yang ada dalam suatu negara. Disamping itu keunggulan kompetitif tidak bergantung pada kondisi alam suatu negara, namun lebih ditekankan pada
produktivitasnya. Hal ini disebabkan karena tidak ada korelasi langsung antara dua faktor produksi seperti sumber daya alam yang melimpah dan sumberdaya
yang murah. Porter menyebutkan bahwa disamping faktor produksi, peran pemerintah juga sangat penting dalam peningkatan daya saing.
Keunggulan kompetitif suatu negara ditentukan oleh empat faktor yaitu keadaan faktor-faktor produksi, permintaan dan tuntutan kualitas, industri terkait
dan pendukung yang kompetitif dan strategi, struktur dan sistem penguasaan antar perusahaan Halwani, 2002. Selain empat faktor penentu tersebut, keunggulan
kompetitif juga ditentukan oleh faktor eksternal yaitu sistem pemerintahan dan terdapatnya kesempatan. Faktor-faktor ini secara bersama-sama akan membentuk
sistem dalam peningkatan keunggulan kompetitif suatu negara. Suatu komoditas dapat memiliki keunggulan kompetitif dan komparatif sekaligus yang berarti
komoditas tersebut menguntungkan untuk diproduksi dan diusahakan serta dapat bersaing di pasar internasional. Akan tetapi bila suatu komoditas yang diproduksi
suatu negara hanya mempunyai keunggulan komparatif namun tidak memiliki keunggulan kompetitif, maka di negara tersebut dapat disumsikan terjadi distorsi
pasar atau terdapat hambata-hambatan yang mengganggu kegiatan produksi sehingga merugikan produsen seperti prosedur administrasi, perpajakan dan lain-
lain. Oleh karena itu pemerintah perlu untuk mengadakan deregulasi yang dapat menghilangkan hambatan atau distorsi pasar tersebut.
2.1.6. Analisis Kebijakan Pemerintah
Kebijakan pemerintah ditetapkan untuk meningkatkan ekspor ataupun sebagai usaha untuk melindungi produk dalam negeri agar dapat bersaing dengan
produk luar negeri. Kebijakan tersebut biasanya diberlakukan untuk output maupun input yang menyebabkan terjadinya perbedaan harga input dan harga
output yang diminta produsen harga privat dengan harga yang sebenarnya terjadi jika dalam kondisi perdagangan bebas harga sosial. Kebijakan yang ditetapkan
pemerintah pada suatu komoditas ada dua yaitu subsidi dan hambatan perdagangan. Kebijakan berupa subsidi terdiri dari subsidi positif dan subsidi
negatif pajak, sedangkan hambatan perdagangan berupa tarif dan kuota.
Monke dan Pearson 1989 menjelaskan pengaruh intervensi pemerintah pada harga komoditi yang membagi kedalam delapan tipe kebijakan subsidi dan
dua kebijakan perdagangan yang terlihat pada Tabel 6. Tabel 6. Klasifikasi Kebijakan Pemerintah Terhadap Harga Komoditi
Instrumen Dampak pada Produsen
Dampak pada Konsumen
Kebijakan Subsidi 1.
Tidak merubah harga pasar dalam negeri
2. Merubah harga pasar
dalam negeri Subsidi pada Produsen
1. Pada barang-barang
subsitusi impor S + PI; S – PI
2. Pada barang-barang
orientasi ekspor S + PE; S – PE
Subsidi pada Konsumen
1. Pada barang-barang
subsitusi impor S + CI; S – CI
2. Pada barang-barang
orientasi ekspor S + CE; S – CE
Kebijakan Perdagangan merubah harga pasar
dalam negeri Hambatan pada barang
impor TPI Hambatan pada barang
ekspor TCE
Sumber : Monke dan Pearson 1989.
Keterangan : S+ PI = Subsidi PE = Produsen Barang Orientasi Ekspor
S - PI = Pajak CI = Konsumen Barang Substitusi Impor PI = Produsen Barang Subsitusi Impor CE = Konsumen Barang Orientasi Ekspor
TCE = Hambatan Barang Eskpor TPI = Hambatan Barang Impor
Kebijakan harga price policies terdiri dari tiga kriteria yaitu : 1 subsidi atau kebijakan perdagangan; 2 penerimaan atau keuntungan yang akan diperoleh
produsen dan konsumen; dan 3 kriteria ekspor atau impor. Implementasi dari kebijakan tersebut dapat mempengaruhi kemampuan suatu negara untuk
memanfaatkan peluang ekspor suatu komoditi dan kemampuan negara tersebut untuk melindungi produsen atau konsumen dalam negeri.
1. Kebijakan Harga Subsidi atau Kebijakan Perdagangan
Menurut Salvator 1997 subsidi merupakan pembayaran dari atau untuk pemerintah. Kebijakan subsidi terdiri dari subsidi positif dan subsidi negatif
pajak. Pajak atau subsidi negatif merupakan pembayaran kepada pemerintah, sedangkan subsidi positif merupakan pembayaran dari pemerintah. Tujuan dari
subsidi yaitu untuk melindungi konsumen atau produsen agar harga domestik berbeda dengan harga internasional.
Kebijakan perdagangan adalah pembatasan yang diterapkan pada impor atau ekspor suatu komoditi Monke dan Pearson, 1989. Kebijakan perdagangan yang
dapat diterapkan dapat berupa tarif dan kuota. Tarif yaitu harga komoditi yang diperdagangkan, sedangkan kuota merupakan pembatasan jumlah komoditi yang
diimpor. Tujuan diterapkannya kedua kebijakan tersebut adalah untuk menurunkan kuantitas barang yang diperdagangkan secara internasional komoditi
impor dan untuk menciptakan perbedaan harga di pasar internasioanl dengan harga di pasar domestik. Sedangkan kebijakan perdagangan ekspor dimaksudkan
untuk melindungi konsumen dalam negeri karena harga domestik yang lebih rendah bila dibandingkan dengan harga di pasar internasional.
Komponen utama yang menjadi dasar dalam diterapkannya salah satu kebijakan perdagangan adalah perbedaan harga komoditi di pasar internasional
dan domestik. Apabila harga suatu komoditi di pasar internasional lebih murah dibandingkan dengan harga domestik, maka kebijakan yang tepat dilakukan
adalah kebijakan perdagangan impor. Penetapan tarif impor maupun kuota impor dilakukan agar produk impor yang dijual dalam negeri harganya menjadi lebih
mahal dan jumlahnya terbatas. Kebijakan impor ini bertujuan untuk melindungi produsen domestik. Sedangkan kebijakan perdagangan ekspor dimaksudkan
untuk melindungi konsumen dalam negeri karena harga domestik yang lebih rendah bila dibandingkan dengan harga di pasar internasional.
2. Kebijakan Berdasarkan Penerimaan
Kebijakan berdasarkan penerimaan adalah kebijakan yang dikenakan pada produsen dan konsumen. Suatu kebijakan subsidi dan kebijakan perdagangan
menyebabkan terjadinya transfer antara produsen, konsumen dan anggaran pemerintah Monke dan Pearson, 1989. Anggaran pemerintah tidak dibayarkan
seluruhnya untuk transfer, hal ini mengakibatkan produsen mengalami kerugian. Akan tetapi dengan adanya transfer akan menyebabkan keuntungan yang
diperoleh lebih kecil dari kerugian yang diterima. 3.
Kebijakan Berdasarkan Komoditi Kebijakan berdasarkan komoditi bertujuan untuk membedakan antara
komoditas yang dapat di ekspor dan komoditas yang dapat di impor. Kebijakan pemerintah dapat diterapkan pada input maupun output komoditas pertanian.
Penerapan kebijakan subsidi atau hambatan perdagangan yang tepat mampu memperbaiki kesejahteraan produsen petani maupun konsumen.
2.1.7. Kebijakan Output