Peraturan Menteri Luar Negeri Nomor 09AKPXII 200601
Peraturan Teknis Pelaksanaan Paradiplomasi di Indonesia
197
suatu diplomasi yang memandang substansi permasalahan secara integratif dan melibatkan semua komponen bangsa
dalam suatu sinergi yang disebut ‘Total Diplomacy’.
156
Mekanisme umum dalam menyelenggarakan kerja sama dengan pihak luar negeri dalam Permenlu ini diatur dalam
poin-poin nomor 14 sampai dengan 23, dan 26-29, sebagai berikut;
14. Bidang-bidang Pemerintahan berdasarkan Undang- Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah yang terkait dengan hubungan dan kerjasama luar negeri, berdasarkan Undang-Undang Nomor
37 Tahun 1999 tentang Hubungan Luar Negeri dan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2000 tentang Per-
janjian Internasional wajib dikonsultasikan dan dikoordinasikan dengan Menteri.
15. Hubungan dan kerja sama luar negeri oleh Pemerintah Daerah harus diselenggarakan sesuai dengan Politik
Luar Negeri. Sesuai Konvensi Wina Tahun 1961 meng- enai Hubungan Diplomatik dan Konvensi Wina Tahun
1963 mengenai Hubungan Konsuler, di luar negeri hanya dikenal Perwakilan Republik Indonesia yang
melayani kepentingan negara Republik Indonesia termasuk Pemerintah Daerah. Pemerintah Daerah tidak
dibenarkan membuka perwakilan tersendiri.
16. Bidang-bidang hubungan dan kerja sama luar negeri oleh Daerah yang memerlukan konsultasi dan
koordinasi dengan Departemen Luar Negeri antara lain sebagai berikut:
a. Kerjasama Ekonomi
156
Peraturan Menteri Luar Negeri Nomor 09AKPXII200601, DE- PLU, 2007
198
PARADIPLOMACY Kerjasama Luar Negeri Oleh Pemda di Indonesia
1 Perdagangan 2 Investasi
3 Ketenagakerjaan 4 Kelautan dan Perikanan
5 Ilmu Pengetahuan dan Teknologi 6 Kehutanan
7 Pertanian 8 Pertambangan
9 Kependudukan 10 Pariwisata
11 Lingkungan Hidup 12 Perhubungan
b. Kerja sama sosial budaya 1 Pendidikan
2 Kesehatan 3 Kepemudaan
4 Kewanitaan 5 Olahraga
6 Kesenian
c. Bentuk kerja sama lain. 17. Departemen Luar Negeri sebagai Koordinator penye-
lenggaraan Hubungan dan Kerja Sama Luar Negeri memberikan saran dan pertimbangan politis yuridis
terhadap program kerja sama yang dilaksanakan oleh Daerah dengan BadanLembaga di luar negeri.
Sedangkan departemen teknis memberikan saran dan pertimbangan mengenai materisubstansi program
kerjasama.
18. Mekanisme ini merupakan acuan umum bagi setiap Kerja Sama Ekonomi dan Kerja Sama Sosial Budaya
yang dilakukan oleh Daerah dengan Pihak Asing ter- masuk kerja sama perbatasan oleh Pemerintah Daerah
Peraturan Teknis Pelaksanaan Paradiplomasi di Indonesia
199
ProvinsiKabupatenKota yang berbatasan dengan wilayah negara asing border crossing, border trade and
transportation . Namun, hal ini tidak berlaku bagi
bidang-bidang yang dicakup dalam wadah : Komisi Bersama Joint Commission, Forum Konsultasi Bilateral
Bilateral Consultations, Komite Bersama meng enai Perbatasan Joint Border Committee dan Promosi
Terpadu serta Kerja Sama Ekonomi Sub-Regional KESR.
20. Kerja sama luar negeri dilakukan dengan syarat-syarat sebagai berikut :
a. Dengan negara yang memiliki hubungan diplo- matik dengan Indonesia dan dalam kerangka
Negara Kesatuan Republik Indonesia NKRI; b. Sesuai dengan bidang kewenangan Pemerintah
Daerah sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan nasional Republik Indonesia;
c. Mendapat persetujuan dari Dewan Perwakilan Rakyat Daerah DPRD;
d. Tidak mengganggu stabilitas politik dan keamanan dalam negeri;
e. Tidak mengarah pada campur tangan urusan dalam negeri masing-masing negara;
f. Berdasarkan asas persamaan hak dan tidak saling memaksakan kehendak;
g. Memperhatikan prinsip persamaan kedudukan, memberikan manfaat dan saling menguntungkan
bagi Pemerintah Daerah dan masyarakat; h. Mendukung penyelenggaraan pemerintahan,
pembangunan nasional dan Daerah serta pem- berdayaan masyarakat.
200
PARADIPLOMACY Kerjasama Luar Negeri Oleh Pemda di Indonesia
21. Pelaksanaan kerjasama luar negeri harus aman dari berbagai segi yaitu:
a. Politis: tidak bertentangan dengan Politik Luar Negeri dan kebijakan Hubungan Luar Negeri
Pemerintah Pusat pada umumnya. b. Keamanan: Kerja sama luar negeri tidak digunakan
atau disalahgunakan sebagai akses atau kedok bagi kegiatan asing spionase yang dapat mengganggu
atau mengancam stabilitas dan keamanan dalam negeri.
c. Yuridis: Terdapat jaminan kepastian hukum yang secara maksimal dapat menutup celah-celah
loopholes yang merugikan bagi pencapaian tu- juan kerja sama.
d. Teknis: Tidak bertentangan dengan kebijakan yang ditetapkan oleh Departemen Teknis yang terkait.
22. Dalam melakukan kerja sama, pihak-pihak terkait perlu menyiapkan materi kerja sama yang memuat hal-hal
sebagai berikut: 1 Subyek kerja sama
2 Maksud dan tujuan kerja sama 3 Obyek kerjasama
4 Ruang lingkup kerja sama dan kewenangan
daerah 5 Hak, kewajiban dan tanggung jawab
6 Tata cara pelaksanaan 7 Pengorganisasian
8 Pembiayaan 9 Penyelesaian perselisihan
10 Perubahan amandemen kerja sama 11 Jangka waktu kerja sama
12 Keadaan memaksa force majeur
Peraturan Teknis Pelaksanaan Paradiplomasi di Indonesia
201
13 Pemberlakuan dan pengakhiran kerja sama 23. Hubungan dan Kerja sama luar negeri dapat dilakukan
atas prakarsa dari: 1 Pihak Indonesia
a Departemen Luar Negeri b Perwakilan RI di Luar Negeri
c Departemen Dalam Negeri d Departemen teknis
e Pemerintah Daerah f Lembaga Non-Departemen di Pusat dan
Daerah 2 Pihak Asing
a Pemerintah Daerah Pemerintah Negara Bagian
b BadanLembaga Internasional c BadanLembaga Negara Asing
d Lembaga Non Pemerintah Lembaga Swadaya
Masyarakat Asing e Badan Usaha Swasta Asing
26. Apabila terjadi tindakan-tindakan yang tidak sesuai dengan kepentingan nasional atau bertentangan dengan
kebijakan politik luar negeri RI, perundang-undangan nasional serta hukum dan kebiasaan internasional,
Menteri Luar Negeri RI dapat mengambil langkah- langkah yang dipandang perlu demi dipatuhinya
ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Undang- Undang No. 37 Tahun 1999 tentang Hubungan Luar
Negeri dan Undang-Undang No. 24 Tahun 2000 tentang Perjanjian Internasional.
27. Dalam hal Daerah memerlukan informasi, konsultasi dan koordinasi yang berkaitan dengan Hubungan
dan Kerja Sama Luar Negeri dan pelaksanaan Politik
202
PARADIPLOMACY Kerjasama Luar Negeri Oleh Pemda di Indonesia
Luar Negeri, dapat menghubungi Departemen Luar Negeri, c.q. Direktorat Jenderal Hukum dan Perjanjian
Internasional Ditjen HPI.
29. Prosedurmekanisme pelaksanaan Kerja sama Kota Provinsi Kembar adalah sebagai berikut :
a. Kerja sama antara Pemerintah Daerah dengan Pemerintah Daerah di luar negeri Sister Province
Sister City dilakukan dengan negara yang memiliki
hubungan diplomatik dengan negara Republik Indonesia, tidak mengganggu stabilitas politik dan
keamanan dalam negeri, dan berdasarkan pada prinsip menghormati kedaulatan Negara Kesatuan
Republik Indonesia, persamaan kedudukan, tidak memaksakan kehendak, memberikan manfaat
dan saling menguntungkan serta tidak mengarah pada campur tangan urusan dalam negeri masing-
masing;
b. Pemerintah Daerah yang berminat mengadakan kerja sama dengan Pemerintah KotaProvinsi di
luar negeri memberitahukan kepada Departemen Luar Negeri, Departemen Dalam Negeri dan ins-
tansi terkait untuk mendapat pertimbangan;
c. Pemerintah Daerah bersama dengan Departemen Luar Negeri melalui Perwakilan RI di luar negeri
mengadakan penjajakan untuk mengetahui apakah minatnya tersebut mendapat tanggapan positif dari
pemerintah KotaProvinsi di luar negeri;
d. Dalam hal terdapat tanggapan positif dari kedua Pemerintah Daerah mengenai rencana kerja sama,
maka kedua Pemerintah Daerah, jika diperlukan, dapat menyiapkan penandatanganan kesepakatan
awal dalam bentuk Letter of Intent LoI;
Peraturan Teknis Pelaksanaan Paradiplomasi di Indonesia
203
e. Letter of Intent LoI dapat disiapkan oleh Peme- rintah Daerah, Departemen Luar Negeri atau Per-
wakilan RI di luar negeri untuk disampaikan dan dimintakan tanggapan kepada mitra asing di luar
negeri;
f. Naskah LoI yang disepakati bersama dapat ditan- datangani oleh Pimpinan atau pejabat setingkat
dari kedua Pemerintah Daerah; g. Sebagai tindak lanjut dari LoI, kedua pihak dapat
bersepakat untuk melembagakan kerja sama dengan menyiapkan naskah Memorandum of Under-
standing MoU;
h. Pembuatan MoU sebagai salah satu bentuk perjanji- an internasional dilakukan menurut mekanisme
sebagaimana tertuang dalam Bab X Panduan ini Bagian akhir Bab ini;
i. Rancangan naskah MoU dapat memuat bidang kerja sama sebagaimana dimaksud dalam butir
16 dengan memperhatikan pula aturan tentang pemberian visa, ijin tinggal, perpajakan dan per-
aturan perundang-undangan yang berlaku;
j. Dalam hal para pihak sepakat untuk melakukan penandatanganan terhadap MoU tersebut, selan-
jutnya dapat dimintakan Surat Kuasa Full Powers kepada Menteri Luar Negeri;
k. Naskah asli Letter of Intent LoI dan Memorandum of Understanding MoU
Kerja sama Sister Province Sister City
yang telah ditandatangani oleh kedua pihak diserahkan kepada Departemen Luar
Negeri c.q. Direktorat Perjanjian Ekonomi dan Sosial Budaya, untuk disimpan di ruang perjanjian
Treaty Room. Selanjutnya Direktorat Perjanjian
204
PARADIPLOMACY Kerjasama Luar Negeri Oleh Pemda di Indonesia
Ekonomi dan Sosial Budaya akan membuatkan salinan naskah resmi certified true copy untuk
kepentinganarsip Pemerintah Daerah.
Pengaturan Kerja sama Teknik dengan pihak luar negeri diatur dalam Permenlu ini pada poin-poin berikut ini;
30. Kerja sama Teknik Luar Negeri merupakan bentuk kerja sama oleh Pemerintah Daerah yang juga telah di-
amanatkan dalam Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.
31. Kerja sama Teknik Luar Negeri adalah kerja sama antar- Pemerintah Daerah dengan negara dan badanlembaga
asing dalam rangka upaya meningkatkan kemampuan dan keterampilan sumber daya manusia melalui
pelatihan, alih teknologi, dan pertukaran tenaga ahli, guna mendukung pelaksanaan pembangunan daerah,
khususnya peningkatan kesejahteraan dan upaya pengentasan kemiskinan.
32. Mengingat bahwa Departemen Luar Negeri berfungsi sebagai koordinator dalam penyelenggaraan Hubungan
dan Kerja Sama Luar Negeri, maka kerja sama antar daerah dengan pihak asing harus dilakukan di bawah
koordinasi Departemen Luar Negeri. Selanjutnya Departemen Luar Negeri akan mengkoordinasikannya
dengan instansi terkait lainnya di tingkat Pusat dan dengan negaralembaga donor asing.
33. Departemen Luar Negeri akan memberikan pertim- bangan politis yuridis atas kerja sama teknik agar aman
secara politis, keamanan, yuridis dan teknis. 34. Kerja sama Teknik Luar Negeri oleh Pemerintah
Daerah dapat dituangkan dalam bentuk Perjanjian Internasional antara Pemerintah Daerah dengan mitra
asing. Prosedur pembuatan Perjanjian Internasional
Peraturan Teknis Pelaksanaan Paradiplomasi di Indonesia
205
diatur sesuai dengan Bab X ada di bagian akhir pada Bab ini.
Sementara itu, dalam Permenlu ini, kerja sama dengan LSM asing diatur sebagai berikut;
42. Pemerintah Daerah yang berminat melakukan kerja sama dengan Lembaga Swadaya Masyarakat LSM
Asing harus mengajukan permohonan tertulis beserta kelengkapan administrasinya, melalui Departemen
Dalam Negeri untuk diteruskan kepada Departemen Luar Negeri guna mendapat persetujuan.
43. Dalam memberikan persetujuannya, Departemen Luar Negeri mempertimbangkan aspek politisyuridis atas
permohonan tersebut dan memperhatikan pertim- bangan teknis dari instansi-instansi terkait.
44. Hasil keputusan Departemen Luar Negeri atas per- mohonan tersebut diberitahukan kepada Pemerintah
Daerah. 45. Pemerintah Daerah wajib secara berkala melaporkan
perkembangan kerja sama tersebut kepada Departemen Luar Negeri serta instansi terkait lainnya yang bertugas
memantau dan mengevaluasi Kegiatan LSM Asing di daerah.
46. Kerja sama LSM asing dengan Pemerintah Daerah dapat dituangkan dalam bentuk Perjanjian Internasional.
Prosedur pembuatan Perjanjian Internasional diatur sesuai dengan Bab X pada bagian akhir Bab ini.
157
157
Ibid., Peraturan Menteri Luar Negeri Nomor 09AKPXII200601, DEPLU, 2007
206
PARADIPLOMACY Kerjasama Luar Negeri Oleh Pemda di Indonesia