Struktur Komunitas Ikan di Ekosistem Lamun

Berakit lebih didominasi salah satu jenis ikan sedangkan jenis ikan yang ditemukan di Desa Malang Rapat lebih merata. Pada Tabel 7 dan 8 sub-bab komposisi jenis ikan dapat membuktikan bahwa nilai kelimpahan relatif tertinggi mencapai 52,9 untuk spesies Siganus doliatus. Sedangkan untuk nilai kelimpahan relatif di Desa Malang lebih merata dimana nilai tertingginya hanya mencapai 15,9 untuk spesies Siganus sutor. Perbedaan dari nilai indeks keanekaragaman dan keseragaman ini dapat dikarenakan dominansi jenis ikan yang berbeda. Hasil dari analisis indeks dominansi dapat menunjukkan bahwa nilai indeks dominansi di Desa Malang Rapat lebih rendah yaitu sebesar 0,09 dibandingkan dengan Desa Berakit yaitu sebesar 0,34 berbanding terbalik dengan nilai indeks keanekaragaman dan keseragaman di kedua desa. Dimana nilai indeks keanekaragaman dan keseragaman tinggi, maka nilai indeks dominansinya akan rendah begitu juga sebaliknya. Akan tetapi secara umum nilai tersebut menunjukkan bahwa nilai domina nsi di kedua desa tersebut tergolong rendah 0,00 C ≤ 0,50. Nilai dominansi yang rendah ini menujukkan nilai keanekaragaman dan keseragamannya akan tinggi.

5.7 Pendapatan Perikanan Skala Kecil di Ekosistem Lamun

Besaran manfaat yang diberikan dengan adanya ekosistem lamun dapat dihitung dengan net fishing revenue NFR dengan menghitung jumlah penjualan dari nelayan dan mengurangi dengan biaya operasional yang dikeluarkan oleh nelayan. Hasil dari pendapatan nelayan skala kecil tersebut telah dibandingkan dengan UMK upah minimum kabupaten Kabupaten Bintan tahun 2014 tersaji pada Gambar 29 dan Gambar 30. Gambar 29. Hasil dari Pendapatan Nelayan Skala Kecil di Desa Malang Rapat Rp.hari -1 n=15. Gambar 30. Hasil dari Pendapatan Nelayan Skala Kecil di Desa Berakit Rp.hari -1 n=15. Sudut pandang ekonomi melihatkan jenis sumberdaya perikanan yang didapat nelayan skala kecil juga mempengaruhi pendapatan yang dihasilkannya, hal ini sangat penting bagi perekonomian rumah tangga di desa tersebut. Dilihat dari Gambar 28 menunjukkan bahwa pendapatan nelayan skala kecil di Desa Malang Rapat dari hasil pengamatan rata-rata diatas dari UMK Kabupaten Bintan tahun 2014 yaitu diatas Rp. 93.000,00 dan ada beberapa responden dengan alat tangkap pancing yang berada di bawah UMK. Sedangkan untuk pendapatan nelayan skala kecil di Desa Berakit rata-rata diatas UMK. Untuk beberapa nelayan yang menggunakan alat tangkap pancing pendapatannya masih dibawah UMK Kabupaten Bintan tahun 2014 dan alat tangkap lain seperti jaring, bubu ketam, dan perangkap ikan kelong karang ada yang berada di garis UMK Kabupaten Bintan tahun 2014. Pendapatan nelayan skala kecil tersebut didapat dari hasil penjualannya kepada tauke. Beberapa hasil tangkapan juga ada yang dikonsumsi sendiri dan tidak untuk dijual. Pendapatan tertinggi nelayan di Desa Malang Rapat dan Berakit dari hasil peneitian terhadap responden yang sudah ditentukan yaitu nelayan dengan alat tangkap jaring dan perangkap ikan yaitu dengan pendapatan dari masing-masing sebesar Rp. 423.800,00 pada hari kedua dan Rp. 654.200,00 pada hari kedua selama penelitian berlangsung. Sedangkan untuk pendapatan terendah di kedua desa dari hasil pengamatan terhadap responden yang sudah ditentukan adalah nelayan dengan alat tangkap pancing yaitu masing-masing sebesar Rp. 58.200,00 pada hari pertama dan Rp. 32.700,00 pada hari ketiga selama penelitian berlangsung. Dilihat pada gambar diatas dapat dijadikan sebagai bukti bahwa beta pentingnya ekosistem lamun dalam menopang mata pencaharian nelayan skala kecil. Pendapatan tersebut didapat dari hasil penjualan sumberdaya perikanan kepada pedagang pengepul tauke dan dikurangi dari biaya operasional nelayan dari setiap kali menangkap ikan sesuai dengan kebutuhan masing-masing alat