Analisa Usaha Pengolahan Ikan

238 di tambak ini masih belum berkembang. Rata-rata usaha budidaya yang dilakukan adalah budidaya udang windu dan bandeng. Belum berkembangnya usaha budidaya tambak dikarenakan kurang tersedianya benih yang ada terutama benih udang windu. Adapun untuk lebih jelasnya mengenai analisa usaha budidaya ikan di tambak sebagaimana Tabel 25 berikut ini: Tabel 25. Analisa Usaha Budidaya Udang Semi Intensif di Kabupaten Pelalawan per keramba No Keterangan Jumlah Harga Rp Nilai Rp 1. Modal Tetap 300.000 ekorha 80 24.000.000 2. Benih Ikan 3.000 5.000 15.000.000 3. Pakan kg 6 500.000 3.000.000 4. Tenaga Kerja 5 orang x 6 bulan 500.000 15.000.000 5. Perawatan - - 500.000 Biaya Produksi 57.500.000 6. Pendapatan 2.000 kg 60.000 120.000.000

7. Keuntungan 62.500.000

Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Pelalawan, 2006

5.1.3 Analisa Usaha Pengolahan Ikan

Pengolahan ikan di Kabupaten Pelalawan sering identik dengan pengolahan ikan dengan cara di asap dan dikeringkan. Pengasapan ikan dan pengeringan ikan yang dilakukan oleh para nelayan masih bersifat tradisional dan bahan baku yang dibutuhkan masih tergantung kepada musim ikan. Adapun biaya-biaya yang dikeluarkan oleh usaha ikan asap meliputi biaya bahan baku, alat dan bahan pengasap, bahan bakar, dan tenaga kerja. Adapun untuk analisa usaha pengolahan ikan dapat dilihat pada Tabel 26 dan Tabel 27 di bawah ini. Tabel 26. Analisa Usaha Ikan Asap Secara Tradisional di Kabupaten Pelalawan per Kepala Keluarga Tradisional No Uraian Jumlah Harga Rp Nilai Rp 1. Bahan Baku 30 kg - 20.000 biaya tangkap 2. Alat Pengasapan 1 50.000 50.000 3. Bumbu-bumbu 1 3.000 3.000 4. Bahan Bakar 1 5.000 5.000 5. Tenaga Kerja - - - 6. Perawatan - - - Biaya Produksi 78.000 7. Pendapatan 9 kg 50.000 450.000 8 Keuntungan - - 372.000 Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Pelalawan, 2006 239 Tabel 27. Analisa Usaha Pengeringan Ikan Secara Tradisional di Kabupaten Pelalawan per Kepala Keluarga Lomek Kering Udang Pukul No Keterangan Jumlah Harga Rp Nilai Rp Jumlah Harga Rp Nilai Rp 1. Bahan Baku 600 gr - 100.000 biaya Tangkap 450 gr - 100.000 biaya Tangkap 2. Proses Pengolahan bahan dan alat 1 - 20.000 1 - 50.000 3. Bahan Bakar 1 - - 1 - 50.000 4. Tenaga Kerja - - - - - - 5. Perawatan - - 50.000 - - 50.000 Biaya Produksi 170.000 250.000 6. Pendapatan 30 13.000 390.000 30 30.000 900.000 7. Keuntungan 220.000 650.000 Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Pelalawan, 2006 Berdasarkan analisis usaha yang telah dilakukan, diketahui bahwa usaha- usaha perikanan di Kabupaten Pelalawan semuanya menguntungkan, baik untuk usaha perikanan tangkap, budidaya, maupun usaha pengolahan. Namun di antara ketiga usaha tersebut yang menghasilkan keuntungan paling besar adalah usaha budidaya perikanan, terutama budidaya ikan tambak. Hal ini ditunjukkan oleh keuntungan yang diperoleh per keramba per hektarnya, yaitu mencapai 62.500.000,-. Namun potensi budidaya tambak masih belum termanfaatkan secara optimal. Belum berkembangnya usaha budidaya tambak dikarenakan kurang tersedianya benih yang ada, terutama benih udang windu. Adapun usaha sub sektor perikanan yang memiliki nilai potensial ekonomi adalah usaha perikanan tangkap karena operasionalnya tidak membutuhkan atribut modal yang relatif besar. Oleh karena itu, pengembangan wilayah pesisir dengan prioritas utama usaha perikanan tangkap sangat sesuai mengingat sebagian besar masyarakat pesisir masih tergolong masyarakat miskin. 240

5.2 Peluang Investasi Pengelolaan Sumberdaya Perikanan Di Kabupaten

Pelalawan 5.2.1 Analisis Peluang Investasi Berdasarkan Location Quotient Sektoral Investasi merupakan suatu modal atau sarana dalam memfasilitasi pertumbuhan ekonomi khususnya di daerah. Proses pemikirannya adalah bahwa dengan tingkat investasi yang berkesinambungan di daerah melalui pemberian insentif akan memacu pertumbuhan ekonomi dengan menghasilkan efek multiplier yang mendorong peningkatan lapangan kerja dan pendapatan masyarakat. Setiap daerah atau wilayah mempunyai beberapa sektor atau komoditas yang dapat mengembangkan daerah atau wilayah tersebut, namun kemampuan setiap sektor tersebut tentu berbeda-beda, biasanya sektor yang mempunyai potensi supply dan demand yang besar dan berorientasi pada pasar ekspor baik keluar daerah, antar pulau, maupun ke pasar luar negeri dengan intensitas perdagangan yang stabil, selalu mempunyai keunggulan komparatif dan kempetitif yang tinggi. Indikator kontribusi sektorsub sektor dalam PDRB di atas belum menjadi cerminan sektorsub sektor tersebut unggulan dalam perekonomian daerah Kabupaten Pelalawan, untuk itu maka data kontribusi PDRB di atas kemudian dianalisis dengan menggunakan metode Location Quotient LQ untuk mengetahui sektorsub sektor yang mempunyai keunggulan komparatif di Kabupaten Pelalawan. Analisis ini menggunakan data PDRB Kabupaten Pelalawan pada tiga titik waktu yaitu pada tahun 2003, 2004 dan 2005. Berdasarkan hasil analisis LQ, sektor yang ada di PDRB Kabupaten Pelalawan pada tahun 2004, hanya terdapat tiga sektor yang mempunyai keunggulan komparatif, hal ini karena ketiga sektor tersebut memiliki nilai indeks LQ lebih besar dari satu, yaitu sektor pertanian, sektor perdagangan, hotel dan restoran serta sektor pengangkutan dan komunikasi. Sedangkan apabila dirinci secara sub sektor, terdapat 13 tiga belas sub sektor yang mempunyai keunggulan komparatif pada Tabel 32 di bawah. Selanjutnya hasil analisis LQ pada sub sektor basis pada tahun 2005, ternyata tidak jauh berbeda dengan tahun 2004. Dari 13 tiga belas sub sektor