Pendapatan Perikanan Skala Kecil di Ekosistem Lamun
Gambar 30. Hasil dari Pendapatan Nelayan Skala Kecil di Desa Berakit Rp.hari
-1
n=15. Sudut pandang ekonomi melihatkan jenis sumberdaya perikanan yang
didapat nelayan skala kecil juga mempengaruhi pendapatan yang dihasilkannya, hal ini sangat penting bagi perekonomian rumah tangga di desa tersebut. Dilihat
dari Gambar 28 menunjukkan bahwa pendapatan nelayan skala kecil di Desa Malang Rapat dari hasil pengamatan rata-rata diatas dari UMK Kabupaten Bintan
tahun 2014 yaitu diatas Rp. 93.000,00 dan ada beberapa responden dengan alat tangkap pancing yang berada di bawah UMK. Sedangkan untuk pendapatan
nelayan skala kecil di Desa Berakit rata-rata diatas UMK. Untuk beberapa nelayan yang menggunakan alat tangkap pancing pendapatannya masih dibawah UMK
Kabupaten Bintan tahun 2014 dan alat tangkap lain seperti jaring, bubu ketam, dan perangkap ikan kelong karang ada yang berada di garis UMK Kabupaten
Bintan tahun 2014. Pendapatan nelayan skala kecil tersebut didapat dari hasil penjualannya kepada tauke. Beberapa hasil tangkapan juga ada yang dikonsumsi
sendiri dan tidak untuk dijual.
Pendapatan tertinggi nelayan di Desa Malang Rapat dan Berakit dari hasil peneitian terhadap responden yang sudah ditentukan yaitu nelayan dengan alat
tangkap jaring dan perangkap ikan yaitu dengan pendapatan dari masing-masing sebesar Rp. 423.800,00 pada hari kedua dan Rp. 654.200,00 pada hari kedua
selama penelitian berlangsung. Sedangkan untuk pendapatan terendah di kedua desa dari hasil pengamatan terhadap responden yang sudah ditentukan adalah
nelayan dengan alat tangkap pancing yaitu masing-masing sebesar Rp. 58.200,00 pada hari pertama dan Rp. 32.700,00 pada hari ketiga selama penelitian
berlangsung. Dilihat pada gambar diatas dapat dijadikan sebagai bukti bahwa beta pentingnya ekosistem lamun dalam menopang mata pencaharian nelayan skala
kecil. Pendapatan tersebut didapat dari hasil penjualan sumberdaya perikanan kepada pedagang pengepul tauke dan dikurangi dari biaya operasional nelayan
dari setiap kali menangkap ikan sesuai dengan kebutuhan masing-masing alat
tangkap yang digunakan nelayan desa tersebut. Pendapatan tersebut juga telah dibagi untuk per alat tangkap yang digunakan oleh nelayan tersebut. Keuntungan
dari nelayan tersebut dengan melakukan penangkapan di daerah ekosistem lamun yaitu tidak terlalu membutuhkan bahan bakar minyak untuk perahu yang
digunakan nelayan dalam melakukan penangkapan. Hal ini juga disampaikan oleh Torre-Castro et al., 2014 dimana para nelayan lebih suka menangkap ikan
didaerah sekitar lamun karena letaknya dekat dengan pantai dan menyatakan bahwa keuntungan dari menangkap ikan di ekosistem lamun yaitu penghematan
bahan bakar dan tenaga. Ditambahkan oleh Torre-Castro dan Lindstrom 2010, letak ekosistem lamun yang dekat menjadi faktor penting untuk prefensi
menangkap ikan tanpa terlalu terpengaruh dengan kondisi atau musim untuk menangkap ikan.