16
menyebabkan  apabila  dimasak  karakteristiknya  mempunyai  sifat  sangat  mengkilap, sangat  lekat  dan  kerapatan  antar  butir  nasinya  tinggi  sehingga  volume  nasinya  sangat
kecil Legowo 1984. Protein berpengaruh terhadap lama waktu penanakan, warna, rasa, dan aroma nasi.
serta mempengaruhi kemampuan penyerapan air.  Selanjutnya dikemukakan bahwa beras yang  mengandung  protein  lebih  tinggi  memerlukan  lebih  banyak  air  dan  lebih  waktu
penanakan.    Hal  ini  berkaitan  dengan  struktur  biji,  yaitu  granula  pati  diselubungi  oleh lapisan  protein  sehingga  protein  menghalangi  penyerapan  air  oleh  granula  pati  dan
mengakibatkan  lebih  lamanya  waktu  yang  diperlukan  untuk  penanakan  agar  gelatinisasi dapat  berlangsung  sempurna.    Selain  itu,  beras  yang  mengandung  protein  tinggi
menghasilkan nasi yang berwarna krem dan aromanya kurang enak Haryadi 2008. Pada beras  ketan  terdapat  protein  yang  disebut  oryzenin  Juliano  1980.  Kandungan  senyawa
lain seperti vitamin dan mineral-mineral pada beras sangat sedikit termasuk beras ketan.
4. Pengaruh Proses Pemanasan terhadap Karakteristik Sensori Nasi
Nasi  merupakan  makanan  pokok  sebagian  warga  dunia  yang  diolah  dari  beras. Masyarakat  Indonesia  pada  umumnya  memiliki  budaya  konsumsi  nasi  yang  sangat  kuat
terlihat  dari  tingginya  angka  konsumsi  beras  perkapita  pertahun  yang  mencapai  135 kgkapitatahun Hariyadi et al. 2006. Pemanfaatan nasi sebagai bahan utama pembuatan
makanan  darurat  dinilai  tepat  karena  nasi  memiliki  kandungan  karbohidrat  yang  tinggi, sehingga berkontribusi baik terhadap pemenuhan kalori. Selain itu, nasi juga disukai oleh
hampir  seluruh  masyarakat  Indonesia  dan  sehingga  tidak  diperlukan  tahap  introduksi untuk mengajak masyarakat mengonsumsi nasi.
Kualitas  nasi  sangat  dipengaruhi  oleh  pemasakan  dan  kandungan  gizi  Dong  et  al. 2007.  Pengolahan  beras  menjadi  nasi  biasanya  dilakukan  dengan  cara  dikukus  maupun
direbus.  Ketika  dipanaskan  dengan  air  beras  akan  terjadi  pengembangan  akibat penyerapan  air  oleh  granula  pati.  Ketika  mencapai  suatu  suhu  kritis,  beras  akan  mulai
mengalami  proses  gelatinisasi  yang  ditandai  dengan  pelarutan  pati  dan  hilangnya  sifat birefringence.  Suhu  pada  saat  pati  mulai  mengembang  karena  dipanaskan  dengan  air
dinamakan  suhu  gelatinisasi.  Suhu  gelatinisasi  untuk  beras  berkisar  antara  58-79
o
C Hariyadi et al. 2006.
Pengembangan granula selama gelatinisasi juga dipengaruhi oleh komponen amilosa dan  amilopektin  pati.  Amilopektin  memiliki  kemampuan  mengembang  dan
mempertahankan  air  yang  lebih  besar  daripada  amilosa.  Adanya  amilosa  dalam  granula pati  dalam  jumlah  besar  akan  menghambat  proses  pengembangan  granula  Bao
Bergman 2004. Perilaku pati akibat pemanasan dan rasio amilosa dan amilopektin yang terkandung  pada  pati  beras  akan  sangat  memengaruhi  kualitas  sensori  nasi  khususnya
tekstur.    Berdasarkan  kandungan  amilosanya,  beras  dikelompokkan  menjadi  beras  ketan yang  kandungan  amilosanya  0-2  dari  berat  kering,  beras  berkadar  amilosa  rendah  9-
20, beras berkadar amilosa sedang 20-25, dan beras berkadar amilosa tinggi lebih dari 25  Hariyadi et al. 2006. Semakin tinggi kadar amilosa,  maka tekstur  nasi  yang
dihasilkan akan semakin pera keras. Penelitian  Pardon  et  al.  2000  menunjukkan  bahwa  suhu  dan  lama  penyimpanan
memengaruhi  kekerasan,  kelengketan,  dan  tingkat  retrogradasi  pada  nasi.  Suhu  yang semakin  rendah  dan  penyimpanan  yang  semakin  lama  mengakibatkan  kekerasan  nasi
17
meningkat  dan  kelengketannya  menurun.  Selain  itu,  kultivar  beras  yang  berbeda menunjukkan  kinetika  retrogradasi  yang  berbeda  pula  karena  perbedaan  sifat-sifat
patinya.  Karakteristik  sensori  buras    yang  terbuat  dari  beras  dengan  kandungan  amilosa rendah  akan  diperoleh  tekstur  nasi  yang  pulen.  Waktu  pemasakan  buras  juga  harus
singkat  supaya  tidak  menghasilkan  tekstur  bubur  ketika  akan  dikemas.  Namun,  karakter pulen  juga  sangat  mudah  mengalami  sineresis  selama  penyimpanan,  sehingga  untuk
mencegahnya,    pada  pembuatan  buras,  beras  yang  digunakan  dikombinasikan  dengan beras ketan putih yang memiliki kandungan amilopektin yang tinggi.
G.  DAGING AYAM