eceran merupakan pusat perdagangan dimana pedagang eceran menjual barang dagangannya dalam jumlah kecil kepada konsumen akhir keluarga penduduk secara langsung. Di pasar eceran dijumpai berbagai pedagang eceran, ada yang memiliki toko dan tidak memiliki toko kios. Banyak macam barang sandang, pangan, obat-obatan dan lain-lain dijual di pasar eceran; ada toko yang hanya menjual satu macam barang, ada yang membatasi beberapa macam dan ada pula toko yang menjual berbagai macam barang. Di pasar eceran, dijumpai pula eating places seperti restauran dan rumah makan warung nasi yang juga merupakan konsumen ikan. Pasar eceran terutama ditemukan di daerah pusat konsumsi, yaitu kota-kota besar, kota-kota kecil dan di daerah pedesaan. Di daerah-daerah dimana daya beli masyarakat dan sumber kapital terbatas, sebuah pasar eceran dapat terdiri dari kedai-kedai kios, dimana banyak jenis barang diperdagangkan, atau suatu kelompok penjual di sepanjang pinggir jalan. 2.1.3 Fungsi-Fungsi Pemasaran Dahl and Hammond 1977 menekankan definisi pemasaran kepada serangkaian fungsi yang diperlukan dalam penangananpergerakan input ataupun produk mulai dari titik produksi primer sampai ke konsumen akhir. Serangkaian fungsi tersebut adalah fungsi pertukaran pembelian dan penjualan, fisik pengolahan, pengangkutan dan penyimpanan dan fasilitas pembiayaan, risiko, standardisasi dan intelijen pemasaran. Fungsi-fungsi pemasaran tersebut adalah kegiatan produktif meningkatkan nilai guna bentuk, tempat, waktu dan kepemilikan, sedangkan pelaksanaan fungsi-fungsi tersebut dapat dilakukan oleh kelompok perusahaan atau individu yang disebut lembaga pemasaran. Untuk memudahkan pengertian dan memperluas analisis pemasaran produk pertanian, Dahl and Hammond 1977 membaginya dalam empat 4 segmen, yaitu segmen sarana produksi pertanian farm-input industries, segmen aktivitas usahatani, segmen pemasaran produk pertanian perusahaan pengumpul, penyimpanan, pengangkutan, pengolahan dan distribusi produk-produk pertanian maupun olahannya dan segmen terakhir adalah kebijakan, maupun fasilitas pemerintah.

2.2 Permintaan dan Penawaran Pasar Serta Faktor-Faktor Berpengaruh

2.2.1 Permintaan Pasar dan Faktor-Faktor Berpengaruh

Rosyidi 2011 menyatakan bahwa permintaan adalah keinginan yang disertai dengan kesediaan serta kemampuan untuk membeli barang yang bersangkutan. Seseorang boleh saja menginginkan suatu barang, namun jika keinginannya tidak ditunjang oleh kesediaan serta kemampuan untuk membeli, maka keinginannya hanya akan keinginan saja. Gaspersz 2005 mengemukakan bahwa permintaan demand didefinisikan sebagai kuantitas barang dan jasa yang rela dan mampu dibeli oleh konsumen selama periode waktu tertentu berdasarkan kondisi-kondisi tertentu. Periode waktu disini berupa satuan jam, satuan hari, satuan minggu, satuan bulan, satuan tahun atau periode lainnya. Sedangkan kondisi-kondisi tertentu adalah berkaitan dengan faktor-faktor yang memengaruhi permintaan terhadap barang atau jasa itu sendiri. Lebih lanjut Gaspersz 2005 menyatakan dalam permintaan, ada tiga 3 hal penting yang perlu diperhatikan, yaitu: a Jumlah yang diminta merupakan kuantitas yang diinginkan. Ini menunjukkan berapa banyak yang ingin dibeli oleh konsumen. b Apa yang diinginkan tidak merupakan harapan kosong, tetapi merupakan permintaan efektif. c Kuantitas yang diminta merupakan arus pembelian kontinyu. P D Q Gambar 2 Kurva Permintaan. P = harga Q = jumlah yang diminta D = permintaan demand Permintaan akan suatu jenis barang adalah jumlah-jumlah itu yang pembeli atau para pembeli bersedia membelinya pada tingkat harga yang berlaku pada suatu pasar, serta waktu tertentu. Berdasarkan hal tersebut, maka dapat dipahami bahwa 1 permintaan merupakan sederetan angka yang menunjukkan banyaknya satuan barang yang diminta pada pelbagai tingkat harga dan 2 barang yang diselidiki dalam suatu pembicaraan mengenai permintaan adalah satu jenis barang saja dan bahwa permintaan tersebut terjadi di pasar serta waktu yang juga tertentu. Gambar 2 menunjukkan bentuk kurva permintaan akan satu jenis barang. Terlihat bahwa harga dan jumlah yang diminta menunjukkan hubungan yang erat dan negatif. Semakin tinggi harga suatu barang, maka akan semakin sedikitlah jumlahnya yang dapat dijual, sebaliknya semakin rendah harga, semakin banyak jumlahnya akan dibeli orang Rosyidi 2011. Selanjutnya dikatakan bahwa permintaan seorang konsumen terhadap suatu barang, atau jasa ditentukan oleh banyak faktor seperti selera, daya beli, mode, harga barang lain barang pengganti maupun pelengkap, harapan masyarakat dan sebagainya.

2.2.2 Penawaran Pasar dan Faktor-Faktor Berpengaruh

Penawaran adalah jumlah barang yang ditawarkan untuk dijual pada pelbagai tingkat harga dalam suatu pasar pada suatu waktu tertentu. Penawaran merupakan gabungan antara pemilikan ownership dengan kesediaan untuk menjual barang yang dimilikinya Rosyidi 2011. Berdasarkan pengertian tersebut, maka dapat dipahami bahwa penjual akan menjual sejumlah tertentu barangnya untuk masing-masing tingkat harga tertentu. Pada saat harga rendah, maka hanya menjual sedikit sebab takut rugi, tetapi pada saat harga naik, maka jumlah barang yang dijualpun banyak sebab akan memperoleh keuntungan. Penawaran barang tersebut terjadi pada pasar tertentu dan waktu yang tertentu pula, artinya pada pasar yang berbeda dan waktu yang berbeda, maka jumlah barang yang ditawarkan kemungkinan berbeda pula. Gambar 3 menunjukkan hubungan antara harga dengan jumlah yang ditawarkan. Terlihat dari gambar tersebut bahwa harga dan jumlah yang ditawarkan bergerak dengan arah gerakan yang sama, jika harga naik, maka jumlah yang ditawarkanpun naik dan sebaliknya. Adalah hal yang wajar apabila hubungannya searah seperti itu, karena pada tingkat harga yang rendah, sedikit sekali yang ditawarkan. Hal ini sangat jelas jika diingat tujuan utama para pengusaha adalah untuk mendapatkan uang sebanyak-banyaknya. Kalau harga rendah, sudah tentu uang yang akan diterima rendah juga; hanya saja dari pada tidak laku sama sekali, mereka pun tetap menjual, sekalipun dalam jumlah yang sedikit. P S Q Gambar 3 Kurva Penawaran. Rosyidi 2011 menyatakan bahwa penawaran dipengaruhi oleh banyak faktor seperti stok barang, tingkat teknologi, harga faktor produksi dan sebagainya. Bervariasinya faktor-faktor penentu tersebut di antara para penawar dapat mengakibatkan bentuk kurva penawaran antara seorang penawar dengan penawar lainnya berbeda.

2.2.3 Hukum Harga dan Keseimbangan Pasar

Rosyidi 2011 menyatakan bahwa permintaan dan penawaran adalah dua kekuatan yang saling mendorong satu sama lain dengan arah yang berlawanan. Kekuatan dorongan masing-masing itulah yang kemudian bertemu dan berhenti pada titik di mana keduanya berpotongan pada titik E Equilibrium Gambar 4. Equilibrium atau keseimbangan yang dinyatakan oleh titik E tersebut menyatakan pula suatu harga output di pasar. Pada titik tersebut terjadi tingkat P = harga Q = jumlah yang diminta S = penawaran supply harga dan sekaligus juga tingkat output yang disepakati bersama-sama baik oleh pembeli dan penawar. Jelaslah bahwa harga keseimbangan adalah suatu tingkat harga, dimana pada tingkat itu jumlah yang ditawarkan sama dengan jumlah yang diminta, sedangkan jumlah keseimbangan adalah suatu tingkat output yang pada tingkat itu harga permintaan sama dengan harga penawaran. P D S E Q Gambar 4 Keseimbangan pasar market equilibrium. Pada posisi keseimbangan seperti itu, baik harga maupun jumlah output tidak akan berubah-ubah lagi, kecuali jika terjadi pergeseran, baik pergeseran kurva permintaan maupun kurva penawaran, ataupun kedua-duanya. Apabila hal semacam itu terjadi, maka suatu harga dan jumlah keseimbangan yang baru akan terjadi, yaitu pada suatu titik dimana jumlah yang diminta sama dengan jumlah yang ditawarkan. Dengan perkataan lain, kalau terjadi pergeseran seperti itu, maka akan terjadilah suatu titik keseimbangan baru dan titik itupun tetaplah akan terjadi pada perpotongan antara kurva permintaan dan penawaran yang baru pula.

2.3 Paradigma Sistem

Manetsch dan Park dikutip oleh Eriyatno 1998 menyatakan bahwa sistem adalah gugus dari unsur yang saling berhubungan dan terorganisasi untuk mencapai suatu tujuan atau suatu gugus dari tujuan-tujuan. Sistem merupakan himpunan atau kombinasi dari bagian-bagian yang membentuk sebuah kesatuan yang kompleks seperti sistem transportasi. Namun tidak semua kumpulan dan gugus bagian dapat disebut suatu sistem kalau tidak memenuhi syarat adanya kesatuan unity, hubungan fungsional dan tujuan yang berguna. P = harga Q = jumlah yang diminta D = permintaan demand S =penawaran supply Ilmu sistem ditumbuh kembangkan untuk merangkai secara utuh komponen-komponen yang berharga dari pengetahuan spesialis, dan mewujudkannya menjadi gambaran yang jelas. Teori sistem dimanfaatkan untuk mempelajari kenyataan akan aturan yang sistematik dan ketergantungan interdependency di dunia ini. Oleh karena itu, dalam mendefinisikan suatu sistem, yang paling penting adalah perihal relevansi kesesuaian. Karenanya adalah penting untuk selalu membayangkan suatu sistem sebagai koleksi yang terisolir dari komponen-komponen yang berinteraksi. Interaksi, atau hubungan antar dua atau lebih unsur menyatakan bahwa apabila ada perubahan dalam atribut suatu unsur akan mengakibatkan perubahan dalam atribut unsur yang terkait. Adanya interaksi tersebut menyebabkan kendala terhadap perilaku sistem, dimana perlu diketahui sifat hubungan unsur terhadap totalitas relation to the whole dan sifat hubungan antar unsur terkait relation of an entitiy toward other entities.

2.4 Sistem Perikanan

Widodo dan Suadi 2006 menyatakan bahwa sistem perikanan tersusun oleh beberapa komponen yang memiliki berbagai bentuk interaksi kompleks. Sekurang-kurangnya sistem perikanan tersusun oleh tiga 3 komponen, yaitu sumber daya ikan, habitat, atau lingkungan dan manusia. Serupa dengan komponen tersebut, Charles 2001 menggambarkan perikanan sebagai suatu jaring dalam bentuk lebih detail yang tidak hanya melingkupi tiga 3 komponen besar di atas, tetapi juga sistem pengelolaannya subsistem alam, manusia dan pengelolaan serta berbagai faktor eksternal, seperti tersaji pada Gambar 5. Dalam kajian sumber daya ikan, dinamika sumber daya selain dipengaruhi oleh parameter populasi seperti pertumbuhan, rekrutmen dan mortalitas, juga sangat ditentukan oleh faktor lingkungan dan faktor eksternal lainnya seperti perubahan iklim. Keragaman habitat perikanan juga memberikan keragaman dalam potensi sumber daya ikan dan strategi pengembangan perikanan. Di antara habitat utama perikanan, dikenal tiga habitat perikanan utama, yaitu daerah pantai continental self, upwelling, dan samudera open ocean. Pusat-pusat perikanan saat ini, seperti halnya Indonesia, masih terbatas di wilayah pantai, sehingga eksploitasi sumber daya di wilayah ini cenderung mengarah ke pemanfaatan secara berlebihan over eksploitasi dan meninggalkan berbagai konflik. Sementara, pengembangan perikanan tangkap ke arah samudera, walaupun dapat menghasilkan ikan dengan nilai ekonomi tinggi sumbangan ekonomi yang tinggi bagi nelayan dan devisa negara, memerlukan perhitungan-perhitungan ekonomi dan sumber daya yang tepat untuk menghindari berbagai bentuk kerugian akibat karakter sumber daya alam SDA yang tidak seproduktif dua 2 daerah lainnya. Gambar 5 Komponen utama sistem perikanan Charles, 2001. P = Pengolahan D = Distribusi M = Pasar W= Pedagang Besar R = Pengecer C = Konsumen 1. Konflik antar pengguna 2. Konflik alat tangkap 3. Ekonomi masyarakat dan interaksi sosial 4. Rantai Pemasaran Sistem alam Komunitas Kekuatan eksternal misal Perubahan iklim Lingkungan Perairan Kekuatan eksternal misal Kebijakan Pemerintah Perencanaan Kebijakan Pengelolaan Perikanan Sistem Pengelolaan Pengembangan Perikanan Penelitian Perikanan Kekuatan eksternal misal Kebijakan ekonomi makro, struktur pasar, dll Sistem Manusia Pemananen Kelompok Teknologi Komunitas RT 1 2 Kelompok Nelayan P M W C R D Pasca Panen 4 Lingkungan Sosek