Program Pembangunan Perikanan Keadaan Wilayah Pesisir

212 ketiga negara tetangga peserta KERS, memungkinkan Provinsi Riau terlibat baik pada KERS IMS – GT maupun IMT – GT. Kebijakan KESR IMS – GT dan IMT – GT di wilayah Provinsi Riau diarahkan pada upaya-upaya sebagai berikut : A. Meningkatkan keterkaitan dan keterpaduan dalam penyusunan program- program KESR, meliputi, keterkaitan dan keterpaduan antar sektor, antar lembaga, inter dan intra wilayah, pendanaan dan penjadwalan, serta “link and match dengan program dari negaraprovinsi lain. B. Merumuskan kembali konsep keterkaitan dan keterpaduan program KESR antar provinsi terkait sehingga terwujud kesepakatan dalam bentuk dokumen kerja program KESR. C. Melanjutkan upaya-upaya deregulasi dan debirokratisasi secara menyeluruh dengan memperbesar peran pemerintah daerah dalam kerangka otonomi daerah. D. Melakukan pendataan yang akurat menyangkut potensi dan peluang kerjasama yang ada disetiap Provinsi terkait, untuk ditawarkan kepada dunia usaha di negara lain peserta KESR. E. Menerbitkan perangkat hukum dan peraturan pelaksanaannya di daerah untuk mendukung pelaksanaan program KESR, utamanya yang berkaitan perijinan pemanfaatan lahan. F. Meningkatkan upaya-upaya promosi investasi dan informasi kebijakan penanaman modal di provinsi terkait melalui sistem jaringan komunikasi internet dan sistem promosi terpadu.

4.6. Program Pembangunan Perikanan

Seiring dengan permasalahan untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat, pertumbuhan penduduk yang tinggi yang jauh di atas pertumbuhan ekonominya, membuat Kabupaten Pelalawan meningkatkan semua potensi alam yang dimiliki untuk dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Potensi perikanan di Kabupaten Pelalawan yang memiliki peluang untuk terus dikembangkan, maka sesuai dengan tujuan dari pada Revitalisasi Pertanian, Perikanan dan Kehutanan RPPK Indonesia tahun 2005 yang memiliki kebijakan dan strategis umum adalah untuk : 213 1. Pengurangan kemiskinan dan kegureman pertanian, perikanan dan kehutanan. 2. Peningkatan dayasaing, produktivitas, nilai tambah dan kemandirian produksi dan distribusi pertanian, perikanan dan kehutanan. 3. Pelestarian dan pemanfaatan lingkungan hidup dan sumberdaya alam secara berkelanjutan. Dalam penerapan di Kabupaten Pelalawan, Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Pelalawan merumuskan RPPK dalam Visi dan Misi Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Pelalawan. Adapun visi dari Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Pelalawan sebagai berikut : ”Menjadikan Perikanan dan Kelautan Penggerak Ekonomi Masyarakat Petani dan Nelayan yang Maju dan Unggul Tahun 2030” Agar terwujudnya visi yang telah di tetapkan maka diperlukan misi untuk merealisasikan visi tersebut, dalam hal ini Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Pelalawan memiliki Misi sebagai berikut : 1. Meningkatkan kualitas dan kuantitas aparatur, masyarakat perikanan dan kelautan. 2. Meningkatkan pengelolaan sumberdaya perikanan dan kelautan yang lestari. 3. Meningkatkan infrastruktur perikanan dan kelautan. 4. Meningkatkan pelayanan, promosi dan kemitraan usaha perikanan dan kelautan. 5. Menciptakan industri perikanan yang berbasis pedesaan.

4.7. Lingkungan Strategis yang Berpengaruh

Dalam mewujudkan pencapaian misi dari Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Pelalawan tidak terlepas dari pada pengaruh pembangunan aspek-aspek lainnya seperti pembangunan sarana dan prasarana pemukiman baik pembangunan jalan, peningkatan sarana dan prasarana transportasi darat dan laut guna memudahkan pengangkutan hasil produksi perikanan yang berasal dari hasil tangkapan, budidaya maupun olahan. Informasi peluang pasar dari instansi terkait dan promosi produksi perikanan untuk menarik minat investor dalam dan luar negeri sangat menunjang dalam pencapaian perwujudan misi kabupaten dan Dinas Perikanan dan Kelautan 214 Kabupaten Pelalawan. Disamping itu pembangunan di bidang perikanan dan sektor pertanian secara terpadu dengan adanya keserasian penggunaan lahan akan dapat menciptakan suatu keterpaduan antara sub sektor yang bergerak di bidang pertanian secara umum. Sehingga setiap lingkungan strategis yang berpengaruh dalam pencapaian perwujudan dari misi kabupaten tidak terlepas dari peran serta masing-masing sub sektor pembangunan.

4.7.1 Tujuan dan Sasaran

Agar Visi dan Misi dari Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Pelalawan terwujud dan terarah dan lebih nyata, maka dibuatlah tujuan dan sasaran dari pada pembangunan perikanan Kabupaten Pelalawan yang sudah tercantum dalam Visi dan Misi Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Pelalawan. Tujuan yang ditetapkan tidak terlepas dari pada faktor-faktor penentu keberhasilan, oleh sebab itu Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Pelalawan telah memperhitungkan kekuatan, kelemahan serta segala sumberdaya yang menjadi peluang sekaligus ancaman. Adapun tujuan yang telah ditetapkan oleh Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Pelalawan sesuai misi yang telah ditetapkan sebelumnya, sebagai berikut : a. Meningkatkan pembangunan perikanan dalam rangka ekspor pengembangan industri pengolahan dan pemanfaatan sumberdaya secara efisien dan efektif serta peningkatan pendapatan petani nelayan. b. Mengembangkan kawasan perikanan dan kelautan sebagai kawasan sentra produksi perikanan guna pengembangan bisnis perikanan dan kelautan Land, Sea and Marine Bisnis. c. Meningkatkan pembangunan perikanan dan kelautan semaksimal mungkin dengan pendayagunaan potensi kelautan guna kesejahteraan masyarakat melalui kegiatan-kegiatan perikanan, budidaya pantai dan pariwisata. d. Mengembangkan kegiatan budidaya perikanan baik kolam, keramba dan tambak yang memiliki potensi perikanan dan kelautan. e. Inventarisasi dan pengembangan potensi perikanan dan kelautan yang terintegrasi dengan sektor pembangunan lain. 215 f. Mendorong investasi pada usaha yang terkait dengan perikanan dan kelautan untuk meningkatkan kesempatan kerja, peningkatan devisa dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. g. Mendorong pendayagunaan daerah pantai dan wilayah laut dengan tanpa merusak kelestarian lingkungan hidup. h. Meminimalisir dampak negatip dari eksploitasi sungai, danau dan laut untuk menjaga kelestarian sumberdaya yang ada dan mempertahankan ekosistemnya, seperti biota sungai, danau dan laut potensial lainnya. Sedangkan sasaran yang telah ditetapkan oleh Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Pelalawan sebagai berikut : a. Peningkatan produksi perikanan dan kelautan dengan mengedepankan pengembangan budidaya perikanan dan optimalisasi penangkapan di Laut Cina Selatan. b. Pengentasan kemiskinan rumah tangga perikanan melalui perbaikan pendapatan dan peningkatan lapangan kerja dalam bidang perikanan dan kelautan. c. Peningkatan kualitas sumberdaya manusia dalam penguasaan teknologi melalui pendidikan formal, non formal dan penyuluhan. d. Peningkatan pemanfaatan sumberdaya perikanan dan kelautan secara lestari dan berkelanjutan melalui pengelolaan dan pengawasan sumberdaya alam dan lingkungan. e. Peningkatan sarana dan prasarana perikanan serta faktor penunjang produksi hasil perikanan dan kelautan.

4.7.2 Strategi untuk Mencapai Tujuan dan Sasaran

Strategi untuk mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan oleh Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Pelalawan merupakan rencana yang menyeluruh dan terpadu, meliputi penetapan kebijakan, program dan kegiatan di lapangan dengan mempertimbangkan sumberdaya organisasi serta keadaan lingkungan yang dihadapi yang akan dilakukan setiap tahun dalam kurun waktu 5 lima tahun kedepan. 216 Kebijakan program dan kegiatan yang direncanakan oleh Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Pelalawan tahun 2007 difokuskan pada : 1. Menyelenggarakan bimbingan dan penyuluhan terhadap aparatur dan pembudidaya ikannelayan. 2. Menyelenggarakan peningkatan usaha perikanan melalui sektor penangkapan, pengolahan ikan, budidaya kolam, keramba dan tambak. 3. Menyediakan sarana dan prasarana usaha perikanan. 4. Melaksanakan pembinaan usaha, promosi dan menjalin kerjasama dengan mitra usaha. 5. Memberikan kemudahan perijinan usaha perikanan. 6. Meningkatkan ketersediaan data dan informasi di bidang perikanan dan kelautan yang diperlukan baik oleh masyarakat perikanan maupun masyarakat umum. 7. Melaksanakan pengawasan dan pemanfaatan sumberdaya perikanan dan kelautan secara berkelanjutan dan lestari.

4.7.3 Pokok-Pokok Kegiatan Program dan Proyek

Adapun program yang telah ditetapkan oleh Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Pelalawan tahun 2007 antara lain. 1. Program pengembangan budidaya perikanan. 2. Program pemberdayaan ekonomi masyarakat pesisir. 3. Program pengembangan sistem penyuluhan. 4. Program pemberdayaan masyarakat dalam pengawasan dan pengendalian sumberdaya kelautan. Sedangkan kegiatan yang akan dilaksanakan tahun 2007 antara lain : 1. Pendistribusian sarana produksi perikanan budidaya SAPRODI. 2. Pembinaan Unit Pelayanan Pengembangan UPP. 3. Pembinaan kelompok ekonomi masyarakat pesisir. 4. Pelatihan teknis sumberdaya perikanan. 5. Pengawasan sumberdaya perikanan dan kelautan. 6. Pembentukan kelompok masyarakat swakarsa pengamanan sumberdaya kelautan. 217 7. Pengadaan alat-alat laboratorium perikanan. 8. Pengembangan bibit ikan unggul. 9. Peningkatan operasional tambak percontohan Dinas. 10. Operasional Unit Pelaksana Teknis UPT Dinas.

4.8. Keadaan Wilayah Pesisir

Wilayah pesisir di Kabupaten Pelalawan berada di 2 dua kecamatan yaitu Kecamatan Kuala Kampar dan Kecamatan Teluk Meranti. Adapun pemanfaatan kawasan pesisir di Kabupaten Pelalawan meliputi kawasan permukiman, pertambakan dan kawasan hutan magrove. Morfologi daratan pantainya terdiri dari pasir bercampur lumpur dan bahan organik, pada umumnya kawasan ini merupakan dataran rawa gambut, dataran aluvium sungai dengan daerah dataran banjirnya. Dataran ini dibentuk oleh endapan aluvium muda dan aluvium tua yang terdiri dari endapan pasir, danau, lempung, sisa tumbuhan dan gambut. Pesisir pantai di Kabupaten Pelalawan terdapat satu muara sungai yaitu Sungai Kampar. Sungai Kampar merupakan sungai yang cukup besar dan menghasilkan sedimentasi yang memberikan perngaruh terhadap kondisi wilayah pesisir. Keadaan perairan berdasarkan parameter fisik hasil penelitian Bappeda Kabupaten Pelalawan 2005 didapatkan gejala alam yang khas yang dikenal dengan Bono. Bono terjadi akibat adanya pasang air laut yang datang secara mendadak dalam waktu yang singkat dan bergerak dari arah laut menuju muara Sungai Kampar dan masuk ke aliran sungai kampar melewati kota-kota kecil di sepanjang Sungai Kampar dan biasanya berakhir di kota Teluk Meranti. Bono terjadi pada pasang harian, yaitu pada jam 12 siang atau jam 12 malam yang ketinggiannya mencapai 1,5 meter, akan tetapi apabila terjadi pasang besar maka ketinggiannya dapat mencapai 3 meter. Daerah genangan banjir akibat Bono ini dapat mencapai beberapa ratus meter dari arah pesisir sungai ke arah daratan. Derasnya air yang mengalir masuk ke Sungai Kampar tidak dapat tertampung karena dangkalnya sungai di wilayah hulu Pulau Muda hingga Teluk Meranti. Kedangkalan wilayah ini menyebabkan terjadinya gelombang besar mendadak akibat luapan pasang dari arah Kuala Kampar. Bono terjadi di wilayah 218 Sungai Kampar dari Tanjung Pandak Pulau Muda, Tanjung PebilahanTanjung Pulai, Sei Serkap, Sei Turip, Tanjung Sendok Tanjung Pebayang, Tanjung Sialang Teluk Jibun, Tanjung Kempas, Tanjung Sepetir Sei Kutub. Peristiwa Bono dapat diperkirakan dengan perhitungan tahun Hijriah, pola pasang surut dan musim angin di kawasan tersebut. Misalnya pada saat pasang dan musim angin bertiup dari arah utara maka gelombang Bono dapat mencapai ketinggian 3 meter. Berdasarkan pengamatan terhadap parameter kimia menunjukkan salinitas 30 00 . Salinitas menggambarkan kandungan garam dalam air suatu perairan, yang umumnya disebabkan oleh ion natrium Na, Kalium K, Kalsium Ca, Magnesium Mg, Klorit Cl, Sulfat SO 4 dan Bikarbonat HCO 3 . Kandungan oksigen rata-rata sebesar 4,8 mll. Kadar oksigen terlarut dihasilkan oleh adanya proses fotosintesis dari fitoplanton. Derajat keasaman atau pH sebesar 7,1 yang merupakan gambaran dari jumlah atau aktivitas ion hidrogen dalam perairan. Nilai pH yang berada dalam kisaran 7-9 ini menunjukkan bahwa pengamatan dilakukan di perairan payau, karena pH perairan laut mencapai 8,0-8,5. kandungan pospat nitrat adalah 0,85 μ gAPO 4 -PI dan 1,6 μ gAPO 4 -PI. Pengamatan terhadap Pospat dan Nitrat diperlukan untuk mengetahui ketersediaan nutrien perairan, yang menjadi faktor penting dalam menentukan tingkat kesuburan perairan. Formasi hutan mangrove yang ada di pesisir Kabupaten Pelalawan didominasi oleh jenis koloni bakau hitam Rhizophora mucronata, meskipun demikian juga terdapat bakau putih Rhizophora apiculata. Selain kedua jenis tersebut juga terdapat koloni tumbuhan api-api Avicennia sp, tumbuhan tanjang Bruguiera gymnorrhiza, koloni tumbuhan tenggar Ceriops tagal, dan terdapat pula koloni tumbuhan pedada atau umum disebut perepat Sonneratia sp.. Secara langsung atau tidak langsung, hutan bakau melindungi dan menyediakan makanan bagi berbagai komunitas binatang, termasuk burung-burung pantai dan banyak organisme laut. 219 4.9. Keadaan Umum Perikanan 4.9.1 Budidaya Tambak Tambak