152
PARADIPLOMACY Kerjasama Luar Negeri Oleh Pemda di Indonesia
protokol tambahan, konvensi internasional mengenai hak-hak sipil dan politik tahun 1966.
c. Protocol based on a framework. Protokol ini merupakan perangkat yang mengatur kewajiban-kewajiban khu-
sus dalam melaksanakan perjanjian induknya. Misal- nya, Protokol untuk mengubah beberapa perjanjian
internasional seperti Protocol of Amending the Agreement 1945, Conventions and Protocol on Nature in Drugs. Atau,
Protokol yang merupakan perlengkapan perjanjian sebelumnya seperti Protocol of 1967 Relating to the Status
of Refugees
yang merupakan pelengkap dari Convention of relating to the Status Refugees
.
128
6. Declaration deklarasi merupakan suatu perjanjian yang
berisikan pokok-pokok atau ketentuan-ketentuan umum saja, di mana pihak-pihak pada deklarasi tersebut berjanji
untuk melakukan kebijakan-kebijakan tertentu di masa yang akan datang. Menurut J.G. Starke deklarasi dapat di-
golongkan menjadi 4 macam, yakni deklarasi dalam artian perjanjian internasional yang sejati, yang mengikat para
pihak secara langsung, deklarasi sebagai suatu instrument tidak formal yang dilampirkan dalam dokumen perjanjian
internasional, deklarasi sebagai persetujuan informal, dan deklarasi yang dikeluarkan dalam sebuah konferensi in-
ternasional, biasanya sebagai sebuah resolusi penyelesaian masalah internasional. Contoh: Declaration of Human Rights
1947
.
7. Final Act merupakan suatu dokumen yang berisikan ring-
kasan laporan sidang dari suatu konferensi atau pertemuan internasional yang juga menyebutkan konverensi-konve-
rensi yang dihasilkan oleh konferensi tersebut dengan
128
Op.Cit., h t p:hikmatulula.lecture.ub.ac.id
Paradiplomasi dalam Hukum Perjanjian Internasional
153
kadang-kadang disertai anjuran atau harapan yang sekira- nya dianggap perlu. Contoh: Final Act General Agreement on
Tariff and Trade GATT 1974.
8. Agreed Minutes atau Summary Record atau Record of Dis-
cussion, merupakan suatu catatan kesepakatan semen tara diantara wakil-wakil lembaga pemerintah mengenai hasil
perundingan dalam pertemuan teknis. Contoh, Record of discussion between the republic of Indonesia- the Republic of The
Philippines Meeting on The Arrangement on The Utilization of Part of The Total Allowable Catch International The Indonesian
Exclusive Economic Zone.
9. Memorandum of Understanding, merupakan perjanjian
internasional yang sangat khas, karena Negara-negara yang menganut sistem Common Law berpandangan bahwa
MoU tidak bersifat mengikat atau non legal binding. Namun, pada praktek internasional, termasuk Indonesia, MoU me-
miliki daya ikat bagi para pihak. Damos Dumoli Agusman menyatakan;
‘The use of MOU is now so widespread. Many States may see the MOU as the more usual form, a treaty
agreement being used only when it cannot be avoided. The very word “treatyagreement” may come up with
fearsome of formalities. The MOU is less formal, easy to terminate, to amend and to withdraw. The use of MOU
to avoid complicating ratification requirement. Common Law system considers MOU’s as non-legal binding
documents. Indonesia’s Practices MOU; No significant differences to an Agreement in term of its legal binding.
MOU’s and Agreements might be interchangeably used for the same subject matters. MOU’s are not subject to
ratification simply because they are MOU. Documents
154
PARADIPLOMACY Kerjasama Luar Negeri Oleh Pemda di Indonesia
that less formal than MOU’s are exchange of notes, agreed minutes of the Meeting.’
129
10. Arrangement adalah suatu perjanjian yang mengatur pe-