Konsumsi relatif stabil. Jumlah dan mutu sering berubah.

5 Perolehan modal untuk memulai maupun memperbesar usaha dan jumlah biaya pemasaran yang dikeluarkan. 6 Kinerja lembaga penunjang pemasaran dan kebijakan yang telah ditetapkan Pemerintah dalam usaha pemasaran produk perikanan. Data sekunder yang dibutuhkan meliputi kondisi geografis daerah penelitian, kondisi sosial dan ekonomi masyarakat, jumlah dan jenis alat tangkap yang digunakan nelayan, perkembangan produksi perikanan, inflasi dan kebijakan pemerintah dalam pengembangan pemasaran produk perikanan. Data dikumpulkan dari laporan instansi terkait seperti Badan Pusat Statistik BPS, Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Maluku maupun Kabupaten di kawasan Maluku Tengah, Dinas Perindustrian, Bank Indonesia Cabang Maluku dan hasil penelitian terkait yang telah dilakukan sebelumnya.

3.3 Pengolahan dan Analisis Data

3.3.1 Analisis Structure-Conduct-Performance

3.3.1.1 Market Structure

Dalam penelitian ini digunakan market concentration konsentrasi pasar untuk melihat market structure yang diukur berdasarkan persentase dari penjualaset pangsa pasar. Ukuran yang paling umum digunakan untuk mengukur konsentrasi pasar adalah Concentration Ratio CR, yang didefinisikan sebagai persentase dari keseluruhan output industri yang dihasilkan oleh beberapa perusahaan terbesar dilihat dari berbagai indikator. Secara matematik, rumus CR adalah : dimana: CR m = rasio konsentrasi dari pedagang ikan dalam pasar P i = jumlah pangsa pasar dari m produsen atau pedagang terbesar, yang dinyatakan dalam persentase. CR yang digunakan dalam penelitian ini adalah CR 4 , sehingga persamaan 3.1 menjadi : CR 4 = rasio konsentrasi empat pedagang ikan terbesar P i = jumlah pangsa pasar dari produsen atau pedagang terbesar ke-i, yang dinyatakan dalam persentase. Angka ini diperoleh dari perbandingan volume penjualan dari masing-masing produsen, atau empat 4 pedagang ikan terbesar dengan volume penjualan seluruh produsen, atau pedagang dalam pasar. Pasar dianggap sangat terkonsentrasi atau oligopoli apabila CR 4 sedikitnya bernilai 40 Parker and Connor diacu dalam Sayaka 2006. Sementara Subanidja 2006 menyatakan bahwa pada situasi pasar monopoli, CR 4 akan bernilai 100, sedangkan untuk persaingan sempurna CR 4 mendekati nilai nol 0. Selanjutnya Shepherd diacu dalam Rosyidi 2009 membagi tipe pasar atas enam bentuk, mulai dari monopoli murni hingga persaingan sempurna dengan kondisinya pada Tabel 6. Tabel 6 Tipe pasar, kondisi utama dan pengertiannya Tipe Pasar Kondisi Utama Pengertiannya Monopoli Murni Satu industri menguasai 100 pangsa pasar CR 1 = 100 Industri Dominan Satu industri menguasai 50 – 100 pangsa pasar dan tidak mempunyai pesaing terdekat CR 1 = 50 – 100 Oligopoli ketat Empat industri terbesar menguasai 60 – 100 pangsa pasar CR 4 = 60 – 100 Oligopoli kendur Empat industri terbesar menguasai ≤ 40 pangsa pasar CR 4 ≤ 40 Monopolistik Terdapat banyak industri yang saling bersaing, tidak ada yang menguasai pasar ≤ 10 CR n ≤ 10 Persaingan Sempurna Lebih dari 50 industri yang saling bersaing, seluruhnya dengan pangsa pasar yang tidak berarti Sumber : Shepherd diacu dalam Rosyidi 2009 Gwin 2001 menyatakan bahwa CR 4 merupakan rasio konsentrasi yang umum digunakan untuk melihat struktur pasar. Walau begitu, tidak ada konsensus baku antar para ahli ekonomi untuk menggunakan CR 4 . Konsentrasi hanya merupakan salah satu faktor yang bertujuan untuk membagi struktur pasar. Ada