Metode Pengolahan Data Kendala Ketersediaan Bahan Baku Susu Segar Kendala Ketersediaan Bahan Baku Penolong

30

4.3 Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan pada bulan Mei-Juni 2011. Metode yang dilakukan dalam pengumpulan data yaitu dengan melakukan wawancara kepada pemilik dan pengurus Rinadya Yoghurt, serta browsing internet. Selain itu, pengumpulan data dilakukan dengan pengamatan langsung semua proses yang terdapat dalam produksi dan terlibat langsung dalam proses produksi. Dalam penelitian ini, data-data yang dibutuhkan dalam optimalisasi produksi yoghurt meliputi : 1. Data tentang gambaran umum lokasi penelitian yang meliputi sejarah dan perkembangannya dan struktur organisasi dan manajemen. 2. Data terkait dengan produksi baik proses maupun jumlah produksi aktual dan penjualan yoghurt kemasan plastik pouch plastik vakum ukuran 500 ml dan yoghurt es mambo ukuran 40 ml selama enam bulan terakhir. 3. Data kebutuhan bahan baku dan bahan penolong untuk memproduksi yoghurt kemasan plastik pouch plastik vakum ukuran 500 ml dan yoghurt es mambo ukuran 40 ml selama enam bulan terakhir. 4. Data biaya pembelian bahan baku dan bahan penolong periode enam bulan terakhir. 5. Data penjadwalan produksi yoghurt kemasan plastik pouch plastik vakum ukuran 500 ml dan yoghurt es mambo ukuran 40 ml selama enam bulan terakhir. 6. Data penggunaan jam tenaga kerja langsung beserta nilainya selama enam bulan terakhir. 7. Data penggunaan jam kerja mesin pengolah yoghurt kemasan plastik pouch plastik vakum ukuran 500 ml dan yoghurt es mambo ukuran 40 ml selama enam bulan terakhir. 8. Data permintaan distributor melalui sistem job order selama enam bulan terakhir.

4.4 Metode Pengolahan Data

Pengolahan data dilakukan secara kuantitatif dan kualitatif. Pengolahan data secara kualitatif berguna dalam menginterpretasikan data hasil olahan dan 31 juga digunakan untuk mendeskripsikan alokasi sumberdaya yang dilakukan oleh Rinadya Yoghurt dalam kegiatan produksi yoghurt. Sedangkan, pengolahan data secara kuantitatif yaitu data diperoleh secara manual kemudian ditabulasikan menurut aktivitas-aktivitas dan dirumuskan dalam program linier. Pengolahan data secara kuantitatif dilakukan dengan menggunakan linear programming. Pengolahan tersebut dibantu dengan menggunakan software LINDO Linear Interactive Discrete Optimizer dan Microsoft excel. Software LINDO merupakan salah satu software yang dapat membantu memecahkan dan menghasilkan solusi optimal untuk program linear.

4.5 Perumusan Model Program Linier

Langkah-langkah formulasi model program linier untuk menghasilkan keuntungan yang maksimal diawali dengan menentukan variabel keputusan, kemudian dilanjutkan dengan menentukan fungsi tujuan dan kendala. Data keuntungan Rinadya Yoghurt, nilai koefisien, dan ketersediaan sumberdaya ditabulasikan dalam bentuk tabel berdasarkan aktivitas lalu disusun suatu persamaan sebagai fungsi tujuan dan kendala.

4.5.1 Penentuan Variabel Keputusan

Penentuan variabel keputusan didasarkan pada produk yang akan dioptimalkan. Variabel keputusan menunjukkan aktivitas produksi setiap jenis produk yang dihasilkan perusahaan. Rinadya Yoghurt memproduksi yoghurt es mambo ukuran 40 ml dan kemasan plastik pouch ukuran 500 ml dengan dua rasa yaitu stroberi dan leci. Keuntungan yang diperoleh dari produk yoghurt es mambo dan kemasan plastik pouch tersebut berfluktuasi setiap bulannya. Oleh karena itu, variabel keputusan yang disusun berdasarkan keuntungan yang diperoleh selama aktivitas produksi per bulan. Jadi, pada model program linier disusun 18 variabel keputusan di Rinadya Yoghurt selama periode enam bulan produksi yaitu periode bulan November 2010 sampai dengan bulan April 2011. Variabel keputusan disimbolkan dengan Xij i menunjukkan jenis produk dan j menunjukkan periode bulan produksi. Matriks variabel aktivitas produksi yoghurt pada Rinadya Yoghurt selama 6 bulan dapat dilihat pada Tabel 8. 32 Tabel 8. Matriks Variabel Aktivitas Produksi Yoghurt pada Rinadya Yoghurt Periode Bulan November 2010 - April 2011 Tahun Bulan Jenis Yoghurt Yoghurt Plastik Stroberi Yoghurt Plastik Leci Yoghurt Es Mambo 2010 November X 11 X 21 X 31 Desember X 12 X 22 X 32 2011 Januari X 13 X 23 X 33 Februari X 14 X 24 X 34 Maret X 15 X 25 X 35 April X 16 X 26 X 36

4.5.2 Penentuan Fungsi Tujuan

Tujuan utama dari optimalisasi produksi yang dilakukan oleh Rinadya Yoghurt adalah untuk memaksimalkan keuntungan. Keuntungan maksimum dapat diperoleh dengan memaksimumkan laba yang diperoleh perusahaan atau dengan meminimalkan biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan dalam proses produksi yang dilakukan. Fungsi tujuan yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah maksimisasi keuntungan. Keuntungan yang akan dimaksimalkan merupakan selisih antara total penerimaan dengan total biaya produksi. Dalam penelitian ini, keuntungan perusahaan diperoleh dengan menghitung selisih antara pendapatan yang diperoleh dari penjualan tiap liter produk dengan biaya produksi yang diperlukan untuk memproduksi satu satuan dari masing-masing produk yang dihasilkan. Maksimum Z = Z = Dimana : Z = Keuntungan yang ingin dimaksimumkan Rp TR ij = Kontribusi penerimaan per satuan yang dihasilkan dari produk ke-i pada bulan ke-j Rpplastik TC ij = Kontribusi biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan produk yoghurt ke-i pada bulan ke-j 33 Aij = Kontribusi keuntungan per satuan yang dihasilkan dari produk ke-i pada bulan ke-j Rpplastik Xij = Jumlah aktivitas produksi dari produk ke-i pada bulan ke-j i = Jenis produk yoghurt yang dihasilkan liter. Dimana 1 = yoghurt plastik stroberi, 2 = yoghurt plastik leci, dan 3 = yoghurt es mambo. j = Periode produksi selama enam bulan bulan. Dimana 1 dimulai pada bulan November 2010 dan 6 diakhiri dengan bulan April 2011.

4.5.3 Penentuan Fungsi Kendala

Fungsi kendala menunjukkan hubungan linear dari variabel keputusan yang mencerminkan keterbatasan sumberdaya dan dapat membatasi fungsi tujuan. Kendala-kendala ini ditetapkan berdasarkan hal-hal yang berkaitan langsung dengan produksi yoghurt di Rinadya Yoghurt. Kendala yang dihadapi meliputi kendala bahan baku susu segar, kendala bahan baku penolong, kendala jam kerja mesin, kendala jam tenaga kerja langsung, dan kendala sistem job order.

a. Kendala Ketersediaan Bahan Baku Susu Segar

Bahan baku utama pembuatan yoghurt adalah susu segar, sehingga dalam pengelolaan susu sangat dibutuhkan. Persamaan linear fungsi kendala ini adalah : Dimana, B ij = Koefisien penggunaan susu segar untuk aktivitas ke-i pada bulan ke-j literbulan. b j = Ketersediaan bahan baku susu segar pada bulan ke-j literbulan selama enam bulan.

b. Kendala Ketersediaan Bahan Baku Penolong

1. Kendala ketersediaan susu skim Dimana, C ij = Koefisien penggunaan bahan penolong susu skim untuk 34 aktivitas ke-i pada bulan ke-j kgbulan. c j = Ketersediaan bahan bahan penolong susu skim pada bulan ke-j kgbulan selama enam bulan. 2. Kendala ketersediaan gula Dimana, D ij = Koefisien penggunaan bahan penolong gula untuk aktivitas ke-i pada bulan ke-j kgbulan. d j = Ketersediaan bahan bahan penolong gula pada bulan ke-j kgbulan selama enam bulan. 3. Kendala ketersediaan starter yoghurt Dimana, E ij = Koefisien penggunaan bahan penolong starter yoghurt untuk aktivitas ke-i pada bulan ke-j literbulan. e j = Ketersediaan bahan bahan penolong starter yoghurt pada bulan ke-j literbulan selama enam bulan. 4. Kendala ketersediaan plastik vakum Dimana, F ij = Koefisien penggunaan bahan penolong plastik vakum untuk aktivitas ke-i pada bulan ke-j lembarbulan. f j = Ketersediaan bahan bahan penolong platik vakum pada bulan ke-j lembarbulan selama enam bulan. 5. Kendala ketersediaan plastik es mambo Dimana, G ij = Koefisien penggunaan bahan penolong plastik es mambo untuk aktivitas ke-i pada bulan ke-j lembarbulan. g j = Ketersediaan bahan bahan penolong platik es mambo pada bulan ke-j lembarbulan selama enam bulan. 35

c. Kendala Ketersediaan Jam Tenaga Kerja Langsung