318
PARADIPLOMACY Kerjasama Luar Negeri Oleh Pemda di Indonesia
pengambilan keputusan tentang hubungan internasional dan politik luar negeri, perjanjian internasional, dan
perjanjian perdagangan internasional.
3. RUU ini akan memberikan kewenangan terbatas kepada Pemerintah Daerah, terutama provinsi, untuk menjalin
kerja sama luar negeri dengan pemerintah atau pun badan swasta asing, serta bentuk koordinasi antara Kemlu dengan
instansi terkait.
4. RUU ini akan memberikan jaminan perlindungan bagi aktivitas warga Negara RI di luar negeri.
Selain hal-hal tersebut, tentu saja RUU akan memuat juga urusan-urusan yang melekat pada penyelenggaraan hubungan
internasional dan pelaksanaan politik luar negeri seperti diplo- matik, personalia diplomatik, suaka politik, dan terkait dengan
kewenangan kementerian luar negeri.
B. Perjanjian Internasional dan Perjanjian Perdagangan Internasional
Kegelisahan para legislator tentang perbuatan hukum per- data internasional pemerintah, misalnya penandatanganan
kontrak karya dengan Freeport atau Newmont, yang tanpa ber- konsultasi apalagi meminta persetujuan Dewan, melahirkan
kesadaran baru di bidang hukum bahwa memang ada jenis perbuatan hukum perdata internasional yang dilakukan subyek
hukum internasional, dalam hal ini pemerintah, yang berdimensi publik. Berdimensi publik ini bukan dalam pengertian masuk
wilayah kajian hukum publik internasional, tetapi ada pertang- gungjawaban ‘publik’ yang harus diterima apabila suatu subyek
hukum perdata internasional menandatangani sebuah kontrak atau perjanjian perdata internasional. Pertanggungjawaban
publik seperti apa yang dimaksud? Adalah pertanggungjawaban publik karena luasnya dampak yang akan diterima oleh
Masukan Pemikiran dalam Rangka Perubahan UU Nomor 37 Tahun 1999...
319
masyarakat setelah penandatangan perjanjian itu, baik itu dampak lingkungan, marginalisasi masyarakatpenduduk asli,
dan kemiskinan structural yang melingkungi proyek-proyek vital tersebut.
Pada sisi yang lain, kalangan DPR RI mensinyalir perjanjian atau kesepakatan pasar bebas antar Negara yang ditandatangani
oleh pemerintah Indonesia tanpa persetujuan dewan banyak merugikan rakyat. Berbagai perjanjian perdagangan bebas telah
dibuat oleh Pemerintah baik secara bilateral maupun multi- lateral seperti ASEAN-China Free Trade Area ACFTA, ASEAN
Free Trade Area AFTA, ASEAN-Australia-New Zealand Free Trade Area, ASEAN-Korea Selatan Free Trade Area, dan Indonesia-
Japan Partnership
.
209
Dalam konteks perjanjian perdagangan internasional ini, Prof. DR. Hikmahanto, menegaskan bahwa;
‘Hukum perdagangan internasional yang mengatur aturan-aturan bagi pemerintah dalam membuat kebijakan
di bidang perdagangan yang menjadi subyek hukum adalah subyek hukum internasional. Dalam hukum perdagangan
internasional, orang dan badan hukum bukanlah subyek hukumnya. Di sinilah harus dipahami bahwa hukum
perdagangan internasional masuk dalam katagori hukum internasional publik, dan sama sekali bukan hukum perdata
internasional’.
210
209
Naskah Akademik DPRRI atas RUU tentang Perjanjian Internasi- onal 2012 , hal. 3
210
Prof. Hikmahanto Juwana, Ph.D, dalam Kata Pengantar dalam Buku, Pengantar Hukum WTO, karangan Peter Van den Bossche, Daniar
Natakusumah dan Joseph Wira Koesnaidi, Universitas Indonesia, Okto- ber 2009, sebagaimana dipublikasikan dalam h
t p:www.jwklawoffi ce. comsiteimagesstoriespengantar-hukum-wto.pdf