202
besar yang berumur ratusan tahun yang membuat suasana menjadi lebih sejuk sambil menikmati ikan bakar sebagai hasil dari memancing di
sungai. Dinamai Kolam Tajwid, konon kabarnya karena bentuk dari kolam ini seperti tanda tajwid menurut aksara arab. Sedangkan kepemilikan
kolam ini dipegang oleh masyarakat adat. Dimana setiap kegiatan penangkapan ikan di kolam ini haruslah seijin dari pucuk adat, selanjutnya
hasil tangkapan tersebut akan dilelang kepada masyarakat oleh pucuk adat selaku pimpinan masyarakat adat setempat. Kemudian pemenang lelang
akan memperoleh hak menguasai hasil kolam ini untuk satu tahun kedepan. Bagi masyarakat luar tidak perlu khawatir, karena juga
diperbolehkan memancing dan menikmati hasil kolam ini dengan meminta ijin terlebih dahulu kepada pucuk adat atau pemenang lelang.
G. Pusat Budaya Petalangan Desa Betung terletak 56 km dari Kecamatan Pangkalan Kerinci, dapat
dicapai dengan transportasi darat melewati jalan tanah dan bebatuan. Desa ini adalah Pusat Budaya Petalangan. Di desa ini terletak bangunan Pusat
Budaya Petalangan di tepi sungai yang digunakan untuk berkumpul. Disamping itu, terdapat hutan liar seluas 40 Ha yang dihuni oleh berbagai
jenis pohon berumur ratusan tahun.
4.4.2 Wisata Sejarah
Kabupaten Pelalawan selain memiliki wisata alam juga memiliki beberapa peninggalan Kerajaan Pelalawan dan tempat pemakaman rajanya sebagai wisata
sejarah, yaitu : A. Pemakaman Sultan Mahmud Syah I
Makam Sultan Mahmud Syah I terletak di Desa Pekantua. Sultan Mahmud Syah I adalah Raja Malaka terakhir karena pertempuran dengan Potugis
tahun 1509 hingga tahun 1526 beliau beserta sisa-sisa pasukan gabungan mengundurkan diri ke Pekantua Sungai Kampar. Setelah berperang Sultan
Mahmud Syah dinobatkan menjadi Raja Pekantua Kampar hingga mangkat tahun 1528 digelar dengan Marhum Kampar, dimakamkan di
Pekantua Kampar. Makamnya terletak di Desa Tolam, Kecamatan Bunut
203
dan dapat dicapai dengan kendaraan kapal motor atau speedboat. Mengunjungi makam sultan ini sekaligus dapat melihat beberapa
peninggalan sejarah lainnya seperti meriam kuno, makam raja-raja Pelalawan, bekas peninggalan sejarah di Nasi-nasi Tolam dan sebagainya.
B. Istana Kesultanan Pelalawan 1. Manumbai
Adalah upacara kebudayaan untuk mengumpulkan madu dari pohon. Bagi masyarakat Petalangan, upacara ini adalah sangat sakral yang
dipimpin oleh juragan tuo dan juragan mudo serta tukang sambut. Upacara ini berlangsung semalaman hingga terbit fajar.
2. Lukah Gilo Yaitu merupakan sebuah permainan untuk mendapatkan semacam
kekuatan gaib dari laut dengan memainkan instrumen yang disebut Lukah. Lukah ini didandani dan diselenggarakan oleh beberapa orang.
Pawang yang telah meimiliki kekuatan gaib dapat membuat lukah berpindah, menari, dan melompat seperti penari.
3. Badewo Adalah semacam upacara untuk mengobati orang sakit melalui
kekuatan gaib yang diperoleh seseorang yang disebut ‘Shaman’.
204
Tabel 8. Jumlah Balai Adat Dan Benda-Benda Kuno Menurut Kecamatan Di Kabupaten Pelalawan DataTahun 2003
Kecamatan Balai
Adat Benda-Benda Kuno
Tempat Bersejarah Langgam
- - Kolam Tujuh,
Peninggalan Kerajaan Tambak Segati
Pangkalan Kerinci
- - -
Pangkalan Kuras
1 Buah Peninggalan Satu
Petalangan Beliung, arca, Peralatan Pengobatan,
Peralatan Pertanian dll. -
Ukui - -
- Pangkalan
Lesung - -
- Bunut -
- -
Pelalawan 1 Buah
Meriam, PeralatanKelengkapan
Kerajaan Pelalawan Meriam, Istana Pelalawan,
Makam Sultan Mahmudsyah, Makam
Raja Pelalawan
Kuala Kampar
- - -
Kerumutan - -
- Teluk
Meranti - -
- Sumber : Pelalawan Dalam Angka, 2005
4.5. Program Pembangunan Daerah