Sifat Fisik Tekstur Objektif

52 faktor misalnya varietas, umur waktu pemanenan, penyimpanan sebelum pengolahan, dan tata cara pengolahan Syamsir 2008. Hal ini dapat mempengaruhi nilai gizi yang terkandung dalam bahan baku. Nilai yang tertera dalam DKBM merupakan nilai rata-rata yang dapat dijadikan acuan sementara dalam merancang produk pangan baru terutama pangan darurat, namun tidak selalu menggambarkan nilai yang sebenarnya dari bahan baku yang digunakan. Sebenarnya perlu dilakukan rancangan formulasi ulang untuk memperbaiki keseimbangan makronutrien dalam EFP, terutama untuk memenuhi kandungan dan sumbangan kalori dari lemak yang kurang. Namun, pada penelitian ini tidak dilakukan formulasi ulang karena kekurangan hanya pada sumbangan kalori dari lemak dan terhitung sangat kecil yaitu hanya 0.48 lebih rendah dibandingkan syarat IOM Tabel 15. Namun, apabila akan dilakukan perbaikan formulasi, formula yang dapat diubah adalah komponen penyusun ayam bumbu saja. Hal ini disebabkan, sumbangan jumlah lemak dari ayam bumbu lebih besar dibandingkan sumbangan dari nasi. Penambahan jumlah lemak dapat dilakukan dengan menambahkan jumlah santan dan jumlah minyak goreng yang digunakan. Jumlah santan dan minyak yang ditambahkan sampai hasil rancangan perhitungan menunjukkan sumbangan kalori dari lemak mendekati 45 batas maksimal syarat sumbangan kalori dari lemak IOM. Jadi, apabila nantinya terjadi ketidaksesuaian penurunan nilai sumbangan kalori dari lemak antara rancangan formulasi dan hasil analisis proksimat, diharapkan nilainya tetap pada rentang syarat ideal IOM yaitu 35-45.

7.2 Sifat Fisik Tekstur Objektif

Tekstur pada EFP buras merupakan parameter yang sangat penting dan berpengaruh terhadap penerimaan produk berdasarkan penilaian konsumen. Oleh karena itu, selain dianalis secara subjektif, tekstur produk juga dianalisis secara objektif dengan texture analyzer. Texture analyzer TA adalah suatu alat analisis tekstur yang prinsip kerjanya mengikuti prinsip kerja mulut manusia dimana probe bergerak sesuai mekanisme pengunyahan dalam mulut manusia. Mesin ini bekerja dengan pengukuran terhadap tekanan dan daya tarik selama pengujian berlangsung Rosenthal 1999. Probe tersebut akan turun perlahan untuk menekan sampel sebanyak dua kali. Tekanan yang diberikan ini akan membentuk dua puncak pada grafik. Puncak pertama menunjukkan kekerasan sampel. Hasil lengkap analisis tekstur objektif EFP buras dapat dilihat pada Tabel 16 sedangkan perhitungannya disajikan pada Lampiran 8. Tabel 16. Hasil analisis tekstur menggunakan texture analyzer Atribut tekstur satuan nilai Kekerasan Gram force gf 1922.0250 Elastisitas - 0.7175 Daya Kohesif - 0.4624 Kekenyalan Gram force gf 886.7618 Daya Kunyah Gram force gf 643.2481 Kelengketan Gram. Secon g.s -943.9880 53 Kekerasan adalah daya tahan bahan untuk pecah akibat gaya tekan yang diberikan. Sifat keras yang menyatakan sifat benda atau produk pangan padat yang tidak bersifat deformasi Hariyadi et al.2006. Berdasarkan hasil analisis tekstur dengan texture analyzer diketahui bahwa nilai kekerasan EFP buras cukup tinggi yaitu 1922.0250 gram force. Menurut Hariyadi et al. 2006, nasi yang terbuat dari beras dengan kandungan amilosa rendah atau sedang mempunyai sifat nasi yang pulen dan lunak sedangkan beras dengan kandungan amilosa tinggi menghasilkan nasi dengan tekstur yang keras, kering, dan pera. Adanya kandungan beras ketan yang mengandung amilopektin tinggi sangat berpengaruh terhadap nilai kekerasan EFP buras ini. Pemasakan dengan uap panas pada retort juga berpengaruh pada kekerasan nasi yang dihasilkan Ghasemi et al. 2009. Elastisitas adalah daya tahan bahan untuk putus akibat gaya tarik Hariyadi et al. 2006. Elastisitas diukur dengan membagi jarak puncak kedua dengan jarak puncak pertama. Nilai elastisitas EFP buras yaitu sebesar 0.7175. Nilai ini menunjukkan bahwa EFP buras tergolong cukup elastis. Daya kohesif atau kohesifitas dipengaruhi oleh sifat interaksi antarmolekul produk. Daya kohesif diperoleh dari luas area kurva kedua dibagi dengan luas area kurva pertama. Dari hasil pengukuran, daya kohesif EFP buras yaitu sebesar 0.4624. Kekenyalan gumminess adalah daya tahan bahan untuk lepas atau pecah oleh adanya gaya tekan. Sifat kenyal ini menyatakan sifat bahan elastis yang bisa berdeformasi Hariyadi et al. 2006. Kekenyalan diperoleh dengan mengalikan nilai kekerasan dan daya kohesif produk. Proses sterilisasi diketahui berpengaruh langsung terhadap nilai kekenyalan Valentina 2009. Nilai kekenyalan beras pulen dan sedang tidak berbeda nyata tetapi berbeda nyata dengan kekenyalan beras pera. Beras dengan kandungan amilosa tinggi akan memiliki nilai kekenyalan yang tinggi pula. Hal ini disebabkan oleh kemampuan yang dimiliki amilosa dalam membentuk gel. Nilai kekenyalan ini berbanding lurus dengan nilai kekerasan. Berdasarkan pengujian, diperoleh nilai kekenyalan EFP buras sebesar 886.7618 gram force. Daya kunyah berhubungan dengan tekstur produk ketika di dalam mulut mouthfeel. Daya kunyah adalah besarnya tekanan yang dibutuhkan untuk mengunyah sampel sampai bisa tepat ditelan Hariyadi et al. 2006. Daya kunyah dihitung dari nilai elastisitas dikali dengan kekenyalan. Artinya, semakin besar nilai elastisitas, kekerasan, daya kohesif, dan kekenyalan maka daya kunyah akan semakin besar. Daya kunyah hanya dipengaruhi oleh kandungan amilosa. Daya kunyah meningkat dengan meningkatnya kandungan amilosa Valentina 2009 dan protein Meullenet et al. 2000. Daya kunyah EFP buras yaitu sebesar 643.2481 gram force. Kelengketan atau adhesiveness adalah tekanan yang dibutuhkan untuk memindahkan materi yang menempel pada mulut pada saat proses makan yang normal. Karakter tekstur ini merupakan sifat perubahan bentuk benda yang dipengaruhi oleh gaya kohesi dan adhesi. Besarnya nilai kelengketan digambarkan dengan besarnya kurva negatif pada grafik hasil pengukuran TPA. Makin luas kurva negatifnya makin negatif makan produk makin lengket. EFP buras terpilih memiliki nilai kelengketan yang tinggi yaitu sebesar -943.988 gram.sekon. Tingginya tingkat kelengketan ini kemungkinan besar disebabkan karena kandungan 54 pati pada beras ketan pada produk 30, dimana beras ketan diketahui memiliki kandungan amilopektin yang tinggi sehingga memiliki daya lekat yang tinggi Haryadi 2008 serta kandungan protein Meullenet et al. 2000.

7.3 Keasaman pH