148
Lapangan Usaha
2000 2001
2002 2003
2004 63.079,17 71.132,92 77.038,72 87.862,90 110.573,12
A. Pemerintahan Umum 45.306,03
50.770,28 52.721,05
59.931,22 76.121,16
- Administrasi Pemerintah Pertahanan
45.306,03 50.770,28
52.721,05 59.931,22
76.121,16 B. Swasta
17.773,14 20.362,64
24.317,67 27.931,68
34.451,96 - Sosial Kemasyarakatan
1.683,52 1.860,01
2.286,75 2.748,28
3.492,18 - Hiburan Rekreasi
3.599,09 4.352,90
5.083,38 5.937,34
7.523,26 - Perorangan Rumah
Tangga 12.490,53
14.149,73 16.947,54
19.246,06 23.436,52
PDRB Dengan Migas 1.724.620,9
9 2.658.616,7
3 3.536.728,1
6 4.542.098,5
5.514.670,25
PDRB Tanpa Migas 1.586.244,2
9 2.516.431,2
1 3.413.398,0
4.422.262,4 5.367.606,71
Sumber : BPS Kabupaten Pelalawan, 2005 Kondisi geografis Kecamatan Kuala Kampar yang terletak di pesisir
pantai timur pulau Sumatera sangat strategis sebagai jalur perdagangan dan berdampingan dengan kawasan pembangunan pulau Batam dan Karimun, dan
berbatasan langsung dengan negara tetangga Malaysia dan Singapura. Berdasarkan lokasi yang strategis ini, diyakini perdagangan lintas batas antara
Kabupaten Pelalawan khususnya di Kecamatan Kuala Kampar dengan negara-negara sekitarnya secara tradisional telah terwujud sejak lama, dan
diharapkan meningkatkan perekonomian masyarakat pesisir, sehingga pada akhirnya ”Bagaimana mengembangkan strategi wilayah pesisir dalam
meningkatkan pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Pelalawan ?”.
1.2. Perumusan Masalah
Wilayah pesisir Kabupaten Pelalawan adalah ekosistem lahan rawa gambut dan kawasan mangrove, pada wilayah pantai saat ini pengembangannya
ialah untuk kegiatan budidaya perikanan air payau tambak. Laut di wilayah Kabupaten Pelalawan dimanfaatkan sebagai sarana transportasi, namun potensi
pemanfaatan sebagai areal tangkap masih kecil disebabkan kondisi air laut
149
Kabupaten Pelalawan dipengaruhi proses sedimentasi, lahan rawa gambut, limbah industri dan limbah kapal, hutan mangrove sebagai lokasi pengembangan udang,
ikan dan biota laut, mangrove juga sebagai penahan abrasi pantai akan tetapi kebutuhan untuk industri arang dan kayu bulatnya dipasarkan ke Malaysia
mengakibatkan menurunnya luasan mangrove. Hal-hal yang belum dikembangkan adalah menjadi kawasan wisata, industri, dan pelabuhan bertaraf
nasionalinternasional, selanjutnya pengembangan wilayah pesisir harus diarahkan kepada ”strategi membangun dan mengembangkan perekonomian wilayah pesisir
di Kabupaten Pelalawan melalui sektor unggulannya”. Komoditas yang dapat dikembangkan sepanjang pantai pesisir ialah
tanaman sagu dan tanaman kelapa pada sektor perkebunan, mangrove pada sektor kehutanan, budidaya udang, kepiting, kerang dan ikan laut pada sektor perikanan,
penangkaran Burung Walet pada sektor peternakan, dukungan panorama pantai untuk sektor pariwisata merupakan komoditas-komoditas perekonomian yang
menjadi sumber mata pencaharian masyarakat sekitar wilayah pesisir. Diperlukan rumusan dengan mengkaji ”sektor basis apa yang akan mempengaruhi
pelaksanaan pembangunan dan pengembangan di wilayah pesisir Kabupaten Pelalawan ?”.
Masalah wilayah pesisir di Kabupaten Pelalawan secara nyata belum dikembangkan secara optimal menjadi kawasan perekonomian andalan, sehingga
belum mampu mendorong meningkatkan perekonomian masyarakat, sehingga perlu dirumuskan pengembangan potensi dengan pendekatan pada pertumbuhan
perkonomian andalan dalam konstelasi eksternal dan internal, yaitu akan menimbulkan daya tarik dalam persaingan dengan negara tetangga dan
kabupaten-kabupaten lainnya di Provinsi Riau. Oleh karena itu, diperlukan rumusan untuk ”merekomendasikan strategi pembangunan dan pengembangan
wilayah pesisir di Kabupaten Pelalawan ?”.
1.3. Tujuan dan Manfaat Kajian