Konektivitas Sosial-Ekologi Lamun: Pendekatan Sumberdaya Perikanan

menangkap jenis rajungan dan mengandalkan umpan untuk menarik rajungan supaya masuk dalam bubu ketam perangkap rajungan tersebut. Menurut Torre- Castro et al. 2014 menyebutkan bahwa nelayan yang melakukan penangkapan di daerah ekosistem lamun dengan menggunakan jaring dan perangkap ikan memiliki hasil tangkapan yang lebih baik dan melimpah, hal ini karena adanya hubungan konektivitas antara ikan karang yang berasosiasi dengan ekosistem lamun pada saat adanya pasang dan surutnya air laut. Dengan alat tangkap tersebut hasil tangkapan nelayan lebih bervariasi dan lebih melimpah jika dibandingkan dengan alat tangkap yang lain. Ditambahkan oleh Tobisson et al. 1998 yang menyebutkan nelayan lokal telah belajar untuk memanfaatkan gelombang dan angin saat melakukan penangkapan. Komposisi jenis ikan di ekosistem lamun sangat beragam berdasarkan waktu dan area sehingga tidak dapat digeneralisasi secara sederhana. Beberapa jenis ikan mendiami ekosistem lamun secara permanen dan jenis ikan lainnya bersifat temporer, misalnya pada tahap anakan juvenil, atau penghuni musiman, atau ikan yang berpindah dari habitat yang berdekatan seperti terumbu karang dan hutan bakau ke padang lamun untuk mencari makan. Peran dari keberadaan ekosistem lamun dalam produksi perikanan dengan hasil tangkapan nelayan dengan beberapa jenis sumberdaya perikanan yang telah didapatkan oleh nelayan skala kecil di lokasi penelitian sangat penting. Hal ini dikarenakan beberapa spesies yang ditemukan oleh nelayan skala kecil merupakan spesies target yang dapat menunjang ketahanan pangan dan mata pencaharian nelayan. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Unsworth et al. 2014 yang menyebutkan bahwa beberapa famili yang ditemukan para nelayan di ekosistem lamun menunjukkan bahwa ekosistem lamun memiliki fungsi ekonomi yang tinggi karena jenis tersebut termasuk spesies target untuk menunjang mata pencaharian nelayan dan peranannya dalam mendukung produktivitas perikanan dan suplai makanan yang penting. Komposisi jenis sumberdaya perikanan yang dimanfaatkan oleh nelayan skala kecil di lokasi penelitian secara umum akan mempengaruhi struktur komunitas dari sumberdaya perikanan di ekosistem lamun. Nilai indeks struktur komunitas ikan di ekosistem lamun Tabel 9 menunjukkan bahwa secara ekologi terdapat perbedaan struktur komunitas secara temporal antara lokasi penelitian, baik di Desa Malang Rapat ataupun di Desa Berakit. Menurut Triandiza 2013, menyebutkan bahwa perbedaan struktur komunitas dapat ditentukan oleh beberapa faktor. Akan tetapi faktor yang paling penting yang dapat menentukan perbedaan struktur komunitas tersebut adalah kondisi ekosistem sebagai habitat suatu perairan dan berdasarkan kelimpahan dari ekosistem tersebut sebagai suatu habitat untuk kelangsungan hidup biota disekitarnya. Perubahan nilai indeks struktur komunitas dalam suatu ekosistem sangat dipengaruhi oleh adanya kelompok spesies yang dominan. Sesuai pernyataan dari Latuconsina et al. 2012 yang menyatakan bahwa jika ada beberapa jenis dalam komunitas yang memiliki dominansi yang besar maka keanekaragamannya dan keseragamannya rendah. Menurut Odum 1971 bahwa semakin besar nilai keanekaragaman H’ menunjukkan komunitas semakin beragam dan indeks keanekaragaman tergantung dari variasi jumlah spesies yang terdapat dalam suatu habitat. Selain itu indeks kemerataan keseragaman E menggambarkan ukuran jumlah individu antar spesies dalam suatu komunitas ikan

6.4 Besaran Manfaat Ekosistem Lamun

Secara ekonomi, pendapatan yang diterima nelayan skala kecil seharusnya termasuk tinggi dengan hasil tangkapan yang didapat dari kebeadaan ekosistem lamun. Akan tetapi nelayan skala kecil yang ada di desa tersebut masih belum kecukupan untuk memenuhi kebutuhan mereka. Hal ini dikarenakan sifat nelayan yang konsumtif, dimana cara mereka memanfaatkan pendapatannya secara berlebihan dan tidak sesuai dengan kebutuhan utama mereka. Sesuai dengan hasil penelitian dari Purwanti dan Kusuma 2013, tentang gaya hidup nelayan dimana cara nelayan dalam memanfaatkan pendapatannya untuk membeli atau mengkonsumsi barang-barang secara berlebih merupakan suatu budaya dan kebiasaan atau gaya hidup yang terjadi dikalangan nelayan. Keuntungan terbesar dari nelayan skala kecil dalam kegiatan penangkapan ikan di daerah sumberdaya lamun sangat disukai oleh para nelayan skala kecil. Hal ini dikarenakan aksesnya sangat mudah, tidak terlalu terpengaruh dengan adanya perbedaan musim, letaknya dekat dengan pantai dan tidak terlalu membutuhkan bahan bakar minyak. Hasil penelitian dari Torre-Castro et al., 2014, menyebutkan bahwa salah satu faktor yang menyebabkan para nelayan lokal lebih suka melakukan penangkapan di daerah lamun karena aksesnya sangat mudah sehingga biaya yang dikeluarkan tidak begitu banyak. Hasil tangkapan yang didapat juga tidak begitu jauh beda dengan daerah penangkapan yang berada di ekosistem terumbu karang dan mangrove. Keberadaan lamun memegang peran penting bagi perikanan skala kecil di Chwaka Bay dikarenakan nelayan mendapatkan hasil tangkapan dan pendapatan yang besar disana, sehingga keberadaan dari ekosistem lamun sangat berkontribusi untuk kesejahteraan nelayan lokal. Berdasarkan hasil penelitian menjelaskan bahwa jasa ekosistem lamun yang ada di Desa Malang Rapat dan Berakit ini dapat menopang sebagian besar kehidupan masyarakat desa tersebut. Sehingga ketergantungan masyarakat di sekitar desa tersebut begitu besar. Sumberdaya ekosistem lamun yang ada di Kabupaten Bintan khususnya di Desa Berakit dan Malang Rapat telah dimanfaatkan nelayan sekitar. Pemanfaatan ekosistem lamun ini merupakan interaksi antara dua sistem, yaitu sistem sosial dan sistem ekologi. Dalam sistem ekologi, ekosistem lamun berperan sebagai jasa penyedia ekosistem provisioning services, hal ini dikarenakan nelayan disekitar desa memanfaatkan keberadaan dari jasa ekosistem lamun sebagai tempat mereka mencari dan menangkap sumberdaya perikanan ikan, rajungan, teripang, dan lain sebagainya. Dalam sistem sosial, terjadi pemanfaatan sumberdaya ekosistem lamun oleh nelayan skala kecil, dimana para nelayan mencari dan menangkap ikan di daerah sekitar ekosistem lamun. Hasil yang diperoleh sebagian dijual dan sebagian lagi untuk dimakan. Sistem sosial ekologi menurut Folke 1998 dan Carpenter dalam Adrianto 2009 mendefinisikan sistem sosial ekologi sebagai integrated system of nature and society with reciprocal feedbacks. Konektivitas sosial-ekologi lamun dapat tergambar dari adanya hasil tangkapan dan pendapatan dari nelayan setiap harinya. Hal ini juga dapat dilihat dari sebaran spasial daerah tangkapan nelayan seperti yang disajikan di sub bab analisis distribusi spasial perikanan skala kecil di ekosistem lamun yang dapat memberikan gambaran bahwa terdapat konektivitas dari sumberdaya perikanan yang dimanfaat dengan daerah-daerah penangkapannya dan pola distribusi penjualan nelayan dari hasil tangkapan. Ketergantungan dari nelayan terhadap sumberdaya perikanan yang ada di ekosistem lamun yang ada di Desa Malang Rapat dan Berakit ini dalam meningkatkan kesejahteraannya dan sebagai ketahanan pangan para nelayan tersebut. Menurut Anderies et al., 2004, menyebutkan bahwa umumnya sistem sosial-ekologi menunjukkan adanya pemanfaatan yang dilakukan oleh sistem sosial terhadap sistem ekologi. Ketika terdapat adanya pemanfaatan akan suatu sumberdaya alam yang ada maka akan ada aktivitas manusia disana sehingga mutlak diperlukan pengelolaan terkait pemanfaatan dan pelestarian sumberdaya ekosistem lamun. Ditambahkan oleh Cullen-Unsworth et al., 2013 yang menjelaskan bahwa lamun sebagai sistem sosial-ekologi yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal. Interaksi antara ketergantungan antara masyarakat dengan adanya sumberdaya yang ada di ekosistem lamun dapat meningkatkan ketahanan pangan dan pendapatan masyarakat. Berikut ini adalah ilustrasi gambar hasil penelitian konektivitas sosial-ekologi lamun dan perikanan skala kecil tersaji pada Gambar 33. Gambar 33. Konektivitas Sosial-Ekologi Lamun dan Perikanan Skala Kecil di Lokasi Penelitian Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2014.

6.5 Persepsi Nelayan tentang Manfaat Ekosistem Lamun

Ekosistem lamun mempunyai peran penting dan bermanfaat bagi kehidupan masyarakat disekitar ekosistem lamun, baik secara langsung maupun tidak langsung. Peningkatan kesadaran tentang pentingnya keberadaan ekosistem lamun bagi masyarakat lokal khususnya di Desa Berakit dan Malang Rapat sangat berpengaruh terhadap peningkatan kesejahteraan bagi masyarakat di desa tersebut. Manfaat yang langsung didapat oleh masyarakat nelayan lokal tersebut yaitu sebagai sumber pendapatan nelayan untuk menangkap ikan. Sehingga dengan manfaat yang didapat oleh nelayan lokal dengan keberadaan ekosistem lamun tersebut dapat menambah kesejahteraan dan ketahanan pangan pada masyarakat