2.5 Konektivitas Sosial-Ekologi
Komponen sistem-ekologi dan interaksi keduanya dalam perikanan merupakan salah satu sistem yang komplek. Menurut Parsram 2008 menyatakan
di Granada dan St Lucia dalam sistem yang komplek menjelaskan bahwa terdapat konektivitas antara sistem sosial dan sistem ekologi. Terdapat kegiatan
penangkapan, pendaratan ikan dan pemasaran hasil tangkapan dari pemanfaatan terhadap keberadaan sumberdaya perikanan untuk pelagis besar dan ikan karang
dangkal dalam perikanan skala kecil. Dalam tata kelola keberlanjutan perikanan skala kecil oleh stakeholder harus diperhatikan bagaimana sistem sosial-ekologi
sebagai salah satu sistem yang kompleks terkait dengan konektivitas antara komponen keduanya. Damayanti 2011 juga menjelaskan bahwa konektivitas
sistem sosial-ekologi sangat penting diketahui dalam pengelolaan perikanan yang berkelanjutan. Hal ini dijelaskan karena pemanfaatan dengan adanya sistem
ekologi apabila tidak diimbangi dengan pelestariaan sumberdaya konservasi akan menyebabkan kerusakan dari ekosistem pesisir tersebut. Perubahan dari
sistem ekologi akan mempengaruhi sistem sosial, begitu juga sebaliknya.
Salah satu contoh dalam konteks pengelolaan ekosistem lamun, konektivitas dari sosial-ekologi sistem sangat penting mengingat karakteristik dan
dinamika ekosistem lamun merupakan dinamika saling terkait antara sistem alam dan sistem manusia sehingga kedua sistem utama penyusun kawasan lamun ini
bergerak dinamis dalam sebuah kesamaan besaran magnitude. Pandangannya bahwa kedua sistem bersifat saling terkait secara tidak terpisahkan dan dinamik
sehingga diperlukan integrasi pengetahuan dalam implementasi pengelolaan ekosistem lamun secara terpadu Cumming et al., 2011. Konsep dari konektivitas
SES menurut Davidson-Hunt dan Barker 2003 menjelaskan bahwa hubungan yang baik dari sifat sistem sosial, sistem ekologi, atau dari campuran keduanya
dapat memberikan suatu keterkaitan dan ketergantungan baik dari komponen ekologi ataupun dari komponen sosial. Aktivitas dari manusia dapat membuat
terjadinya konektivitas dengan sistem ekologi, sehingga dapat terjadi suatu sistem jaringan sosial-ekologi yang saling mempengaruhi. Sistem sosial dapat terjadi
konektivitas dengan sistem ekologi di wilayah pesisir khususnya melalui kegiatan nelayan skala kecil yang memanfaatkan sumberdaya perikanan pelagis besar dan
ikan-ikan karang dangkal di Timur Karibia dan hasil penelitian Torre-Castro et al. 2014 tentang pemanfaatan sumberdaya perikanan yang berasosiasi dengan
ekosistem lamun oleh perikanan skala kecil seperti yang ada di Tanzania.
Mengadopsi Anderies et al. 2004, kerangka SSE ekosistem lamun terdiri dari 4 komponen yaitu A komponen sumberdaya ekosistem lamun; B
komponen pengguna sumberdaya resources uses, C komponen penyedia infrastruktur sumberdaya lamun; dan D komponen infrastruktur sumberdaya
lamun. Komponen A yaitu komponen sumberdaya ekosistem lamun yang digunakan oleh beberapa pengguna sumberdaya ekosistem lamun B. Komponen
B dan C yaitu pengguna sumberdaya ekosistem lamun dan penyedia infrastruktur sumberdaya ekosistem lamun adalah komponen yang terdiri dari manusia
human. Individu di dalam komponen B dan C terkadang saling tumpang tindih atau berbeda sama sekali yang bergantung pada struktur sistem sosial yang
mengatur dan mengelola sistem sosial-ekologi. Sedangkan komponen D yaitu infrastruktur sumberdaya ekosistem lamun yang menggabungkan dua bentuk
modal buatan manusia berupa modal fisik dan sosial. Secara diagramatik, hubungan antar 4 komponen tersebut disajikan pada Gambar 3 berikut ini.
Gambar 3. Model Konseptual Sistem Sosial-Ekologi dalam Kawasan Ekosistem Lamun Modifikasi dari Anderies et al., 2004.
Aktivitas dari manusia dapat menciptakan jaringan sosial-ekologi dengan menghubungkan proses ekologi sehingga sistem ekologi yang bebas menjadi
terhubung oleh aktivitas manusia. Salah satu contohnya yaitu dimana ada nelayan yang memancing pada danau yang berbeda akan mentransfer spesies invasive
melalui perahu yang diangkut dari satu danau ke danau lain, tentu saja danau tersebut menjadi terhubungkan secara ekologi. Pada sisi yang lainnya hubungan
antara sosial dapat diciptakan melalui hubungan ekologi, seperti sungai yang menghubungkan orang dari hulu ke hilir Damayanti, 2011.
2.6 Karakteristik Perikanan Skala Kecil
Seperti dikemukakan pada referensi terdahulu bahwa klasifikasi perikanan skala kecil atau skala besar, perikanan pantai atau lepas pantai, artisanal atau
komersial hingga saat ini masih menjadi perdebatan mengingat dimensinya yang