Potensi Sumberdaya Perikanan di Ekosistem Lamun

ikan dan keragaman ikan juga Gilanders, 2006. Beberapa spesies ikan yang berasosiasi dengan ekosistem lamun menururt Baker et al. 2015, meliputi Siganidae, Scaridae, Lethrinidae, Lutjanidae, Serranidae dan Mullidae yang merupakan jenis ikan yang menggantungkan diri dengan ekosistem lamun. Ditambahkan oleh Admir 2006, beberapa familia ikan yang umum dijumpai di ekosistem lamun seperti Apogonidae, Belonidae, Geriidae, Gobiidae, Hemiramphidae, Labridae, Lethrinidae, Monacanthidae, Syngnathoidea, Siganidea, dan Scaridae. Sedangkan familia, seperti Mullidae dan Pomacentridae merupakan kelompok ikan yang diketahui juga berasosiasi dengan ekosistem lamun, namun jenis tersebut lebih terbatas berasosiasi dengan karang. Dominasi spesies yang terkait dengan lamun ditemukan juga di Indonesia Kordi, 2011, di Tanzania Torre-Castro et al., 2014, Mozambik Gell dan Whittington, 2002 dan Madagaskar Davies et al., 2009. Jenis-jenis ikan tersebut merupakan jenis ikan yang berasosiasi dengan ekosistem lamun berdasarkan kurun waktu dan area tertentu, meskipun sering juga disebut sebagai jenis-jenis ikan terumbu karang Unsworth dan Cullen, 2014.

2.3 Jasa Ekosistem

Manusia mendapat manfaat dari berbagai sumberdaya dan proses yang disediakan oleh ekosistem alam. Secara menyeluruh, manfaat ini dikenal dengan istilah jasa ekosistem dan meliputi produk seperti air minum dan proses seperti pemecahan dekomposisi sampah. Jasa ekosistem adalah barang atau jasa yang disediakan oleh ekosistem untuk manusia dan menjadi dasar untuk penilaian valuation suatu ekosistem Hein et al., 2006. Ketersediaan jasa ekosistem sering bervariasi dengan berjalannya waktu dan ketersediaannya secara aktual dan potensial di masa depan harus menjadi bagian dari penilaian. Pengertian dari jasa ekosistem adalah manfaat yang didapatkan oleh sesseorang dan masyarakat baik secara langsung maupun tidak langsung dari keberadaan suatu ekosistem. Pengelolaan lahan, air, keanekaragaman jenis, dan sumberdaya hayati secara terpadu yang mendorong konservasi dan pemanfaatan yang berkelanjutan menjadi dasar untuk menjaga jasa ekosistem, termasuk dari jasa-jasa yang berperan dalam pengurangan risiko bencana Millennium Ecosystem Assessment, 2013. MEA menggolongkan jasa ekosistem dalam empat kelompok yaitu jasa produksi, jasa pengaturan, jasa budaya dan jasa pendukung. Menurut Wunder 2005 menyatakan bahwa ekosistem menyediakan jasa lingkungan yang terdiri dari; 1. Jasa penyediaan provisioning services yaitu jasa lingkungan dalam menyediakan seperti sumber bahan makanan dan obat obatan alamiah. 2. Jasa pengaturan regulating services yaitu jasa lingkungan dalam mengatur dan menjaga seperti kualitas udara,pengaturan iklim,pengaturan air dan kontrol erosi. 3. Jasa kultural cultural services yaitu jasa lingkungan yang terkait dengan identitas dan keragaman budaya, nilai-nilai religius dan spiritual, pengetahuan tradisional dan formal, inspirasi dan nilai estetika, hubungan sosial, nilai peninggalan pustaka, rekreasi, dan lain sebagainya. 4. Jasa Pendukung supporting services yaitu jasa lingkungan dalam mendukung produksi produk utama seperti unsur hara

2.4 Sistem Sosial-Ekologi

Sistem sosial-ekologi mencerminkan adanya keterpaduan yang sangat erat antara manusia sistem sosial dengan alam sistem ekologi Cumming, 2011. Kunci dari sistem sosial-ekologi adalah aspek kooperatif, dimana individu yang memiliki beberapa sumberdaya yang diinvestasikan di beberapa jenis infrastruktur fisik atau kelembagaan. Sistem sosial-ekologi menurut Carpenter dan Folke 2006 dalam Adrianto 2009 mendefinisikan sistem sosial ekologi sebagai integrated system of nature and society with reciprocal feedbacks. Sedangkan menurut Anderies et al. 2004 menyebutkan bahwa sistem sosial-ekologi adalah sistem ekologi yang berhubungan erat dan terpengaruh oleh satu atau lebih sistem sosial. Sistem sosial dan ekologi mengandung unit yang saling bergantung dan berinteraksi antara satu sama lain yang melibatkan berbagai subsistem. Konsep sistem sosial-ekologi menunjukkan adanya pemanfaatan yang dilakukan oleh sistem sosial terhadap sistem ekologi. Ketika ada pemanfaatan akan suatu sumberdaya alam maka mutlak diperlukan pengelolaan terkait pemanfaatan dan pelestarian sumberdaya. Hal ini bertujuan untuk menjaga keberlanjutan sumberdaya alam serta pemanfaatannya oleh sistem sosial. Pengelolaan ini bertujuan mencegah hilangnya sumberdaya alam sistem ekologi yang kemungkinan besar dapat menjadi penyebab runtuhnya sistem sosial terkait. Kompleksitas yang dimiliki oleh sistem sosial-ekologi memerlukan strategi pengelolaan yang siap menjawab teka-teki sistem tersebut, yaitu pengelolaan yang adaptif Parsram, 2008. Ekosistem Lamun sebagai wujud dari salah satu sistem ekologi sering kali menjadi hal yang terlupakan dalam pengelolaan sumberdaya pesisir. Keberadaannya yang dulu dianggap sebelah mata kini telah mulai diperhatikan dengan berkembangnya ilmu pengetahuan, antara lain konsep yang tidak menganggap setiap sumberdaya sebagai individu tunggal namun sebagai sebuah penyusun pesisir. Ekosistem lamun juga memiliki peranan penting dalam menyediakan sumber protein yang baik bagi masyarakat. Daerah Zanzibar, Tanzania masyarakat pesisir mengumpulkan hewan invertebrata dari hamparan lamun di zona pasang surut untuk memenuhi kebutuhan harian. Gambaran secara penuh mengenai sistem ini perlu diketahui, maka harus melihat ekosistem lamun sebagai bagian dari sebuah sistem sosial-ekologi. Bisa dipahami bahwa elemen manusia dan elemen lamun akan berubah bersama sesuai dengan kaidah berpasangan dalam framework sosial-ekologi coupled socio-ecological framework Nadiarti et al., 2011, Cullen-Unsworth et al., 2013. Ekosistem lamun yang merupakan bagian dari sistem ekologi yang mampu mempengaruhi dan dipengaruhi sistem sosial, dalam hal ini masyarakat yang tinggal di sekitar ekosistem lamun tersebut. Ekosistem lamun yang memiliki fungsi sebagi tempat habitat ikan atau jasa penyediaan provisioning services merupakan lahan utama bagi nelayan untuk mengambil dan mengeksploitasi sumberdaya perikanan, sehingga dapat membentuk sistem sosial dimana nelayan bergantung pada keberadaan ekosistem lamun Damayanti, 2011. Keruntuhan suatu sistem sosial-ekologi SSE hanya dapat terjadi ketika sistem sosial dan sistem ekologi yang memiliki keterkaitan sama-sama runtuh Anderies et al., 2004. Keterkaitan antara sistem sosial dan sistem ekologi ini dapat dijadikan sbagai bahan dan konsep dalam melakukan pengelolaan perikanan berkelanjutan.