225
Dari Tabel 15 di atas didapatkan bahwa harga produk pascapanen hasil perikanan cukup baik dan sangat disukai konsumen terutama ikan asap salai.
Sedangkan produk ikan kering yang dihasilkan oleh nelayan memiliki prospek yang cukup baik untuk di ekspor.
4.9.4 Kelembagaan Pasar
Pemasaran hasil produksi dari usaha-usaha di bidang kelautan dan perikanan di Kabupaten Pelalawan baik hasil tangkapan, budidaya dan
pascapanen belum mengalami kendala yang berarti, hal tersebut disebabkan tingkat permintaan yang tinggi akan produk hasil perikanan. Sistem pemasaran
yang ada di kawasan pesisir ada 2 cara yaitu pemasaran langsung yaitu dari produsen nelayan atau petambak ke konsumen melalui pasar-pasar yang terdekat
dengan lokasi dimana produk dihasilkan dan pemasaran tidak langsung yaitu pemasaran yang dilakukan melalui pedagang pengumpul yang ada di Kabupaten
Pelalawan maupun diluar Kabupaten Pelalawan dan biasanya nelayan memiliki pengumpul masing-masing. Ikan yang dijual ke pedagang pengumpul biasanya
merupakan ikan yang memiliki ekonomis tinggi, sedangkan yang lainnya di jual langsung ke pasar atau tetangga tempat tinggal dan di konsumsi sendiri.
Kelembagaan pasar kawasan pesisir di Kabupaten Pelalawan sama dengan kelembagaan pasar yang lain, artinya pasar yang ada merupakan tempat
pemasaran berbagai macam-macam produk dari berbagai bidang. Dapat disimpulkan bahwa rantai pemasaran usaha-usaha hasil perikanan mulai dari
tingkat nelayan produsen sampai ke tingkat konsumen adalah produsen menjual hasil usaha perikanan ke pedagang pengumpul selanjutnya dijual ke konsumen,
atau produsen langsung ke konsumen atau konsumen membeli langsung ke produsen untuk produk pascapanen.
226
Gambar 7. Tempat Pemasaran Hasil Perikanan
4.9.5 Kelembagaan Modal
Dalam penyediaan kebutuhan modal para petambak dan nelayan diperoleh dari tiga kategori yaitu modal pribadi, pinjaman kepada koperasi dan pinjaman
perorangan. Nilai pinjaman yang diberikan oleh koperasi masih relatif minim, hal ini dikarenakan dana untuk pinjaman berasal dari simpanan anggota. Walaupun
pinjaman yang diberikan relatif kecil namun sangat memberikan manfaat yang sangat besar terutama untuk memutus ”mata rantai” ketergantungan para
petambak dan nelayan terhadap rentenir. Jumlah Koperasi yang memberikan pelayanan terhadap sektor perikanan
ada dua, yaitu Koperasi Bina Pesisir Mandiri Desa Teluk Kecamatan Kuala Kampar dan Lembaga Pengkreditan Masyarakat Desa Kecamatan Pangkalan
Kerinci. Dari dua koperasi tersebut jumlah anggota sebanyak 87 orang dengan simpanan sebesar Rp. 24.830.000 dan volume usaha sebesar Rp. 95.756.000.
Kecilnya besarnya simpanan di dua koperasi hal ini menjadikan pinjaman yang diberikan oleh koperasi kepada para petambak dan nelayan juga kecil.
227
Gambar 8. Tempat Koperasi Bina Pesisir Mandiri
4.9.6 Sosial Ekonomi Masyarakat Pesisir