Teori Optimalisasi Produksi Kerangka Pemikiran Teoritis .1 Teori Produksi

20 optimumnya isorevenue 2 lebih rendah daripada isorevenue 1. Hal ini dikarenakan kombinasi produk perusahaan tidak optimal. Adanya sistem produksi berdasarkan pesanan job order di Rinadya Yoghurt diduga membuat Rinadya Yoghurt berproduksi dengan menghasilkan kombinasi produk seperti pada titik A. Bedasarkan dengan teori yang ada, penelitian ini akan mencoba melihat seberapa besar kerugian yang dialami Rinadya Yoghurt serta pengalokasian sumberdaya ketika Rinadya Yoghurt berproduksi dengan menghasilkan kombinasi produk diluar titik optimal karena adanya sistem job order.

3.1.3 Teori Optimalisasi Produksi

Optimalisasi merupakan pendekatan alternatif dengan mengidentifikasi penyelesaian terbaik dari suatu permasalahan yang diarahkan pada titik maksimum atau minimum suatu fungsi tujuan Nasendi Anwar, 1985. Secara umum, optimalisasi merupakan pencapaian suatu keadaan yang terbaik. Apabila dikaitkan dengan produksi, maka pengertian optimalisasi produksi berarti pencapaian suatu keadaan terbaik dalam kegiatan produksi. Optimalisasi produksi diperlukan oleh perusahaan dalam rangka mengoptimalkan sumberdaya yang digunakan agar suatu produksi dapat menghasilkan produk dalam kuantitas dan kualitas yang diharapkan sehingga perusahaan dapat mencapai tujuan. Menurut Soekartawi 1995, optimalisasi produksi adalah penggunaan faktor-faktor produksi yang terbatas seefisien mungkin. Faktor-faktor produksi tersebut adalah modal, mesin, peralatan, bahan baku utama, bahan baku penolong, dan tenaga kerja. Optimalisasi yang dilakukan perusahaan untuk mencapai tujuannya yaitu memperoleh keuntungan maksimum, dapat ditempuh melalui dua cara yaitu : 1. Maksimisasi, yaitu optimalisasi produksi dengan menggunakan atau mengalokasikan masukan biaya yang sudah tertentu untuk mendapatkan keuntungan maksimum. 2. Minimisasi, yaitu optimalisasi produksi untuk menghasilkan tingkat output tertentu dengan menggunakan masukan biaya yang paling minimal. 21 Menurut Nicholson 1999, jenis persoalan optimalisasi dibagi menjadi dua yaitu tanpa kendala dan dengan kendala. Pada optimalisasi tanpa kendala, faktor-faktor yang menjadi kendala atau ketebatasan yang ada terhadap fungsi tujuan diabaikan sehingga dalam menentukkan nilai maksimum atau minimum tidak terdapat batasan terhadap pilihan alternatif yang tersedia. Sedangkan, pada optimalisasi dengan kendala, faktor-faktor yang menjadi kendala pada fungsi tujuan diperhatikan dalam menentukan titik maksimum atau titik minimum dari fungsi tujuan. Menurut Supranto 1988, optimalisasi dengan kendala pada dasarnya merupakan persoalan dalam menentukan nilai variabel suatu fungsi menjadi maksimum atau minimum dengan memperhatikan keterbatasan- keterbatasan yang ada. Keterbatasan-keterbatasan tersebut meliputi input atau faktor-faktor produksi seperti modal, bahan baku, tenaga kerja, dan mesin yang merupakan input serta ruang dan waktu. Dalam teknik optimalisasi, suatu upaya untuk memperoleh solusi dari suatu permasalahan yang dihadapi jarang diperoleh suatu solusi yang terbaik. Hal ini disebabkan karena adanya berbagai kendala yang bersifat fisik, teknis, dan kendala lainnya yang berada di luar jangkauan pelaku kegiatan dalam perusahaan.

3.1.4 Program Linier