45
Gambar 5.
Proses Pengolahan Yoghurt pada Rinadya Yoghurt
Sumber: Rinadya Yoghurt 2011
5.5.1 Penggunaan Bahan Baku Utama
Bahan baku utama untuk pembuatan yoghurt adalah susu sapi segar. Pemilihan susu yang digunakan adalah susu yang segar yaitu susu yang baru saja
diperah. Hal ini dikarenakan untuk menjaga produk yoghurt agar tetap berkualitas. Bahan baku susu sapi segar ini diperoleh dari peternakan sapi perah yang berada
di daerah Kebon Pedes Bogor. Dalam memperoleh susu segar, Rinadya Yoghurt tidak mengalami kesulitan, karena peternakan sapi perah di daerah Kebon Pedes
Bogor merupakan daerah yang memiliki jumlah peternak sapi perah yang cukup banyak sehingga keberadaan bahan baku selalu ada. Harga susu segar dari
peternak yang dijual kepada Rinadya Yoghurt adalah Rp 5.000,- per liter.
5.5.2 Penggunaan Bahan Baku Penolong
Penggunaan bahan baku penolong seperti bakteri penghasil asam laktat yaitu bakteri Streptococcus Thermopillus dan Lactobacillus Bulgaricus menjadi
kunci fermentasi dari susu menjadi yoghurt. Kedua bakteri ini diperoleh dari Balai Penelitian Pasca Panen IPB yang terletak di Cimanggu Bogor dengan harga Rp
25.000,- per liter. Kedua bakteri ini dapat diturunkan dan digunakan sebanyak lima kali dalam proses pembuatan yoghurt. Bahan baku penolong lainnya seperti
gula, susu skim, dan plastik dapat diperoleh dari toko-toko langganan di pasar. Penyaringan
Pencampuran Bahan Baku
Pemanasan
Pendinginan Penurunan Suhu
Pencampuran Bakteri
Proses Fermentasi Yoghurt
Pengemasan
Pendingan dalam Freezer
46
VI. ANALISIS ALOKASI SUMBERDAYA DAN PRODUKSI
Analisis alokasi sumberdaya dan produksi yoghurt pada penelitian ini dilakukan melalui pendekatan optimalisasi produksi yoghurt dengan tujuan untuk
memaksimumkan keuntungan yang diterima oleh Rinadya Yoghurt dari penjualan ketiga jenis yoghurt yaitu kemasan yoghurt es mambo dan yoghurt drink kemasan
plastik pouch rasa stroberi dan leci yang dihasilkan oleh Rinadya Yoghurt selama periode enam bulan. Optimalisasi produksi didasarkan pada metode penelitian
yang didahului dengan penentuan fungsi tujuan dilanjutkan dengan penentuan fungsi kendala. Penentuan variabel keputusan yang terbentuk pada model
persamaan linear terdiri dari 18 variabel. Jumlah variabel keputusan tersebut didasarkan pada tiga jenis produk yang akan dioptimalkan yaitu yoghurt plastik
stroberi, yoghurt plastik leci, dan yoghurt es mambo selama periode analisis yaitu enam bulan.
6.1 Penentuan Fungsi Tujuan
Koefisien fungsi tujuan menunjukkan keuntungan yang diperoleh Rinadya Yoghurt dari tiga jenis yoghurt yang diproduksi setiap bulannya. Nilai keuntungan
diperoleh dari selisih antara total penerimaan dengan total biaya produksi yang rincian lengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 1
untuk yoghurt plastik stroberi, Lampiran 2 untuk yoghurt plastik leci, dan Lampiran 3 untuk yoghurt es mambo.
Nilai keuntungan perusahaan per liter dari masing-masing produk diperoleh dengan membagi nilai keuntungan per bulan dengan jumlah produk dalam liter
yang dihasilkan selama satu bulan dalam periode amatan. Perkembangan nilai keuntungan penjualan yoghurt plastik stroberi, yoghurt plastik leci, dan yoghurt es
mambo di Rinadya Yoghurt dapat dilihat pada Tabel 9.