Kerjasama Luar Negeri Provinsi D.I. Yogyakarta
289
Dari sisi efektivitas kegiatan kerja sama antara Saint Petersburg dengan Provinsi DIY, sampai dengan buku ini
ditulis, Mei 2013, belum ada peningkatan status ke arah pe- nandatanganan ‘memorandum of understanding sister city’
antara kedua provinsi, walaupun pada tahun 2012 telah di- upaya kan pembentukan kesepakatan dalam bentuk MoU
dengan Saint Petersburg, Rusia. Sampai dengan akhir tahun 2012 rencana pembentukan kesepakatan kerja sama tersebut
tidak bisa direalisasikan karena masih menunggu finalisasi kajian tersendiri oleh mitra kerja sama dalam hal ini pihak St.
Petersburg, Rusia
203
.
C. Catatan Sudut Pandang
Kerja sama luar negeri daerah otonom atau Paradiplomasi di era otonomi daerah, merupakan sebuah penanda perubahan,
dari pola pengelolaan pemerintahan daerah yang ‘inward looking’
menjadi berorientasi pada ‘outward looking’. Dari kacamata kajian ilmu Hubungan internasional, paradiplomasi
merupakan sebuah gejala bangkitnya aktor-aktor lokal di fora internasional, yang semakin mengarah pada pola hubungan
yang transnasional, informal, dan inklusif dan kompetitif.
Hubungan transnasional yang dewasa ini terjadi di fora internasional, memungkinkan setiap aktor untuk memak simal-
kan hasil outcome dalam berhubungan dengan pihak asing, baik yang berupa keuntungan non-ekonomi benefit, maupun yang
bersifat ekonomi profit. Sebagai penyelenggara pemerintahan, pemerintah daerah dalam melaksanakan kegiatan bekerja sama
dengan pihak asing tidak bisa lepas dari prinsip evaluasi kinerja
203
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Gubernur DIY Tahun 2012, Bab VI Hal. 644
290
PARADIPLOMACY Kerjasama Luar Negeri Oleh Pemda di Indonesia
yakni ‘input’, ‘out put’ dan ‘out come’ serta prinsip ‘money fallows function’.
Dari telaah terhadap kerja sama yang telah dilakukan, maka secara obyektif dapat dikatakan bahwa tingkat kemanfaatan
kerja sama luar negeri belum seluruhnya optimal, bahkan jika dibandingkan dengan beaya APBD DIY yang dikeluarkan
untuk membeayai delegasi-delegasi pemda DIY ke Luar Negeri, dapat dikatakan belum sebanding dengan biayanya, kecuali
kerja sama dengan Kyoto Perfecture-Jepang, Suruga Miyagawa Company-Jepang dan kerjasama dengan Geongsangbuk-Do,
Korea Selatan.
Kerja sama asing yang produktif memiliki 2 karakteristik, yakni 1 kerja sama dengan provinsi-provinsi asing yang
memiliki tingkat ekonomi yang tinggi kaya seperti Kyoto- Jepang dan Geongsangbuk-Do-Korea sehingga mereka dapat
menggunakan dana bantuan sosial persahabatan mereka untuk membantu DIY. Hal ini terjadi karena faktanya dalam
pelaksanaan kerja sama, DIY belum mampu saling ‘Take and Give’
dengan mitra kerja sama asingnya, namun DIY lebih banyak dalam posisi ‘Take’ dan belum mampu ‘Give’ kepada
pihak asing secara seimbang. Karakteristik ke-2, yakni kerja sama dengan foundations ataupun dengan institusi asing
non-profit lainnya yang memiliki bidang garap khusus pada bidang-bidang tertentu seperti Suruga Miyagawa Company-
Jepang, universitas Karlshure-Jerman, dan MPF-Korea di mana mereka menyalurkan dananya ke Negara-negara dunia ketiga
sebagai proyek sosial, penelitian dan lingkungan hidup. Kerja sama-kerja sama dengan pihak asing yang dilakukan di luar
kedua karakteristik tersebut dapat dikatakan kurang memberi manfaat secara optimal.
Kerjasama Luar Negeri Provinsi D.I. Yogyakarta
291
Untuk optimalisasi manfaat kerjasama Provinsi DIY dengan pihak asing, penulis mengajukan masukan sebagai
pertimbangan sebagai berikut: 1. Kerja sama DIY dengan pihak asing di masa mendatang
hendaknya dilakukan dengan Provinsi-provinsi Asing yang telah maju secara ekonomi kaya dan kerjasama dengan
institusi, FoundationsYayasan-yayasan atau universitas asing yang bergerak dalam bidang garap tertentu untuk
meraih dana-dana CSR mereka, ataupun untuk transfer teknologi, pelatihan dan tenaga kerja. Kerja sama dengan
pihak non-pemerintah di luar negeri harus didorong seba- nyak mungkin karena mereka justru lebih produktif dan
konkrit programnya.
2. Perlu penataan kelembagaan dan penyiapan SDM secara serius agar para pejabat yang menangani urusan kerja sama
dengan pihak asing ini memiliki kemampuan operasional dan konseptual secara professional sehingga mampu
mengimbangi kecakapan para birokrat dari pihak asing.
Referensi
Bunga Rampai Kerjasama Luar Negeri Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, Biro Kerjasama, SETDA, Provinsi
DIY, Tahun 2006 Laporan Keterangan Pertanggungjawaban LKPJ Gubernur
DIY Tahun 2008, Hal. VI-4-6, SETDA Provinsi DIY 2009. Laporan Keterangan Pertanggungjawaban LKPJ Gubernur
DIY Tahun 2010, Hal. VI-6-7, SETDA Provinsi DIY 2011. Laporan Keterangan Pertanggungjawaban LKPJ Gubernur
DIY Tahun 2011, Hal. VI-4-7, SETDA Provinsi DIY 2012.