26 awal akan berubah apabila perubahan yang terjadi di luar selang perubahan yang
diperbolehkan.
3.1.8 Analisis Post Optimal
Analisis  post  optimal  digunakan  untuk  mempelajari  nilai-nilai  dari peubah-peubah  pengambilan  keputusan  dalam  suatu  model  matematika  jika  satu
atau  beberapa  parameter  model  tersebut  berubah,  maka  akan  mengubah  kondisi optimal.  Dalam  persoalan  program  linier,  analisis  post  optimal  menyangkut
analisis  terhadap  nilai-nilai  peubah  pengambilan  keputusan  sebagai  dampak  dari perubahan dalam :
1. Perubahan koefisien fungsi tujuan
2. Perubahan koefisien teknologi input atau output
3. Perubahan  ketersediaan  sumberdaya  atau  nilai  sebelah  kanan  model  Right
Hand Side RHS fungsi kendala
4. Adanya tambahan fungsi kendala baru maupun tambahan peubah pengambilan
keputusan. Analisis  post  optimal  bertujuan  untuk  memperoleh  informasi  tentang  solusi
optimal  yang baru dan  yang mungkin sesuai dengan perubahan dalam parameter model melalui perhitungan tambahan yang minimal.
3.2 Kerangka Pemikiran Operasional
Pada  dasarnya  suatu  usaha  memiliki  tujuan  yang  harus  dicapai  untuk kelancaran  kontinuitas  usahanya  dan  memperoleh  keuntungan  maksimum.  Salah
satu tujuan Rinadya Yoghurt sebagai penghasil produk olahan susu segar menjadi yoghurt  yaitu memaksimalkan keuntungan  yang  diperoleh. Namun, dalam upaya
pencapaian  tujuan  tersebut,  Rinadya  Yoghurt  memiliki  keterbatasan  dalam berproduksi yoghurt seperti adanya keterbatasan modal, bahan baku, tenaga kerja,
dan  peralatan.  Selain  itu,  Rinadya  Yoghurt  menghadapi  persaingan  antar perusahaan-perusahaan  besar  penghasil  yoghurt  yang  memiliki  kemampuan
sumberdaya  yang  baik  dalam  hal  produksi,  modal,  teknologi,  manajemen,  dan pemasaran  hasil  produksinya.  Persaingan  usaha  tersebut  dilihat  dari  jumlah
produksi yang dihasilkan, harga, dan kualitas yoghurt.
27 Rinadya  Yoghurt  belum  menguasai  sistem  pemasaran  dengan  baik
sehingga  Rinadya  Yoghurt  mengalami  kesulitan  dalam  memasarkan  hasil produksinya. Hal ini dikarenakan jumlah produksi yoghurt yang dihasilkan masih
terbatas. Dengan  keterbatasan  sumberdaya  yang  dimiliki  dan  adanya  persaingan
usaha,  maka  Rinadya  Yoghurt  menerapkan  sistem  produksi  yoghurt  berdasarkan jumlah  pesanan  job  order.  Melalui  sistem  job  order,  jumlah  produksi  yoghurt
tergantung dari jumlah pesanan yang belum tentu sesuai dengan kapasitas mesin, tenaga  kerja,  ketersediaan  bahan  baku  utama  yaitu  susu  segar,  dan  bahan  baku
penolong lainnya. Sistem  job  order  diduga  membuat  Rinadya  Yoghurt  mengalami
ketergantungan  terhadap  jumlah  pemesanan  produk  yoghurt  karena  penentuan kombinasi produksi ditentukan oleh pihak konsumen yang melakukan pemesanan
tanpa melihat ketersediaan sumberdaya serta kapasitas yang dimiliki oleh Rinadya Yoghurt.  Dengan  memformulasikan  model  untuk  menggambarkan  kombinasi
produksi  dan  alokasi  sumberdaya  pada  kondisi  aktual  dengan  menggunakan model  linear  programming,  dapat  diketahui  kombinasi  produksi  yoghurt  pada
kondisi optimal dengan menerapkan sistem job order, pengaruh sistem job order terhadap  alokasi  penggunaan  sumberdaya  untuk  memproduksi  yoghurt  pada
kondisi  optimal,  sumberdaya  yang  menjadi  kendala  di  Rinadya  Yoghurt  dalam memproduksi  yoghurt,  serta  pengaruh  dari  adanya  sistem  job  order  dan
peningkatan  penggunaan  seluruh  bahan  baku  susu  segar  terhadap  alokasi sumberdaya dan keuntungan pada Rinadya Yoghurt.
Hasil  optimalisasi  dengan  menggunakan  metode  analisis  linear programming
selanjutnya  dibandingkan  dengan  kondisi  aktual  yang  terjadi  di perusahaan,  sehingga  dapat  dilakukan  evaluasi  terhadap  pengalokasian
sumberdaya  serta  faktor-faktor  yang  menyebabkan  perusahaan  belum  mencapai hasil optimal. Hasil model linear programming dapat digunakan untuk menjawab
penyelesaian  atas  permasalahan  dalam  mengoptimalkan  alokasi  sumberdaya  dan produksi  untuk  meningkatkan  keuntungan  pada  periode  waktu  tertentu.  Untuk
lebih  jelasnya  kerangka  pemikiran  operasional  dari  penelitian  ini  dapat  dilihat pada alur pemikiran yang terdapat pada Gambar 3.
28
Gambar 3
. Diagram Alur Kerangka Pemikiran Operasional Job Order
Jumlah produksi yoghurt masih terbatas Persaingan  pasar  antar  produsen  yoghurt
yang semakin tinggi Belum menguasai sistem pemasaran
Tujuan Rinadya Yoghurt Maksimisasi Keuntungan
Ketersediaan bahan baku susu segar Ketersediaan  bahan  baku  penolong
susu  skim,  gula,  starter  yoghurt, plastik vakum dan plastik es mambo
Ketersediaan  jam  tenaga  kerja langsung
Ketersediaan jam kerja mesin
Optimalisasi Produksi dan Alokasi Sumberdaya Linear Programming
Analisis Dual, Sensitivitas, dan Post Optimal
Kondisi Optimal
Rekomendasi Kondisi Aktual
Perusahaan Produksi dan Keuntungan Tidak Optimal
29
IV. METODE PENELITIAN
4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Rinadya Yoghurt yang berlokasi di Bukit Asri Ciomas  Blok  A5  No.  9,  Kecamatan  Ciomas,  Kabupaten  Bogor,  Jawa  Barat.
Pemilihan  lokasi  penelitian  ini  dilakukan  secara  purposive,  dengan mempertimbangkan bahwa daerah Jawa Barat merupakan salah satu daerah sentra
produksi  susu  segar  dan  susu  olahan  di  Indonesia.  Rinadya  Yoghurt  dipilih sebagai  tempat  penelitian  karena  merupakan  salah  satu  usaha  pengolahan  susu
segar menjadi yoghurt berskala industri rumah tangga di daerah Kabupaten Bogor. Pengumpulan data dilakukan mulai bulan Mei-Juni 2011.
4.2 Data dan Sumber Data
Data  yang  digunakan  dalam  penelitian  ini  adalah  data  primer  dan  data sekunder, baik secara kualitatif maupun kuantitatif. Data primer adalah data yang
diperoleh  melalui  wawancara,  diskusi  langsung,  dan  pengajuan  pertanyaan- pertanyaan  yang  berhubungan  dengan  topik  penelitian  sebagai  informasi
pendukung dengan pihak Rinadya Yoghurt. Selain itu, data primer juga diperoleh dari  observasi  pengamatan  kegiatan  karyawan  serta  partisipasi  langsung  di
lapangan. Sedangkan,  untuk  data  sekunder  yang  berfungsi  sebagai  penunjang
diperoleh  dengan  cara  tidak  langsung  yang  diperoleh  dari  studi  literatur  dari bahan-bahan  kepustakaan  yang  relevan,  baik  yang  berasal  dari  Rinadya  Yoghurt
maupun  dari  instansi  lain  yang  terkait  seperti  Badan  Pusat  Statistik,  Direktorat Jenderal Peternakan, Departemen Pertanian, Kementrian Perindustrian, dan Pusat
Penelitian dan Pengembangan Sosial Ekonomi Pertanian. Selain itu, data sekunder dalam penelitian dengan menggunakan skripsi hasil penelitian sebelumnya, media
cetak  dan  elektronik  seperti  majalah,  tabloid,  buku-buku,  dan  internet  yang berkaitan dengan topik yang dibahas.