Kendala Ketersediaan Bahan Baku Susu Segar

48 stroberi pada bulan November disimbolkan dengan X 11 , produksi yoghurt plastik leci pada bulan November disimbolkan dengan X 21 , dan produksi yoghurt es mambo disimbolkan dengan X 31 . Berdasarkan perkembangan keuntungan untuk ketiga jenis produk selama periode enam bulan seperti yang tertera pada Tabel 9 serta formulasi persamaan fungsi tujuan pada metode penelitian dapat diperoleh model fungsi tujuan pada penelitian ini adalah sebagai berikut : Max Z = 2615,87X11 + 2527,13X12 + 2789,40X13 + 2448,62X14 + 2840,42X15 + 3130,32X16 + 2096,69X21 + 1930,11X22 + 2281,05X23 + 1377,68X24 + 2311,76X25 + 2762,12X26 + 4525,62X31 + 4550,66X32 + 4594,62X33 + 4502,53X34 + 4635,76X35 + 4727,53X36

6.2 Penentuan Fungsi Kendala

Kendala merupakan faktor pembatas bagi manajemen suatu perusahaan untuk mengambil keputusan produksi. Dalam optimalisasi produksi kendala yang dimaksud yaitu kendala ketersediaan sumberdaya yang dimiliki perusahaan yang membatasi perusahaan dalam melakukan produksi. Pada penelitian ini sumberdaya yang akan dijadikan fungsi variabel kendala dalam perumusan model LP antara lain adalah bahan baku utama berupa susu segar B, bahan baku penolong seperti susu skim C, gula D, starter yoghurt E, plastik vakum F serta plastik es mambo G, tenaga kerja langsung H, jam kerja mesin pengolah yoghurt K, dan job order L. Sumberdaya tersebut dipilih menjadi variabel kendala karena pada keadaan aktual sumberdaya tersebut yang menjadi batasan bagi Rinadya Yoghurt dalam mengambil keputusan produksi, baik dilihat dari kemudahan memperolehnya di pasar maupun kontribusi penggunaan sumberdaya- sumberdaya tersebut terhadap biaya produksi yoghurt.

6.2.1 Kendala Ketersediaan Bahan Baku Susu Segar

Suatu kegiatan produksi tidak akan berlangsung tanpa tersedianya bahan baku. Bahan baku utama yang digunakan dalam kegiatan produksi yoghurt baik yoghurt es mambo maupun yoghurt drink kemasan plastik pouch rasa stroberi dan leci adalah susu segar. Bahan baku susu segar dipasok dari peternakan sapi perah 49 yang berada di daerah Kebon Pedes Bogor. Penggunaan bahan baku susu segar sebagai bahan baku utama yoghurt pada Rinadya Yoghurt selama periode bulan November 2010 – April 2011 dapat dilihat pada Tabel 10. Tabel 10. Penggunaan Bahan Baku Susu Segar Bedasarkan Jenis Yoghurt serta Ketersediaan Susu Segar pada Rinadya Yoghurt Periode Bulan November 2010 – April 2011 Bulan Penggunaan Bahan Baku Susu Segar Jumlah Liter Ketersediaan Liter Plastik Stroberi Liter Plastik Leci Liter Es Mambo Liter November 147,86 124,29 342,86 615,00 768,75 Desember 143,24 118,24 348,57 610,05 762,56 Januari 158,10 131,90 360,00 650,00 812,50 Februari 139,52 101,90 338,57 580,00 725,00 Maret 161,33 133,24 370,48 665,05 831,31 April 182,38 156,43 396,19 735,00 918,75 Total Produksi 932,43 766,00 2156,67 3855,10 4818,87 Tabel 10 menunjukkan kebutuhan serta ketersediaan susu segar untuk memproduksi yoghurt yoghurt es mambo dan yoghurt drink kemasan plastik pouch rasa stroberi dan leci. Nilai koefisien pada fungsi kendala ketersediaan bahan baku utama berupa susu segar diperoleh dengan cara membandingkan penggunaan susu segar dengan setiap liter yoghurt yang dihasilkan. Dari perhitungan yang diperoleh bahwa perbandingan untuk membuat satu liter yoghurt dibutuhkan susu segar sebanyak 0,48 liter. Sehingga koefisien fungsi kendala bahan baku utama untuk masing-masing produk adalah 0,48. Nilai sebelah kanan RHS kendala diperoleh dari jumlah susu segar yang dialokasikan oleh manajemen Rinadya Yoghurt untuk diolah menjadi yoghurt setiap bulannya. Nilai ketersediaan RHS kendala diperoleh dengan menghitung nilai persediaan ditambah dengan 25 persen dari total penggunaan susu segar pada periode waktu tertentu. Hal ini dilakukan untuk membuat model sedemikian rupa sehingga dapat 50 menggambarkan kondisi aktual. Perumusan model pertidaksamaan untuk fungsi kendala bahan baku susu segar selama periode amatan adalah sebagai berikut: B_10,48X11+0,48X21+0,48X31 = 768,75 B_20,48X12+0,48X22+0,48X32 = 762,56 B_30,48X13+0,48X23+0,48X33 = 812,5 B_40,48X14+0,48X24+0,48X34 = 725 B_50,48X15+0,48X25+0,48X35 = 831,31 B_60,48X16+0,48X26+0,48X36 = 918,75

6.2.2 Kendala Ketersediaan Bahan Baku Penolong