Keunggulaan Komparatif Tinjauan Teoritis

2.1.4. Keunggulaan Komparatif

Pada dasarnya setiap negara di dunia saling tergantung antara satu dengan yang lainnya, karena suatu negara tidak bisa memenuhi kebutuhannya sendiri akibat keterbatasan sumber daya dan keahlian. Dalam rangka untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang beraneka ragam maka muncullah perdagangan antar negara atau perdagangan internasional Teori perdagangan internasional klasik menyatakan bahwa setiap negara akan memperoleh manfaat perdagangan karena melakukan spesialisasi produksi. Suatu negara akan mengekspor barang jika negara tersebut memiliki keunggulan mutlak, serta mengimpor barang jika negara tersebut tidak memiliki keunggulan mutlak. Hal ini dikemukakan oleh Adam Smith 1723-1790 yang dikenal dengan teori keunggulan absolut atau mutlak Krugman dan Obstfeld, 2004. Kelebihan dari teori keunggulan absolut yaitu terjadi perdagangan bebas antara dua negara yang saling memiliki keunggulan absolut yang berbeda dimana terjadi interaksi ekspor dan impor. Kelemahannya adalah apabila hanya satu negara yang memiliki keunggulan absolut maka perdagangan internasional tidak akan terjadi karena tidak ada keuntungan Oktaviani dan Novianti, 2009. Teori Adam Smith ini disempurnakan oleh David Ricardo dengan teori keunggulan komparatif The Law of Comparative Advantagse baik secara efesiensi tenaga kerja maupun produktivitas tenaga kerja. Teori ini didasarkan pada nilai tenaga kerja yang menyatakan bahwa hanya satu faktor produksi yang penting yang menentukan nilai suatu komoditas yakni tenaga kerja. Suatu negara akan memperoleh manfaat dari perdagangan internasional apabila melakukan spesialisasi produksi dan mengekspor barang dimana barang tersebut dapat berproduksi relatif lebih efesien serta mengimpor barang dimana negara tersebut berproduksi relatif kurang atau tidak efesien. Kelemahan teori ini adalah Ricardo tidak dapat menjelaskan mengapa terdapat perbedaan fungsi produksi antara dua negara. Sedangkan kelebihannya adalah perdagangan internasional antara dua negara tetap dapat terjadi walaupun hanya satu negara yang memiliki keunggulan mutlak asalkan masing-masing negara tersebut memiliki perbedaan dalam keunggulan biaya komparatif dan keunggulan komparatif produksi. Teori Ricardo tentang keunggulan komparatif kemudian disempurnakan lebih modern oleh Heckscher Ohlin yang didasari oleh kepemilikan faktor produksi serta dampak perdagangan internasional terhadap distribusi pendapatan Oktaviani dan Novianti, 2009. Menurut teori H-O bahwa perbedaan opportunity cost suatu produk antara satu negara dengan negara lain dapat terjadi karena adanya perbedaan jumlah atau proporsi faktor produksi yang dimiliki masing- masing negara. Adanya perbedaan opportunity cost tersebut dapat menimbulkan tejadinya perdagangan internasional. Negara yang memiliki faktor produksi yang relatif banyak atau murah cenderung akan melakukan spesialisasi produksi dan mengekspor produknya. Sebaliknya mengimpor barang yang memiliki faktor produksi yang relatif langka atau mahal. Teori modern H-O ini disebut dengan teori proporsi faktor factor proportions theory.

2.1.5. Keunggulan Kompetitif