Analisis Location Quotient LQ Analisis Multi Criteria Decision Making MCDM untuk Penentuan

182 Pelalawan yang selanjutnya akan dikemukakan alternatif pemecahan yang mungkin dapat diterapkan di wilayah pesisir Kabupaten Pelalawan. Aspek pasar juga sangat penting bagi kehidupan nelayan Kabupaten Pelalawan, terutama untuk menjual hasil penangkapan dan usaha perikanan lainnya. Kebanyakan hasil usaha dan hasil olahan ikannya tidak dijual langsung tetapi melalui para tengkulak, namun untuk ikan segar para nelayan langsung menjual ikan hasil usahanya langsung ke konsumen dengan berjualan di pasar. Masuknya produk-produk hasil olahan ikan atau produk ikan segar dari daerah lain memberikan daya saing semakin tinggi, kalahnya kualitas produk membuat para nelayan Kabupaten Pelalawan susah untuk memasarkan atau menjual hasil usahanya. Berdasarkan data yang diperoleh nantinya akan di analisis sehingga didapatkan alternatif pemecahan masalah yang dihadapi oleh para nelayan di wilayah pesisir Kabupaten Pelalawan. Analisis ini dimaksudkan untuk mengetahui tingkat usaha secara ekonomi yang telah dikembangkan di wilayah pesisir. Analisis usaha ini meliputi beberapa analisis yaitu : 1. Analisis usaha budidaya 2. Analisis usaha tangkapan 3. Analisis usaha pengolahan Analisis-analisis tersebut diperlukan untuk memberikan gambaran kondisi ekonomi dari suatu usaha apakah memberikan keuntungan atau kerugian. jadi, analisis-analisis tersebut melihat komponen biaya investasi maupun operasional dan penerimaan, sehingga dari selisih kedua komponen tersebut dapat diketahui apakah usaha-usaha tersebut memberikan keuntungan atau tidak. Dengan diketahuinya besaran ekonomi dalam usaha di wilayah pesisir tersebut, nantinya dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan.

3.4.2 Analisis Location Quotient LQ

Langkah pertama yang dilakukan dalam analisis LQ adalah menentukan sektor apa saja di wilayah pesisir yang potensial sebagai sektor basis. Pengukuran tidak langsung digunakan metode LQ yaitu perbandingan kontribusi pangan usahasektor di wilayah pesisir menjadi pendapatan secara keseluruhan. PDRB 183 Kabupaten Pelalawan sebagai sumber analisis LQ berdasarkan pendapatan sektor ekonominya dan sebaran tenaga kerja pada sektor dan sub sektor. Pengukuran statistik diukur secara time series pada 3 tiga titik waktu, yaitu tahun 2003, 2004 dan 2005. Persamaan dari LQ yang digunakan adalah : t i t i V V V V LQ = Dimana : vi = Pendapatan tenaga kerja sektor i pada tingkat kecamatan vt = Pendapatan tenaga kerja total kabupaten Vi = Pendapatan tenaga kerja sektor i pada tingkat provinsi Vt = Pendapatan tenaga kerja total provinsi Apabila LQ suatu sektor ≥ 1, maka sektor tersebut merupakan sektor basis.Penentuan sektor basis berdasarkan hasil persamaan LQ disetiap titik waktu yang konsisten, bukan hanya ditentukan oleh standar indeks pada reratanya. Sedangkan bila LQ 1, maka sektor tersebut merupakan sektor non basis. Langkah-langkah yang dilakukan dalam menentukan LQ adalah : a. Mendata semua sektor yang ada. b. Mencari jumlah pendapatan yang dihasilkan oleh sektor di Kabupaten Pelalawan dan Provinsi Riau. c. Mencari jumlah pendapatan di Kabupaten Pelalawan dan Provinsi Riau. d. Melakukan perhitungan dengan rumus yang ada.

3.4.3 Analisis Multi Criteria Decision Making MCDM untuk Penentuan

Alternatif Pembangunan dan Pengembangan Wilayah Pesisir Pendekatan MCDM mulai dikembangkan untuk mengakomodir berbagai kriteria yang dihadapi dan relevan dalam pengambilan keputusan, tanpa harus mengkonversikan kepengukuran moneter dan proses normalisasi. MCDM digunakan untuk menentukan prioritas dalam mengembangkan wilayah pesisir di Kabupaten Pelalawan dengan mempertimbangkan kondisi ekonomi, sosial dan 184 ekologi yang menjadi karakteristik kawasan pesisir di Kabupaten Pelalawan pada wilayah Kecamatan Teluk Meranti dan Kuala Kampar. Analisis MCDM ini digunakan pada penelitian ini berdasarkan pernyataan Jankowski 1990 dalam Subandar 2002 bahwa kebanyakan permasalahan pengambilan keputusan, pemberian nilai pada masing-masing kriteria mengekspresikan perkiraan dan dampak yang diadopsi dari alternatif yang sudah ada. Akibatnya, keputusan yang diambil cenderung tidak tepat, tidak pasti, tidak konsisten dan tidak akurat. Dalam MCDM ini ditentukan beberapa kriteria sebagai berikut : 1. Kriteria Ekonomi : terdiri dari sub kriteria pendapatan, sumber modal dan akses pasar. 2. Kriteria Sosial Budaya : terdiri dari sub kriteria persepsi masyarakat terhadap perikanan tangkap, konflik antar nelayan, penyerapan tenaga kerja dan partisifasi masyarakat nelayan. 3. Kriteria Ekologi : terdiri dari sub kriteria ketersediaan stok dan pencemaran. 4. Kriteria Kelembagaan : terdiri dari sub kriteria lembaga lokal ; peran kelembagaan dan efektivitas kelembagaan. Analisis Multi Criteria Decision Making MCDM dilakukan dengan menggunakan Software PRIME Preference Ratios In Multiattribute Evaluation. Perangkat lunak ini Ahti A. Salo and Raimo P. Hämäläinen dari Helsinki University of Technology Gustaffson, et all, 1999. Adapun prosedur kerja software ini dapat dilihat pada Gambar 2. 185 Gambar 2. Diagram Alir Prosedur Kerja Software PRIME Prosedur kerja PRIME dimulai dengan menentukan tujuan yang ingin dicapai, yaitu membuat rancangan program strategi pengembangan wilayah pesisir. Setelah itu dilakukan identifikasi atribut yang berpengaruh terhadap pencapaian tujuan. Dalam penelitian ini atribut-atribut tersebut meliputi aspek ekonomi, sosial, ekologi, dan kelembagaan. Dari atribut-atribut tersebut ditentukan alternatif pemanfaatan yang kemudian dilakukan pembobotan weighted secara komprehensif, sehingga dapat ditentukan alternatif yang terbaik. START Menentukan tujuan Mengidentifikasi atribut Mengidentifikasi alternatif Pembobotan Menentukan alternatif terbaik - Value Tree Window Alternative Window Preference Information Window Value Intervals, Weights, Dominance, and Decision Rules i d END Ekuifalen PRIME Decision Prosedur 186

3.4.4 Tahap Kegiatan dalam Penelitian