229
Tabel 18. Jumlah Sarana Ibadah Menurut Kecamatan di Wilayah Pesisir Kabupaten Pelalawan Tahun 2003
No Kecamatan Mesjid Mushalla Gereja Lainnya 1 Kuala
Kampar 36
32 -
1 2
Teluk Meranti 25
4 -
1 Jumlah 61
36 -
1 Kabupaten Pelalawan
253 296
25 1
Sumber: Kecamatan Dalam Angka, 2003
4.9.8 Kesehatan Masyarakat
Sarana kesehatan merupakan salah satu faktor yang dapat digunakan untuk melihat tingkat kesehatan masyarakat, disamping adanya kesadaran masyarakat
untuk hidup sehat. Sarana kesehatan yang tersedia di wilayah pesisir Kabupaten Pelalawan berupa Puskesmas, Puskesmas Pembantu, Posyandu yang didukung
oleh tenaga medis seperti Dokter, Bidan dan Perawat. Adapun lebih jelasnya dapat di lihat pada Tabel 19 di bawah ini:
Tabel 19. Jumlah Sarana Kesehatan dan Tenaga Kesehatan Menurut Kecamatan di wilayah Pesisir Kabupaten Pelalawan Tahun 2003
No Kecamatan Puskesmas Pustu
Posyandu Dokter Bidan Perawat
1 Kuala Kampar
1 3
31 2
3 8
2 Teluk Meranti
1 2
14 2
5 2
Jumlah 2 5
45 4
8 10
Kab. Pelalawan 11
21 183
21 75
49 Sumber: Kecamatan Dalam Angka, 2003
Dari Tabel 19 di atas terlihat jumlah tenaga medis Dokter dan Bidan yang bisa memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat di wilayah ini
sebanyak 12 orang. Jika dilihat rasio penduduk dengan jumlah tenaga pelayan kesehatan maka rasionya adalah 1 : 2.835 artinya seorang dokter atau bidan secara
rata-rata akan melayani masyarakat sebanyak 2.835 orang.
230
4.9.9 Kemiskinan Penduduk
Tingkat kemiskinan merupakan salah satu permasalahan utama yang dihadapi oleh negara berkembang seperti Indonesia. Tingkat kemiskinan
Indonesia yang mencapai 39,4 berdasarkan Badan Pusat Statistik tahun 2006, tingkat kemiskinan tersebut merupakan salah satu kendala dalam percepatan
pembangunan bangsa. Kemiskinan yang terjadi Indonesia meliputi dua tempat yaitu kemiskinan di perkotaan dan kemiskinan di pedesaan. Walaupun demikian
kedua kemiskinan tersebut mesti ditangani terlebih dahulu agar pembangunan bangsa cepat tercapai.
Kabupaten Pelalawan yang merupakan kabupaten pemekaran yang baru, kemiskinan penduduk menjadikan fokus utama dalam penanganannya.
Berdasarkan data yang dihimpun oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Riau tahun 2004 didapatkan bahwa jumlah penduduk miskin dan rumah
tangga miskin di Kabupaten Pelalawan sebagai berikut:
Tabel 20. Jumlah Penduduk Miskin di Provinsi Riau
KabupatenKo ta
Jumlah RT
2004 Jumlah
Penduduk 2004
Jumlah RT
Miskin 2004
Jumlah Pendudu
k Miskin 2004
Presentas e RT
Miskin 2004
Persentas e
Pendudu k Miskin
2004 Kuantan
Singingi 56.923 243.768
16.764 66.920
29,45 27,45
Indragiri Hulu 65.793
296.712 21.340
93.297 32,44
31,44 Indragiri Hilir
136.38 5
624.450 46.235
199.497 33,90 31,95
Pelalawan 51.320 220.887
10.064 40.631
19,61 18,39
Siak 64.127 286.245
13.331 62.715
20,79 21,91
Kampar 113.92 1
532.493 30.626
122.504 26,88 23,01
Rokan Hulu 76.492
340.732 17.878
71.006 23,37
20,84 Bengkalis 126.08
1 637.103
29.617 140.463
23,49 22,02
231
Rokan Hilir 92.296
440.894 21.155
95.932 22,92
21,76 Pekanbaru 148.53
2 704.517
16.158 76.841
10,88 10,91
Dumai 45.518 215.783
8.340 38.515
18,36 17,85
Propinsi Riau 977.28
8 4.543.584
231.50 8
1.008.32 1
23,68 22,91
Sumber: Pendapatan PendudukKeluarga Miskin Provinsi Riau - Balitbang Provinsi Riau, 2004
Catatan: kegiatan di Siak dan Kampar telah dilakukan pada TA 2003 dengan biaya Pemda setempat
jumlah penduduk Kab.Siak berasal dari Registrasi Penduduk, semester Kab.Kota lain dari P4B
Berdasarkan data di atas didapatkan bahwa Kabupaten Pelalawan tingkat kemiskinan masih relatif lebih baik bila dibandingkan dengan Kabupaten lainnya
di Provinsi Riau, namun demikian tingkat kemiskinan penduduk yang sebesar 18,39 perlu terus diturunkan agar tercapainya kesejahteraan masyarakat yang
merata. Sedangkan tingkat kemiskinan Kabupaten Pelalawan bila dilihat pada Tabel 21 berdasarkan kecamatan yang ada di Kabupaten Pelalawan adalah sebagai
berikut:
Tabel 21. Jumlah Penduduk Miskin di Kabupaten Pelalawan
Kecamatan Jumlah
RT Miskin
Jumlah Penduduk
Miskin Jumlah
RT Jumlah
Penduduk Persentase
RT Miskin
Presentase Penduduk
Miskin Langgam
638 2.258 3.021
13.301 17,81 16,98
Pangkalan Kerinci
1.695 7.230 13.000
55.902 12,96 12,93
Pangkalan Kuras
1.046 4.126 8.078
32.896 12,95 12,54
Ukui 1.421 5.594
4.983 21.971
28,52 25,46 Pangkalan
Lesung 807 2.954
4.754 18.548
16,98 15,83 Bunut
1.507 5.768 4.733
19.203 31,84 30,04
Pelalawan 592 2.386
2.745 10.917
21,57 21,86 Kuala
Kampar 939 4.213
3.748 18.028
25,05 23,37 Kerumutan
698 2.723 3.326
13.638 20,99 19,97
Teluk Meranti
10.064 40.631 51.320
220.887 19,61 18,39
Sumber: Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Riau, 2004
232
Bila dilihat dari tingkat kecamatan maka diperoleh data bahwa Kecamatan Kuala Kampar menempati posisi ketiga setelah Kecamatan Bunut dan Kecamatan
Ukui, dimana besar presentase rumah tangga miskin Kecamatan Kuala Kampar sebesar 25,05 . Sedangkan Kecamatan Teluk Meranti prosentase kemiskinan
rumah tangganya mencapai 19,61 . Besarnya prosentase tingkat kemiskinan dibandingkan dengan potensi sumberdaya alam pesisir di kedua kecamatan
tersebut sangat timpang, dimana potensi sumberdaya alam yang dimiliki sangat besar namun belum termanfaatkan. Saat ini perlu perhatian serius dalam
pengelolaan sumberdaya alam yang ada sehingga dapat dimanfaatkan untuk kesejahteraan masyarakat.
233
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1. Analisa Deskriptif Program Pembangunan dan Pengembangan Wilayah Pesisir di Kabupaten Pelalawan
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan dan disertai dengan analisis-analisisnya, maka akan memberikan suatu gambaran bahwa wilayah
pesisir yang berada di Kabupaten Pelalawan merupakan wilayah yang memiliki potensi sumberdaya bidang perikanan yang cukup besar, terutama jika dikaitkan
dengan sumberdaya alam SDA dan sumberdaya manusia SDM. Adanya wilayah pesisir yang berada di kawasan bagian timur Kabupaten Pelalawan
merupakan potensi khas yang tidak dimiliki oleh daerah lainnya di Indonesia. Melihat potensi dan kondisi perikanan Kabupaten Pelalawan, maka upaya
pengembangan perikanan, khususnya perikanan laut dan tambak perlu mendapatkan prioritas utama, sehingga dapat dikembangkan lebih jauh lagi untuk
peningkatan kesejahteraan masyarakat di kawasan pesisir. Agar sektor perikanan menjadi sektor unggulan dalam perekonomian di Kabupaten Pelalawan, maka
diperlukan suatu kebijakan perencanaan pembangunan yang bersifat integrasi antar institusi pemerintahan dan sektor pembangunan. Menurut Ratna T.S 2003
untuk mendapatkan hasil yang baik dalam penyusunan perencanaan pembangunan harus mengandung unsur-unsur pokok pembangunan yaitu kebijakan dasar,
kerangka rencana makro, sumber pembiayaan, uraian kebijakan yang konsisten, program investasi dan rencana sasaran dan administrasi pembangunan yang
mendukung. Dari hasil pengamatan juga didapatkan bahwa potensi bidang budidaya
tambak masih belum termanfaat secara optimal ini terlihat dari luas potensi pengembangan tambak yang belum termanfaatkan dengan baik. Di bidang
perikanan tangkap juga demikian, pemanfaatan yang masih sangat rendah masih perlu peningkatan terutama dalam peningkatan kapasitas sarana dan prasarana
untuk menunjang kegiatan penangkapan di kawasan pesisir Kabupaten Pelalawan. Berdasarkan rencana pembangunan perikanan dan kelautan Kabupaten
Pelalawan, terlihat bahwa rencana pembangunan telah mengandung kebijakan dasar. Kebijakan dasar pembangunan perikanan adalah meningkatkan mutu,
234
intensifikasi usaha, mengembangkan kelembagaan dan ilmu dan teknologi. Untuk melaksanakan kebijakan tersebut program yang disusun adalah mengadakan
bimbingan dan penyuluhan, penyediaan sarana dan prasarana, peningkatan produksi, menyiapkan ketersediaan data, dan monitoring sumberdaya.
Pengkajian yang harus dilakukan secara khusus oleh Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Pelalawan dalam pelaksanaan tujuan mengembangkan
kawasan perikanan dan kelautan sebagai sentra produksi perikanan guna pengembangan bisnis perikanan dan kelautan land, sea and marine bisnis, hal
ini sangat berkaitan dengan keberadaan hutan magrove yang kemungkinan akan terkonversi dengan keberadaan tambak dan sebagainya. Menurut Fahrudin 1996
perubahan pemanfaatan lahan pesisir yang berhutan magrove untuk tambak hanya akan menguntungkan bila teknik budidaya yang digunakan adalah tambak
intensif, tetapi sistem ini membutuhkan modal yang sangat besar. Seluruh kegiatan pada tahun 2007 yang dianggap strategis oleh Dinas
Perikanan dan Kelautan Kabupaten Pelalawan untuk tercapainya tujuan dan sasaran di danai dari anggaran pembangunan yang dialokasikan untuk 36 tiga
puluh enam kegiatan pembangunan terdiri dari 17 kegiatan wajib Satuan Kerja Pemerintah Daerah SKPD dan 19 kegiatan pilihan SKPD sesuai dengan
Permendagri Nomor 13 Tahun 2006. Pada pengganggaran tahun 2007 untuk alokasi dana untuk kegiatan sebesar Rp.3.594.866.145,00.
5.1.1 Analisa Usaha Perikanan Tangkap