Merekomendasikan Rancangan Program Strategi Pengembangan Wilayah Pesisir.

188 geografisnya relatif seragam, 2 pola aktifitasnya juga bersifat seragam, dan 3 setiap aktifitas menghasilkan produk yang sama.

4. Merekomendasikan Rancangan Program Strategi Pengembangan Wilayah Pesisir.

Pendekatan MCDM telah banyak digunakan, dikembangkan dan dapat diakomodasi bagi berbagai kriteria yang dihadapi, namun relevan dalam pengambilan keputusan tanpa perlu konversi ke unit-unit pengukuran dan proses normalisasi. Secara umum struktur MCDM sama dengan AHP dimana bobot suatu altematif yang harus diambil, disusun berdasarkan matrik. Jankowski 1995 dalam Subandar 2002, mengelompokan MCDM ke dalam dua kategori, yaitu: multiple atribut decision making MADM, dan multiple objective dicision making MODM. lstilah MADM dipakai apabila pilihan altematif berukuran kecil 5-20 altenatif, sedangkan MODM dipakai apabila berhadapan dengan pilihan altematif yang lebih besar dari MADM. MADM sering dipertukarkan dengan MCDM, sementara itu, pada literatur lain secara terminologi sering juga digunakan istilah multiple criteria analysis MCA, atau multi criteria evaluation MCE. Bidang analisis multi criteria memerlukan sejumlah pendekatan untuk menghitung kriteria yang banyak guna membentuk struktur pendukung proses pengambilan keputusan. Penggunaan teknik MCDM pada beberapa bidang ditentukan oleh beberapa faktor, yakni; i teknik MCDM mempunyai kemampuan dalam menangani jenis data yang bervariasi kuantitatif, kualitatif dan campuran dan pengukuran yang intangible; ii teknik MCDM dapat mengakomodasi perbedaan yang diinginkan dalam penentuan kriteria; iii skema bobot yang bervariasi untuk suatu prioritas atau pandangan dari stakeholder yang berbeda, dapat diterapkan dalam MCDM; iv tidak membutuhkan penentuan nilai ambang seperti pada operasi overlay sehingga kehilangan informasi yang dihasilkan, tidak terjadi akibat penurunan skala dari variabel yang countinue pada skala nominal; dan v prosedur analisis atau agregasi dalam teknik MCDM relatif sederhana Jankowski, 1994; Carter, 1991; Jasen and Rieveld, 1990 dalam Subandar, 2002. Secara umum, struktur MCDM sama dengan analisis hirarki 189 proses AHP dimana bobot suatu alternatif dengan kriteria yang harus diambil disusun berdasarkan matrik. Teknik yang bertujuan mengakomodasi proses seleksi yang melibatkan kriteria multi objective dalam mengkalkulasi pemrasaran diantara kriteria konflik yang terjadi. Bidang analisis ini memerlukan sejumlah pendekatan dengan menghitung banyak kriteria untuk membentuk struktur yang mendukung proses pengambilan keputusan. Beberapa software yang dirancang untuk mendukung analisis ini diantaranya adalah PRIME Preference Ratios in Multiattribute Evaluation. Salo dan Hamalainen 2001, menyatakan bahwa PRIME merupakan alat atau metode yang digunakan untuk melakukan analisa atribut. Di dalam PRIME proses pemunculan pilihan dan sintesa berdasarkan pada: i konversi dari perbandingan kemungkinan perbandingan pertimbangan yang kurang tepat atau kurang jelas ke dalam suatu model pilihan yang spesifik, ii penggunaan struktur dominasi dan kaidah pengambilan keputusan dalam merekomendasikan suatu kebijakan, iii proses permunculan dilakukan dalam sebuah rangkaian kerja. Proses akan berlanjut pada tahap alternatif pilihan teridentifikasi dan akan berhenti jika pengambilan kebijakan direkomendasi dengan nilai alternatif tertinggi. Metode PRIME berdasarkam pada perbandingan rasio tingkat kepentingan dari atribut. Permunculan berdasarkan pada perbandingan dari perbedaan pendapatpilihan tentang pasangan konsekuensi. Perbandingan seperti ini mungkin ditetapkan baik sebagai titik taksiran atau sebagai interval yang mengharuskan batasan linier dari skor atribut tunggal pada suatu alternatif. Beberapa teknik yang telah dibangun untuk mengurangi masalah proses pemunculan model pilihan seperti HOPIE Weber dalam Salo dan Hamalainen, 2001 yang menerima perbandingan holistik dan pemisahan stateman pilihan serta menggunakan program linear untuk mensintesanya ke dalam hasil dominasi, MCRID Moskowitz, Preckel and Yang dalam Salo dan Hamalainen, 2001 menggunakan nilai interval dengan alternatif-alternatif dari atribut, PAIRS Salo and Hamalainen, 1992 dalam Salo and Hamalainen, 2001 memproses statement tidak jelas dari tingkat kepentingan relatif kedalam hubungan dominasi serta 190 memelihara konsistensi model pilihan. Terdapat 3 tiga perbedaan antara PRIME dengan AHP, SMART, MCRID dan PAIRS, yaitu: 1. Perbandingan rasio secara jelas dihubungkan kepada alternatif interval nilai suatu atribut, dengan begitu masalah yang timbul akibat dugaan yang samar dapat dihindari. 2. PRIME mampu menangani pertimbangan pilihan secara holistik yang mana konsekuensi-konsekuensi dibandingkan antar atribut pada semua tingkatan pohon nilai value tree. 3. Rekomendasi keputusankebijakan dalam PRIME dilengkapi dengan informasi mengenai jumlah non-optimasi possible loss of value. Menurut Jankowski 1995 dalam Subandar 2002, secara umum pelaksanaan teknik MCDM dibagi menjadi tiga, yaitu: 1 penentuanpenetapan alternatif, 2 penentuan nilaiskor masing-masing kriteria, dan 3 prioritas pembuatan keputusan decision making preferences. Alternatif yang ditetapkan merupakan pilihan-pilihan yang relevan., seterusnya dari alternatif yang telah ditetapkan, disusun kriteria-kriteria yang mempengaruhi alternatif pilihan. Masing-masing kriteria yang telah disusun diberi nilai. Nilai dapat berupa kuantitatif, kualitatif maupun campuran. Proses normalisasi nilai dari masing- masing kriteria dapat dilakukan dengan menggunakan prosedur standar linier dan non-linier. Sedangkan prioritas pembuatan keputusan dapat diformulasikan dari kriteria yang diambil, dengan membentuk nilai sendiri maksimum atau minimum atau sesuai dengan tingkat keinginan. Proses pemberian nilai menggunakan fungsi agregasi tunggal atau ganda yang menghasilkan satu atau beberapa buah solusi.

3.5. Metode Perancangan Program