Kendala Sistem Job Order

66 Bedasarkan informasi yang terdapat pada Tabel 24 serta uraian sebelumnya, maka formulasi kendala ketersediaan jam kerja mesin pengolah yoghurt pada Rinadya Yoghurt selama periode enam bulan adalah sebagai berikut: K_1 1,237X11+1,471X21+0,533X31 = 1157 K_2 1,330X12+1,611X22+0,546X32 = 1205 K_3 1,253X13+1,502X23+0,550X33 = 1253 K_4 1,201X14+1,645X24+0,495X34 = 1060 K_5 1,228X15+1,487X25+0,535X35 = 1253 K_6 1,086X16+1,266X26+0,500X36 = 1253

6.2.5 Kendala Sistem Job Order

Perumusan kendala pada sistem job order digunakan untuk mengetahui batasan produksi yang harus dihasilkan oleh Rinadya Yoghurt untuk memenuhi pesanan dari konsumen atau distributor. Jumlah permintaan dari distributor selama enam bulan dapat dilihat pada Tabel 25. Tabel 25. Jumlah Permintaan Konsumen terhadap Yoghurt Plastik Stroberi dan Leci serta Yoghurt Es Mambo Melalui Sistem Job Order pada Rinadya Yoghurt Periode Bulan November 2010 – April 2011 Bulan Job Order Plastik Stroberi liter Job Order Plastik Leci liter Job Order Es Mambo liter November 310,5 261,0 720,0 Desember 300,8 248,3 732,0 Januari 332,0 277,0 756,0 Februari 293,0 214,0 711,0 Maret 338,8 279,8 778,0 April 383,0 328,5 832,0 Tabel 25 menunjukkan jumlah pesanan yoghurt plastik stroberi, yoghurt plastik leci, dan yoghurt es mambo mencapai angka terendah pada bulan Februari yaitu sebesar 293 liter untuk yoghurt plastik stroberi, 214 liter untuk yoghurt 67 plastik leci, dan 711 liter untuk yoghurt es mambo. Hal ini dikarenakan pada bulan Februari memiliki jumlah hari produksi yang paling sedikit dibandingkan dengan jumlah hari produksi lainnya, sehingga waktu konsumen melakukan pesanan dan Rinadya Yoghurt berproduksi menjadi lebih sedikit dibandingkan bulan lainnya. Permintaan yoghurt plastik stroberi dan leci serta yoghurt es mambo mencapai angka tertinggi pada bulan April yaitu sebesar 383 liter untuk yoghurt plastik stroberi, 328 liter untuk yoghurt plastik leci, dan 832 liter untuk yoghurt es mambo. Jumlah pesanan menunjukkan nilai ketersediaan RHS kendala sistem job order pada model LP. Bedasarkan informasi pada Tabel 25 serta uraian di atas, maka fungsi kendala sistem job order untuk produksi yoghurt dapat disusun sebagai berikut: a. JO Plastik Stroberi b. JO Plastik Leci c. JO Es Mambo X11 = 310,5 X21 = 261 X31 = 720 X12 = 300,8 X22 = 248,3 X32 = 732 X13 = 332 X23 = 277 X33 = 756 X14 = 293 X24 = 214 X34 = 711 X15 = 338,8 X25 = 279,8 X35 = 778 X16 = 383 X26 = 328,5 X36 = 832

6.3 Keluaran Model Linear Programming LP

Dalam penelitian ini model LP diformulasikan untuk dapat menghasilkan nilai primal yang mendekati kondisi produksi aktual. Kombinasi produksi aktual dari ketiga produk dijadikan pembatas dalam model. Hal ini dilakukan agar analisis terhadap hasil output model dapat lebih bermakna, karena memang menggambarkan keadaan produksi yang sesungguhnya. Perbandingan kombinasi produksi yoghurt pada keadaan aktual dengan hasil olahan model pada kondisi model mendekati aktual dapat dilihat pada Lampiran 5. Analisis hasil output model pada penelitian ini akan lebih dititikberatkan pada analisis dual untuk melihat pengaruh sistem job order terhadap alokasi penggunaan sumberdaya pada kondisi aktual serta sumberdaya yang menjadi kendala bagi Rinadya Yoghurt dalam memproduksi susu segar menjadi yoghurt. Selain itu, analisis sensitivitas untuk mengetahui selang kepekaan ketersediaan sumberdaya pada kondisi aktual