Ekosistem Lamun TINJAUAN PUSTAKA

Zosteraceae dan Ruppiaceae yang tersebar di daerah tropis, sub tropis hingga daerah lintang tinggi seperti Alaska Bjork et al., 2008. Ekosistem lamun di peraiaran Indonesia sendiri ditemukan tujuh genus dari 12 genus lamun yang ada di dunia yaitu Cymodocea, Enhalus, Halodule, Halophila, Syringodium, Thalassia dan Thalassodendron. Ekosistem lamun memiliki peranan penting sebagai jasa ekosistem ecosystem services untuk keseimbangan ekosistem serta pemenuhan kebutuhan manusia berupa habitat ikan dan invertebrata, tempat pemijahan biota, pelindung pantai, stabilitas sedimen, dan lain-lain Bjork et al., 2008; Christianen, 2013; Cullen-Unsworth et al., 2013; Torre-Castro, 2006. Menurut Azkab 1999 menyatakan bahwa ekosistem lamun merupakan salah satu ekosistem di laut dangkal yang paling produktif. Selain itu ekosistem lamun juga mempunyai peranan penting dalam menunjang kehidupan dan perkembangan jasad hidup renik di laut dangkal, menurut hasil penelitian diketahui bahwa peranan lamun di lingkungan perairan laut dangkal sebagai berikut: 1 Sebagai Produsen Primer; 2 Sebagai Habitat Biota; 3 Sebagai Peredam Arus dan Penangkap Sedimen; dan 4 Sebagai Pendaur Zat Hara.

2.2 Potensi Sumberdaya Perikanan di Ekosistem Lamun

Ekosistem lamun merupakan habitat tempat hidup berbagai biota bernilai ekonomi tinggi seperti ikan, teripang, kima, siput, bulu babi, dan lain sebagainya. Ekosistem lamun juga merupakan daerah pemijahan, pengasuhan, tempat mencari makan, dan pembesaran bagi berbagai biota. Potensi yang dimiliki ekosistem lamun ini memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Nilai ekonomi dari ekosistem lamun dihitung berdasarkan pada daya dukungnya terhadap sumberdaya perikanan Kordi, 2011. Ditambahkan oleh Campbell et al. 2011 yang menyatakan bahwa ekosistem lamun juga memberikan perlindungan bagi spesies ikan yang berasosiasi dari pemangsa. Penelitian dari perairan Virgin Islands dan pulau-pulau di West-Indies, didapatkan lamun Thalasia dan Cymodocea banyak dimakan oleh ikan-ikan parrot Scarus dan Saprisoma dan ikan surgeon Acantharus. Beberapa spesies biota seperti duyung dugong dan penyu yang merupakan hewan langka merupakan salah satu jenis biota yang memakan lamun. Sehingga lamun sangat penting untuk menopang kehidupan biota di pesisir. Peran dari ekosistem lamun sebagai tempat ikan mencari makan di lingkungan pesisir dikaitkan dengan pertumbuhan dan perkembangan plankton, suplai makanan, dan zat hara ke ekosistem yang berdekatan mangrove dan terumbu karang, serta pembentukan sedimen. Faktor-faktor tersebut mendukung terjadinya aosisasi berbagai flora dan fauna dan mengatur pertukaran air. Kerapatan dari ekosistem lamun juga mempengaruhi keanekaragaman berbagai jenis ikan dan biota Erftemeijer and Lewis, 2006. Pada prinsipnya ikan-ikan yang hidup di habitat padang lamun dapat dikategorikan menjadi 4 kelompok, yaitu: 1 tinggal sepanjang waktu untuk berpijah dan kegiatan lainnya; 2 tinggal sejak juvenil hingga stadia dewasa, tetapi berpijah di tempat lain; 3 tinggal selama stadia juvenile; dan 4 tinggal hanya sesaat Kordi, 2011. Komposisi jenis ikan di ekosistem lamun sangat beragam berdasarkan waktu dan area, sehingga tidak dapat digeneralisasi secara sederhana Williams, 2007. Sebagai ekosistem yang memiliki produktivitas primer Kordi, 2011 dan produktivitas sekunder yang tinggi maka terdapat dukungan terhadap kelimpahan ikan dan keragaman ikan juga Gilanders, 2006. Beberapa spesies ikan yang berasosiasi dengan ekosistem lamun menururt Baker et al. 2015, meliputi Siganidae, Scaridae, Lethrinidae, Lutjanidae, Serranidae dan Mullidae yang merupakan jenis ikan yang menggantungkan diri dengan ekosistem lamun. Ditambahkan oleh Admir 2006, beberapa familia ikan yang umum dijumpai di ekosistem lamun seperti Apogonidae, Belonidae, Geriidae, Gobiidae, Hemiramphidae, Labridae, Lethrinidae, Monacanthidae, Syngnathoidea, Siganidea, dan Scaridae. Sedangkan familia, seperti Mullidae dan Pomacentridae merupakan kelompok ikan yang diketahui juga berasosiasi dengan ekosistem lamun, namun jenis tersebut lebih terbatas berasosiasi dengan karang. Dominasi spesies yang terkait dengan lamun ditemukan juga di Indonesia Kordi, 2011, di Tanzania Torre-Castro et al., 2014, Mozambik Gell dan Whittington, 2002 dan Madagaskar Davies et al., 2009. Jenis-jenis ikan tersebut merupakan jenis ikan yang berasosiasi dengan ekosistem lamun berdasarkan kurun waktu dan area tertentu, meskipun sering juga disebut sebagai jenis-jenis ikan terumbu karang Unsworth dan Cullen, 2014.

2.3 Jasa Ekosistem

Manusia mendapat manfaat dari berbagai sumberdaya dan proses yang disediakan oleh ekosistem alam. Secara menyeluruh, manfaat ini dikenal dengan istilah jasa ekosistem dan meliputi produk seperti air minum dan proses seperti pemecahan dekomposisi sampah. Jasa ekosistem adalah barang atau jasa yang disediakan oleh ekosistem untuk manusia dan menjadi dasar untuk penilaian valuation suatu ekosistem Hein et al., 2006. Ketersediaan jasa ekosistem sering bervariasi dengan berjalannya waktu dan ketersediaannya secara aktual dan potensial di masa depan harus menjadi bagian dari penilaian. Pengertian dari jasa ekosistem adalah manfaat yang didapatkan oleh sesseorang dan masyarakat baik secara langsung maupun tidak langsung dari keberadaan suatu ekosistem. Pengelolaan lahan, air, keanekaragaman jenis, dan sumberdaya hayati secara terpadu yang mendorong konservasi dan pemanfaatan yang berkelanjutan menjadi dasar untuk menjaga jasa ekosistem, termasuk dari jasa-jasa yang berperan dalam pengurangan risiko bencana Millennium Ecosystem Assessment, 2013. MEA menggolongkan jasa ekosistem dalam empat kelompok yaitu jasa produksi, jasa pengaturan, jasa budaya dan jasa pendukung. Menurut Wunder 2005 menyatakan bahwa ekosistem menyediakan jasa lingkungan yang terdiri dari; 1. Jasa penyediaan provisioning services yaitu jasa lingkungan dalam menyediakan seperti sumber bahan makanan dan obat obatan alamiah. 2. Jasa pengaturan regulating services yaitu jasa lingkungan dalam mengatur dan menjaga seperti kualitas udara,pengaturan iklim,pengaturan air dan kontrol erosi. 3. Jasa kultural cultural services yaitu jasa lingkungan yang terkait dengan identitas dan keragaman budaya, nilai-nilai religius dan spiritual, pengetahuan tradisional dan formal, inspirasi dan nilai estetika, hubungan sosial, nilai peninggalan pustaka, rekreasi, dan lain sebagainya. 4. Jasa Pendukung supporting services yaitu jasa lingkungan dalam mendukung produksi produk utama seperti unsur hara