Analisis Indikator Matriks Kebijakan

3. Output bersifat tradable sedangkan input dapat dipisah berdasarkan faktor asing dan faktor domestik 4. Eksternalitas dianggap sama dengan nol Tahapan penggunaan metode PAM adalah : 1. Identifikasi input dan output dari usaha budidaya patin dan usaha peternakan sapi potong 2. Memisahkan biaya ke dalam biaya tradable dan domestik. 3. Menentukan harga bayangan input dan output usaha peternakan sapi potong dan usaha budidaya patin 4. Menghitung dan menganalisa indikator keunggulan komparatif dan kompetitif pada usaha peternakan sapi potong dan usaha budidaya patin Matriks Analisis Kebijakan yang digunakan adalah model PAM yang dikembangkan oleh Monke and Pearson 1989 sebagai berikut : Uraian Penerimaan Biaya Cost Keuntungan Tradable Input Faktor Domestik Harga Privat A B C D Harga Sosial E F G H Dampak Kebijakan dan Distorsi Pasar I J K L Sumber : Monke and Pearson, 1989

3.4.1 Analisis Indikator Matriks Kebijakan

1. Analisis Keuntungan

a. Analisis Keuntungan Privat Private Profitability Keuntungan privat merupakan indikator keunggulan kompetitif dari sistem komoditi berdasarkan teknologi, nilai output, biaya input dan transfer kebijakan yang ada Keuntungan Privat D = A – B + C Dimana : D : Keuntungan Privat Rp A : PenerimaanPendapatan Privat Rp B : Biaya Input Tradable Privat Rp C : Biaya Faktor Domestik Privat Rp Apabila D 0 maka usaha peternakan sapi potong dan budidaya patin memperoleh profit di atas normal yang mempunyai implikasi bahwa komoditi tersebut mampu berekspansi, kecuali apabila sumberdaya terbatas atau adanya komoditi alternatif yang lebih menguntungkan. b. Analisis Keuntungan Sosial Social Profitability Keuntungan sosial merupakan indakator keunggulan komparatif atau efisiensi dari sistem komoditi pada kondisi tidak ada divergensi dan penerapan kebijakan yang efisien. Keuntungan Sosial H = E – F + G Dimana : H : Keuntungan Sosial Rp E : PenerimaanPendapatan Sosial Rp F : Biaya Input Tradable Sosial Rp G : Biaya Faktor Domestik Sosial Rp Apabila H 0 dan nilainya makin besar, berarti usaha peternakan sapi potong dan usaha budidaya patin makin efesien dan mempunyai keunggulan komparatif yang tinggi.

2. Analisis Keunggulan Kompetitif dan Komparatif

a. Rasio Biaya Privat Private Cost Ratio PCR = C A – B Nilai PCR menjelaskan berapa banyak sistem komoditi dapat menghasilkan untuk membayar faktor domestik dan tetap dalam kondisi kompetitif. Apabila nilai PCR 1 dan makin kecil, berarti usaha peternakan sapi potong dan usaha budidaya patin mampu membiayai faktor domestiknya pada harga privat memiliki keunggulan kompetitif b. Rasio Biaya Sumberdaya Domestik Domestic Resource Cost Ratio DRCR = G E – F Nilai DRCR merupakan indikator kemampuan sistem komoditi membiayai faktor domestik pada harga sosial. Apabila DRCR 1 maka usaha peternakan sapi potong dan usaha budidaya patin makin efisien dan memiliki daya saing tinggi keunggulan komparatif

3. Analisis Dampak Kebijakan Pemerintah

3.1. Kebijakan Output