Ekosistem Pesisir di Lokasi Penelitian Ekosistem Terumbu Karang

Ekosistem Mangrove Hutan mangrove hanya ada di muara Sungai Kawal dan Tanjung Berakit. Di tempat lainnya, mangrove dapat dijumpai di pantai dalam kelompok-kelompok kecil. Hutan mangrove Pulau Bintan ditemukan 50 jenis pohon, yang terdiri 12 jenis mangrove sejati dan 38 jenis mangrove ikutan. Jenis mangrove sejati yang dominan adalah Rhizophora mucronata. Spesies ini juga selalu mengawali zonasi mangrove di Kabupaten Bintan yang mengindikasikan bahwa pesisir timur Pulau Bintan digenangi oleh pasang yang sedang. Sedangkan secara morfologi akarnya berbentuk tongkat yang berfungsi sebagai penahan gelombang. Hutan mangrove di Desa Berakit sudah banyak yang rusak karena sudah lama ditebang untuk memasok panglong pembakaran kayu mangrove menjadi arang. Tetapi semenjak dibelakukannya PERDA No 14Tahun 2007 tetang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bintan, pembakaran kayu mangrove untuk arang sudah dilarang.

4.3. Profil Kependudukan

Mayoritas penduduk Desa Berakit dan Malang Rapat beretnis Melayu, kendati etnis lainnya berbaur secara harmonis dan hidup berdampingan secara damai di lingkungan Desa Berakit dan Malang Rapat, karena telah bertahun-tahun bahkan beberapa generasi berada di wilayah kecamatan ini, diantaranya adalah suku Buton, Bugis, Jawa, Flores, Cina, Padang, dan Batak. Jumlah penduduk di Desa Berakit tercatat sebanyak 1.742 jiwa, terdiri atas sebanyak 879 jiwa berjenis kelamin laki-laki dan 863 jiwa berjenis kelamin perempuan yang terbagi ke dalam 528 kepala keluarga. Sedangkan untuk Desa Malang tercatat sebanyak 1.759 jiwa, terdiri atas sebanyak 940 jiwa berjenis kelamin laki-laki dan 819 jiwa berjenis kelamin perempuan yang terbagi ke dalam 481 kepala keluarga. Berikut ini jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada Gambar 19. Gambar 19. Jumlah Jenis Kelamin di Desa Penelitian jiwa

4.4. Umur Responden

Hasil pengamatan di lokasi penelitian mengenai Konektivitas Sistem Sosial-Ekologis Lamun mencakup 3 wilayah, yaitu Berakit, Malang Rapat dan Teluk Bakau yang memiliki kondisi ekosistem lamun yang baik. Masyarakat yang diwawancarai sebanyak 30 orang, dengan masing-masing 15 responden nelayan yang berada di daerah Berakit dan Malang Rapat. Berikut ini produktivitas umur dari nelayan yang memanfaatkan ekosistem lamun dapat dilihat pada Gambar 20. Gambar 20. Persentase Produktivitas Umur Nelayan yang Memanfaatkan Lamun tahun Hasil dari penelitian berdasarkan kategori umur, masyarakat nelayan yang tinggal di sekitar ekosistem lamun memiliki kelompok umur yang berbeda, Berakit dan Malang Rapat memiliki persentase kelompok umur nelayan terbesar produktif 26-50 tahun secara keseluruhan untuk melaut. Umur produktif merupakan umur yang sesuai dalam melakukan kegiatan melaut dan penangkapan ikan. Malang Rapat memiliki komposisi umur nelayan yang bervariasi dalam melakukan penangkapan ikan karena di Desa Malang Rapat masih ada Nelayan yang melaut pada umur 25 tahun.

4.5. Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan adalah hal yang emliki pengaruh sangat penting dalam proses pembangunan khususnya di Desa Berakti dan Malang Rapat, Kabupaten Bintan, Kepulauan Riau. Hal tersebut disebabkan dalam melihat tingkat kemajuan dari suatu daerah pada umumnya tingkat pendidikan masyarakat yang menjadi tolak ukurnya. Dalam mencapai keberhasilan dan kesejahteraan dari masyarakat nelayan pada khususnya dan pengembangan akan sumberdaya alam yang ada tingkat pendidikan juga sangat berpengaruh terhadap kemajuan itu. Secara lebih rinci tingkat pendidikan masyarakat nelayan di Desa Berakit dan Malang Rapat di lokasi penlitian dapat dilihat pada Gambar 21.