Rancangan Program Sumberdaya Alam Berbasis Pembangunan

255

5.4.1 Rancangan Program Sumberdaya Alam Berbasis Pembangunan

Ekonomi Wilayah Pesisir Berdasarkan analisis-analisis yang telah dilakukan maka dapat disusun rancangan program pembangunan ekonomi wilayah pesisir Kabupaten Pelalawan. Pembangunan ekonomi wilayah pesisir saat ini didominasi oleh kegiatan pertanian yang telah dimanfaatkan secara maksimal, namun di sisi lain pemanfaatan sumberdaya di sektor perikanan yang memiliki potensi yang besar masih sangat minim. Maka dalam perencanaan ekonomi di Kabupaten Pelalawan saat ini hendaknya diarahkan ke sektor perikanan dengan memperhatikan sustainability atau keberlanjutan dari lingkungan itu sendiri.

5.4.1.1 Perikanan Tangkap

Kegiatan penangkapan perikanan merupakan prioritas utama kebijakan pembangunan wilayah pesisir untuk meningkatkan perekonomian masyarakat yang harus dilakukan oleh Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Pelalawan. Kebijakan yang harus dikeluarkan berdasarkan kondisi eksisting adalah kebutuhan akan sarana dan prasarana tangkap, hal ini perlu dilakukan dikarenakan masih minimnya alat tangkap nelayan untuk mendapatkan ikan yang ekonomis tinggi dan armada tangkapan yang digunakan masih sangat tidak memadai tanpa motor sehingga tidak mampu menjangkau daerah laut yang jauh. Usaha penangkapan ikan yang dilakukan oleh para nelayan di Kabupaten Pelalawan ini sebagian besar masih menggunakan armada tangkapan pompong yang hanya mampu memuat sebanyak satu orang nelayan, dan dalam proses kegiatan melaut armada ini tidak menggunakan motor namun dengan didayung. Dalam proses penangkapan ikan nelayan menggunakan alat tangkap jaring yang ditebar di laut dan dibiarkan selama 12 jam, dimana pagi dan siang harinya nelayan melakukan pengangkatan jaring untuk mengambil ikan yang terjerat. Biasanya nelayan melakukan pemanenan ikan pada pagi hari pukul 06.00 WIB dan sore hari pukul 16.00 WIB. Jarak penangkapan ikan dari tempat awal para nelayan melaut sekitar 1,5 km. Dan akibat minimnya pemanfaatan sumberdaya ikan oleh para nelayan di Kabupaten Pelalawan, menjadikan nelayan daerah lain masuk kewilayah Kabupaten Pelalawan untuk melakukan penangkapan ikan 256 dengan alat dan armada tangkap yang cukup memadai, akibat hal tersebut sering menjadi pemicu konflik antar nelayan antar daerah. Saat ini ada satu armada pengawasan perikanan dalam menjaga teritorial wilayah agar mencegah terjadinya konflik tersebut. Sedangkan nelayan yang menggunakan armada tangkap menggunakan motor dalam penangkapan ikan dilakukan hampir sama dengan yang dilakukan oleh nelayan yang menggunakan armada tangkap pompong. Hanya pada nelayan yang telah menggunakan motor ini biasanya mereka menangkap udang, sehingga dalam perjalanan melaut mereka juga membawa es untuk menjaga kesegaran udang hasil tangkapan. Alat tangkap yang digunakan oleh para nelayan biasanya jala dengan wilayah penangkapan sekitar 3 km dari daerah awal melaut. Dan waktu melaut sama dengan nelayan yang menggunakan armada tangkap pompong. Saat ini hasil tangkapan yang diperoleh oleh nelayan di wilayah pesisir Kabupaten Pelalawan merupakan ikan yang memiliki ekonomis yang masih rendah sehingga dalam penjualan hasilnya memerlukan perlakuan terlebih dahulu added value. Hasil penangkapan nelayan masih sangat minim dimana dalam satu hari dengan dua trip, nelayan hanya mendapatkan ikan sebanyak 50 kg. Dengan harga per kg ikannya hanya sebesar Rp.5.000kg sedangkan hasil tangkapan udang sebanyak 10 kg dan harga jual segar sebesar Rp.10.000kg.

5.4.1.2 Perikanan Budidaya

Pengembangan perikanan budidaya mutlak di perlukan, hal ini didasarkan dengan besarnya potensi sumber daya lahan yang dapat dan berpeluang untuk melakukan pembukaan lahan budidaya. Namun demikian pembukaan lahan untuk budidaya harus memperhatikan kondisi ekologi lainnya. Banyaknya hutan mangrove dengan tipe tumbuhan avicenia bahkan nipah masih terdapat dengan lestari. Saat ini ada tiga jenis budidaya perikanan yang dikembangkan oleh masyarakat di Kabupaten Pelalawan yaitu budidaya tambak, budidaya kolam dan budidaya karamba. Daerah yang memungkinkan untuk melakukan pembukaan lahan di Kabupaten Pelalawan berada di dua kecamatan yaitu Kecamatan Kuala Kampar 257 dan Kecamatan Teluk meranti. Sedangkan sumberdaya ikan yang dibudidayakan dapat berupa jenis udang seperti Udang Windu, Udang Galah. Hal ini didasarkan dengan kondisi lingkungan yang merupakan habitat udang. Dalam pengembangan usaha budidaya ini masyarakat masih terkendala dengan keberadaan dana usaha, sehingga diharapkan adanya terobosan kerjasama antara pihak perbankan dan Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Pelalawan untuk dapat mengucurkan dana pinjaman lunak untuk usaha pengembangan budidaya perikanan. Sedangkan untuk usaha budidaya perikanan di kolam saat ini telah cukup dikembangkan, rata-rata pembudidaya kolam mengembangkan usaha budidaya ikan patin. Namun demikian sampai saat ini usaha budidaya tersebut masih dilakukan secara tradisional, sehingga dalam pengembangannya dibutuhkan usaha intensifikasi untuk dapat meningkatkan produksi kolam tersebut. Keterbatasan ketersediaan pakan terdekat dari tempat budidaya kolam membatasi masyarakat pembudidaya kolam untuk mengembangkan usahanya. Pengembangan usaha budidaya kolam ini hampir diusahakan disemua kecamatan yang ada di Kabupetan Pelalawan, namun berdasarkan data dan hasil survey, daerah yang memungkinkan untuk dikembangkan adalah Kecamatan Pangkalan Kuras, Kecamatan Ukui, Kecamatan Pangkalan Kerinci dan Kecamatan Bunut. Kegiatan usaha budidaya ikan karamba dilakukan di Sungai Kampar dan anak-anak sungai maupun di danau. Saat ini kondisi karamba banyak dikembangkan oleh masyarakat yang berada di Kecamatan Langgam, Kecamatan Pelalawan dan Kecamatan Pangkalan Kerinci. Sedangkan saat ini pembukaan usaha budidaya karamba juga dimulai di daerah-daerah lainnya seperti di Kecamatan Teluk Meranti, Kecamatan Kerumutan, Kecamatan Bunut, dan Kecamatan Pangkalan Kuras.

5.4.1.3 Pengolahan Pascapanen

Pada saat ini kondisi pengelolaan pascapanen di Kabupaten Pelalawan masih dilakukan secara tradisional, ketergantungan akan ketersediaan dari pada bahan baku ikan ekonomis tinggi menjadi kendala. Keterbatasan modal untuk mengembangkan usaha untuk lebih baik hingga produk yang dihasilkan tidak 258 kalah bersaing dengan produk dari luar merupakan kendala yang paling dominan yang ada di setiap unit usaha pengolahan pascapanen perikanan. Saat ini ada beberapa produk yang dihasilkan oleh para unit usaha pengolahan pascapanen yang ada di Kabupaten Pelalawan yaitu ikan asap, ikan kering. Namun yang banyak produk dihasilkan saat ini adalah produk ikan kering, usaha ini dilakukan karena seringnya ikan segar yang dihasilkan tidak habis terjual di pasar. Kebanyakan jenis ikan yang dikeringkan merupakan ikan yang memiliki nilai ekonomis rendah seperti jenis ikan “lomek” ikan bulu ayam, dalam bahasa nasional, sehingga terkadang produk yang dihasilkan kalah bersaing dengan produk dari daerah lain. Selain pengelolan pascapanen perikanan yang sangat tradisional, juga terdapat satu usaha pengelolaan yang sudah cukup maju, yaitu usaha pengeringan ubur-ubur. Dimana produk yang dihasilkan di ekspor ke Negara Cina, namun demikian usaha yang pengolahan ubur-ubur masih bersifat musiman. Dari hasil pengolahan tradisional yang dihasilkan produknya selain dipasarkan di Kabupaten Pelalawan sendiri juga dipasarkan kedaerah lainnya seperti Kota Pekanbaru, Kabupaten Bengkalis, dan lainnya. Oleh karena itu, dibutuhkan perhatian serius dari pemerintah daerah melalui Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Pelalawan untuk dapat meningkatkan usaha pascapanen tersebut dengan cara peningkatan kualitas pengelolaan pascapanen melalui pelatihan dan pemberian pinjaman lunak untuk pengembangan usaha.

5.4.1.4 Kelembagaan Permodalan dan Pasar

Dalam mendukung kegiatan perekonomian di wilayah pesisir diperlukan suatu pengembangan lembaga permodalan dan pasar yang berbasiskan masyarakat nelayan. Perencanaan pengembangan lembaga permodalan dan pasar lebih diarahkan pada : a Optimalisasi lembaga-lembaga pendukung yang telah ada seperti Koperasi Unit Desa KUD, Tempat Pelelangan Ikan TPI, Tempat Pelabuhan Perikanan. Dengan cara peningkatan sarana dan prasarana KUD, TPI dan Tempat Pelabuhan Perikanan, seperti penyediaan air bersih, penyediaan 259 tempat tambatan kapal yang nyaman dan adanya dayasaing harga yang cukup kompetitif. b Pengembangan kelembagaan keuangan yang ada seperti Koperasi Bina Pesisir Mandiri di Desa Teluk Kecamatan Kuala Kampar. c Perlunya pengembangan Bank Mikro untuk dapat menunjang kebutuhan permodalan para nelayan di kawasan pesisir Kabupaten Pelalawan. 5.4.2 Rancangan Program Sumberdaya Manusia Berbasis Penguatan Teknologi dan Pemberdayaan Masyarakat Wilayah Pesisir Strategi mutlak diperlukan dalam menentukan keberhasilan pembangunan ekonomi wilayah pesisir. Penetapan strategi ini bertujuan untuk menetapkan dasar-dasar pembangunan yang akan datang yang didasarkan pada landasan kondisi terkini yang benar tentang permasalahan-permasalahan pembangunan di wilayah pesisir di Kabupaten Pelalawan. Adapun permasalahan-permasalahan yang dimaksudkan adalah persoalan internal masyarakat nelayan menyangkut aspek sosial budaya seperti pendidikan, mentalitas, dan sebagainya. Aspek ini yang mempengaruhi sifat dan karakteristik masyarakat nelayan. Sifat dan karakteristik tersebut dipengaruhi oleh jenis kegiatan usaha seperti usaha perikanan tangkap, usaha perikanan tambak, dan usaha pengolahan hasil perikanan. Kelompok masyarakat ini memiliki sifat unik berkaitan dengan usaha yang dilakukannya. Karena usaha perikanan sangat bergantung pada musim, harga dan pasar, maka sebagian besar karakter masyarakat pesisir khususnya nelayan adalah keras. Dalam pembangunan ekonomi wilayah pesisir harus memiliki karakteristik antara lain; i orientasi kebutuhan, artinya model pengembangan yang hendak diterapkan didasarkan pada kebutuhan suatu kelompok masyarakat pesisir, ii prakarsa lokal local inisiatives, artinya bentuk pengembangan yang dikembangkan harus berdasarkan prakarsa masyarakat lokal, iii pengembangan sumberdaya lokal resources based baik sumberdaya alam maupun sumberdaya manusia yakni keterampilan dan budaya artinya bahwa pengembangan masyarakat pesisir harus dilakukan dalam rangka pengembangan pemanfaatan sumberdaya alam dan peningkatan kualitas keterampilan dan budaya kelompok 260 masyarakat petani ikan, iv kelestarian dan berkelanjutan lingkungan sustainable and friendly environmental, artinya model pemberdayaan petani ikan yang akan dikembangkan harus memperhatikan aspek berkelanjutan lingkungan. Untuk mendukung model pengembangan semacam itu, maka perlu didukung beberapa aspek dan mekanisme kelembagaan yang mumpuni yakni menciptakan suatu mekanisme dan strategi pengawasan program pengembangan yang melibatkan pemangku kepentingan stakeholder yang ada di daerah dan perlunya insentif serta disinsentif bagi wilayah pesisir yang mampu mengimplementasikan program pembangunan wilayah pesisir. Hasil analisis yang dilakukan dalam penelitian ini menggambarkan bahwa wilayah pesisir di Kabupaten Pelalawan memiliki kekayaan sumberdaya perikanan yang potensial. Berdasarkan hal tersebut, bidang perikanan merupakan salah satu bidang andalan yang dapat dijadikan motor engine of growthdalam pengembangan ekonomi wilayah pesisir. Kegiatan perikanan tersebut meliputi budaya silvifisheries, pengembangan teknologi penangkapan dan penanganan hasil perikanan. Selain itu, perlu didukung oleh tersedianya tempat pelelangan dan kelembagaan permodalan. Berdasarkan gambaran tersebut maka strategi pembangunan ekonomi wilayah pesisir di Kabupaten Pelalawan melalui teknologi dan pengembangan SDM adalah : strategi pertama dalam tahap awal pengembangan adalah bidang budidaya silvifisheries, karena kondisi sumberdaya hutan bakau dikawasan ini belum dimanfaatkan secara efisien dan optimal. Dalam kegiatan ini diperlukan teknologi yang digunakan dan pengelolaan lingkungan kawasan yang terkontrol dan teratur. Penerapan teknologi tambak ramah lingkungan pada sistem pertambakan tradisional plus merupakan alternatif yang paling cocok dalam pengembangan tambak silvifisheries dikawasan wilayah pesisir Kabupaten Pelalawan. Selain itu, sebagai prioritas andalan sebagai strategi kedua dalam pembangunan ekonomi wilayah pesisir berupa kegiatan pengembangan teknologi penangkapan di Kabupaten Pelalawan merupakan kegiatan penting untuk diperhatikan, kegiatan ini lebih diarahkan pada penguatan teknologi alat tagkap ikan yang mendukung penangkapan ikan nelayan pada perairan nasional atau 261 teritorial 1, 2, dan 3. Untuk itu, kegiatan pengembangan teknologi alat tangkap ikan ini perlu disosialisasikan kepada nelayan. Untuk mendukung kedua kegiatan ekonomi di atas pengembangan kegiatan penanganan hasil perikanan, pengembangan tempat pelelangan dan kelembagaan modal sangat mendukung dalam menjalankan kegiatan ekonomi di kawasan pesisir Kabupaten Pelalawan. Selain strategi pembangunan ekonomi wilayah pesisir di atas harus didukung pula oleh hal-hal berikut, seperti perlu adanya peningkatan kualitas sumberdaya manusia wilayah pesisir, penguatan kelembagaan masyarakat, penguatan sarana dan prasarana serta adanya pengembangan wilayah pesisir yang sudah mengantisipasi perubahan kedepan. Secara lebih jelas rancangan program pengembangan wilayah pesisir di Kabupaten Pelalawan diuraikan sebagai berikut:

5.4.2.1 Partisipasi Masyarakat

Dalam pembangunan kegiatan ekonomi wilayah pesisir, masyarakat harus ikut dilibatkan. Keterlibatan atau partisipasi masyarakat tersebut dapat berarti keterlibatan dalam proses penentuan arah, strategi dan pelaksanaan pembangunan usaha di kawasan desa pantai. Selain itu, masyarakatpun harus terlibat dalam memikul beban dan tanggungjawab dalam pelaksanaan pengembangan ekonomi yang dilakukan dan juga ikut terlibat dalam menikmati hasil pengembangan yang dilakukan. Keterlibatan aktif masyarakat akan lebih terlaksana apabila kegiatan pengembangan yang dilakukan dirasakan merupakan kebutuhan yang amat penting bagi masyarakat itu sendiri. Partisipasi yang dimaksud terutama yang berkaitan dengan perencanaan pembangunan wilayah pesisir. Pentingnya partisipasi karena partisipasi masyarakat nelayan dan petani ikan merupakan instrumen untuk memperoleh informasi mengenai kondisi, kebutuhan dan sikap masyarakat setempat yang menekankan bahwa tanpa kehadirannya program pembangunan serta proyek-proyek yang dikembangkan dalam sektor perikanan akan gagal. Masyarakat nelayan dan petani ikan akan lebih mempercayai program yang dikembangkan dalam sektor perikanan yang berbasis masyarakat lokal. Hal ini diakibatkan oleh keterlibatan mereka dalam persiapan dan perencanaan, sehingga mereka mengetahui seluk beluk program tersebut dan bahkan merasa 262 memilikinya. Kondisi saat ini dalam sektor-sektor perikanan tidak nampak keikutsertaan masyarakat dalam proses pembangunan. Diharapkan dalam pembangunan masyarakat pesisir dapat mendorong terciptanya partisipasi secara umum common participation bagi masyarakat nelayan dan petani ikan dalam pembangunan karena tercipta persepsi yang kondusif bahwa partisipasi mereka merupakan suatu “hak demokrasi” dalam menunjang pembangunan itu sendiri. Rancangan program yang mengedepankan partisipasi masyarakat dalam pengembangan wilayah pesisir di Kabupaten Pelalawan adalah mengupayakan partisipasi aktif masyarakat sebagai konsep keputusan bottom up berlandaskan pendekatan kearifan lokal yang dapat diterima rancangannya oleh masyarakat untuk menjadi grand design dalam konsep keputusan top down bagi pemerintah kabupaten. Partisipasi yang dimaksud adalah sebagai bentuk campange event dalam perancangan yang demokratis dan otonom dalam menentukan arah kebijakan pengembangan wilayah pesisir yang dikerucutkan dari kerangka perencanaan berwawasan publik public participation.

5.4.2.2 Peningkatan Teknologi dan Kualitas Sumberdaya Manusia

Dalam mendukung pembangunan ekonomi di wilayah pesisir peningkatan kualitas sumberdaya manusia menjadi suatu keharusan. Kegiatan ini meliputi penguasaan pada manajemen usaha, penguasaan teknologi terapan lainnya seperti penangkapan, budidaya, pengolahan dan teknologi terapan lainnya. selain itu, penguasaan pada organisasi dan kelembagaanpun perlu ditingkatkan untuk mendukung terciptanya suatu unit usaha yang handal di wilayah pesisir. Upaya ini akan tercapai jika pembangunan ekonomi di wilayah pesisir didukung oleh teknologi yang mampu memanfaatkan lahan-lahan yang marjinal yang tidak produktif, tanah-tanah berawa dan memanfaatan lahan yang telah ada dan pengembangan teknologi dengan teknologi yang ramah lingkungan. Pembangunan ekonomi wilayah pesisir harus mempertimbangkan keterbatasan aspek pasar dan berorientasi pada nilai pasar serta kesejahteraan petani ikan, sehingga perlu disusun suatu strategi pemasaran untuk menghadapi persaingan global dan fluktuasi perdagangan. 263 Kegiatan dalam mendukung peningkatan kualitas sumberdaya manusia ini meliputi kegiatan pelatihan, pendidikan, pembinaan dan pendamping. Kegiatan ini diharapkan dapat membekali masyarakat tentang bagaimana melakukan suatu usaha yang profesional, bagaimana menggunakan peralatan tangkap, bagaimana melakukan kegiatan budidaya yang ramah lingkungan, bagaimana melakukan kegiatan penanganan hasil perikanan, bagaimana mengembangkan tempat mengelola unit usaha agar dapat berkembang dengan baik dan menjadi unit usaha yang handal di kawasan tersebut sehingga dapat memicu bagi penyerapan tenaga pelelangan, bagaimana memasarkan hasil yang diperoleh dan bagaimana kerja dan pertumbuhan ekonomi wilayah pesisir. Rancangan program untuk merespon teknologi secara terapan dalam mengembangkan wilayah pesisir di Kabupaten Pelalawan adalah mengembangkan teknologi ramah lingkungan untuk mengoptimalkan pengelolaan lahan-lahan yang marjinal yang tidak produktif, tanah-tanah berawa, memanfaatan lahan yang telah ada dan mengembangkan teknologi hasil guna terhadap peralatan tangkap perikanan dan sarana budidaya perikanan. Dalam merespon rancangan program teknologi akan ditentukan oleh rancangan program peningkatan kualitas sumberdaya manusia difokuskan kepada orientasi dan pemahaman wawasan enterpreneurship agar memahami aspek ekonomi, sosial, ekologi dan kelembagaan sebagai aspek pertimbangan perancangan program melalui kegiatan- kegiatan, yaitu; i pelatihan, ii pendidikan, iii pembinaan, dan iv pendampingan. Peningkatan kualitas sumberdaya manusia merupakan paradigma baru pelayanan birokrasi yang responsif dan fleksibel.

5.4.2.3 Peningkatan Kelembagaan

Peningkatan kelembagaan di kawasan pesisir sangat mendukung dalam pengembangan ekonomi di kawasan ini. Pengembangan kelembagaan ini sangat membantu dalam mengakses permodalan dan pemasaran yang biasanya menjadi kendala bagi pengembangan usaha di suatu wilayah. Kegiatan ini meliputi peningkatan kemampuan lembaga-lembaga yang sudah berada di wilayah pesisir baik itu koperasi nelayan, kelompok nelayan maupun organisasi lainnya dalam mengembangkan usaha dengan mendapatkan permodalan, baik permodalan yang 264 berasal dari pemerintah seperti kredit, modal bergulir, dan bantuan-bantuan hibah lainnya maupun bantuan pinjaman dari pihak swasta. Selain itu, lembaga-lembaga yang adapun diharapkan dapat melakukan kemitraan dengan pihak yang terkait dalam pengembangan usaha, terutama dalam pengembangan pemasaran hasil produksi yang telah dilakukan dan proses pengembalian modal. Model pengembangan kelembagaan diharapkan dapat muncul dari masyarakat itu sendiri dan pemerintah hanya menjadi fasilitator saja, sehingga lembaga yang berkembang dapat sesuai dengan keinginan masyarakat. Berdasarkan hal tersebut diharapkan kelembagaan wilayah pesisir dapat berkembang dengan baik dan mendukung pengembangan ekonomi yang berkembang di wilayah pesisir Kabupaten Pelalawan. Rancangan program peningkatan fungsi kelembagaan dalam mendukung pengembangan wilayah pesisir di Kabupaten Pelalawan adalah mengupayakan pemberdayaan lembaga keuangan mikro dengan mengembangkan koperasi yang sudah ada, yaitu Koperasi Bina Pesisir Mandiri Kecamatan Kuala Kampar dan Lembaga Perkreditan Masyarakat Desa-Pangkalan Kerinci untuk bersinergi melakukan kerjasama kemitraan dengan pihak pemerintah kabupaten melalui pengembangan manajemen Badan Usaha Milik Daerah BUMD yang sudah ada PD. Tuah Sekata dan pihak perbankan guna meningkatkan modal usaha dalam pengembangan pengelolan perikanan di wilayah pesisir Kabupaten Pelalawan.

5.4.2.4 Penguatan Sarana dan Prasarana

Dukungan sarana dan prasarana dalam pembangunan ekonomi wilayah pesisir mutlak sangat diperlukan. Hal ini mencakup penguatan sarana produksi seperti ketersediaan peralatan dan bahan dalam kegiatan produksi perikanan seperti peralatan tangkap, perahu dalam kegiatan perikanan tangkap, ketersediaan benih dan pakan dalam kegiatan budidaya tambak, ketersediaan bahan-bahan dalam kegiatan penanganan hasil perikanan. Selain itu, penguatan sarana pendukung pula perlu dilakukan seperti sarana lembaga permodalan, sarana lembaga pemasaran dan adanya pabrik es, cold storage, listrik, saluran air serta sarana transportasi untuk menciptakan mutu dan kualitas hasil produksi yang baik. 265 Rancangan Program penguatan sarana dan prasarana dalam mengembangkan wilayah pesisir di Kabupaten Pelalawan adalah meningkatkan sarana peralatan tangkap dengan revitalisasi sarana kapal tangkap dan perlengkapannya dan mengupayakan ketersediaan bibit unggul dan pakannya serta meningkatkan kualitas pengelolaan pascapanen. Meningkatkan prasarana pengelolaan pengembangan wilayah berupa melakukan perbaikan infrastruktur listrik, sarana air bersih, sanitasi lingkungan untuk meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi kawasan. Sarana transportasi dan industri perikanan perlu ditinjau ulang dengan inovasi disinsentif dan insentif kepada pihak investor dalam upaya meningkatkan pemasaran dan kualitas hasil produk perikanan.

5.4.2.5 Strategi Pengembangan Agribisnis Perikanan Aquabis

Pembangunan wilayah ekonomi pesisir yang berbasis pada kegiatan perikanan harus dilakukan dengan pendekatan bisnis sebagai suatu sistem, yang disebut sistem bisnis perikanan. Sistem bisnis perikanan dapat diartikan sebagai semua aktivitas dalam bisnis perikanan yang saling terkait satu sama lain. Sistem bisnis perikanan tersebut terdiri dari sumberdaya perikanan dari sumberdaya alam yang meliputi perikanan laut, payau, SDM, dan sumberdaya buatan serta adanya sarana dan prasarana. Sub sistem sarana prasarana meliputi perencanaan dan pengolahan kegiatan penyediaan prasarana seperti pelabuhan, pabrik es, cold storage, infrastruktur pada sistem industri serta penyalurannya dan kegiatan pengadaan dan penyaluran sarana produksi seperti BBM, benih, pestisida, mesin dan alat tangkap. Selain itu juga penyediaan sistem informasi yang dibutuhkan petani mengenai teknologi baru, sistem pengelolaan usaha yang efisien, pengerahan tenaga kerja serta unsur terkait lainnya dan produksi perikanan yang meliputi usaha budidaya dan penangkapan yang menyangkut aktivitas pengembangan usaha dalam skala kecil dan besar. Kegiatan ini termasuk didalamnya perencanaan, pengolahan hasil dan pemasaran. Kegiatan perencanaan meliputi perencanaan lokasi, komoditas, teknologi, dan pola usaha tani dan skala usaha yang sesuai agar dicapai tingkat produksi yang optimal dan menghasilkan keuntungan yang maksimal. Kegiatan pengolahan hasil meliputi kegiatan pengolahan sederhana pada petaninelayan tradisional sampai pengolahan dengan 266 teknologi maju di pabrik serta mencakup penanganan pascapanen sampai produk perikanan siap untuk dipasarkan. Kegiatan pemasaran hasil perikanan mencakup aktivitas distribusi dan pemasaran hasil-hasil perikanan atau olahannya untuk memenuhi kebutuhan pasar dalam negeri maupun luar negeri. Dalam pemasaran termasuk didalamnya kegiatan pemantauan distribusi informasi pasar serta pengembangan produk. Rancangan program strategi pengembangan agribisnis perikanan dalam pengembangan wilayah pesisir di Kabupaten Pelalawan adalah sebagai upaya meningkatkan potensi geografis dengan meninjau peraturan daerah atau ketentuan operasional yang berkaitan dengan tata cara bisnis perikanan dan dikaitkan dengan substansi otonomi daerah di bidang perikanan melalui pemberdayaan Badan Usaha Milik Daerah, Koperasi yang sudah ada dan investor lainnya tanpa meninggalkan simpul-simpul kegiatan ekonomi mikro yang telah dirintis masyarakat nelayan dan isterinya dalam kerangka revitalisasi penanaman modal di bidang perikanan. 267 VI. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI KEBIJAKAN

6.1. Kesimpulan